Membentuk Insan Berkepribadian
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
|
| ||
Beasiswa karir ini merupakan beasisiwa ikatan dinas dimana setelah mereka (para penerima beasiswa) lulus mereka akan bekerja di Tzu Chi dengan masa dinasnya adalah n+1 (n adalah masa perkuliahan yang ditempuh oleh mahasiswa). “Cara untuk mengentas kemiskinan itu adalah melalui pendidikan, kemudian semakin berkembangnya Misi Tzu Chi akan membuat kita semakin membutuhkan banyak sumber daya,” ujar Yang Pit-lu, menuturkan latar belakang dibukanya beasiswa karir ini. Selain bertujuan untuk mempersiapkan manusia yang siap mengemban tugas (bekerja) di Tzu Chi nantinya, beasiswa ini juga diberikan guna membantu permasalahan ekonomi yang menjerat masyarakat sehingga mereka tidak perlu memusingkan biaya pendidikan. Kegiatan yang diberi nama Launching Beasiswa Pendidikan ini dihadiri oleh 62 siswa/i dan juga wali mereka, yang datang dari berbagai wilayah di Jakarta. Selain melakukan peluncuran beasiswa, Tzu Chi juga melakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) dengan Universitas yang nantinya akan bekerjasama dalam beasiswa ini yang terdiri dari: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Sint Carolus, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kasih Bangsa, dan Universitas Bunda Mulia.
Keterangan :
Dengan adanya kerjasama beasiswa ini, Lulu kembali menjelaskan bahwa cita-cita untuk membentuk sumber daya manusia yang sepenuhnya mendukung badan Misi Tzu Chi dapat tercapai. “Jadi harapan kita adalah dengan kita memberi beasiswa, selama masa kuliah itu mereka akan didampingi oleh relawan dan mengajak mereka menjadi relawan sehingga di suatu hari saat mereka lulus, mereka tidak hanya menjadi karyawan tapi juga relawan. Supaya mereka bisa memahami mengenai Tzu Chi sehingga mereka tidak hanya menjadi orangnya Tzu Chi tapi juga orang Tzu Chi.” Asnet Leo Bunga, S.Kp, M.Kes, Ketua STIK Sint Carolus, menuturkan bahwa bekerjasama dengan Tzu Chi merupakan suatu kesempatan yang baik karena selain mempunyai kesamaan dalam mendidik karakter dari siswa, mereka dapat juga membantu para mahasiswa yang mempunyai potensi yang bagus untuk tetap menjalankan kuliah tanpa terbebani biaya. “Banyak mahasiswa yang mempunyai potensi bagus, tapi mereka mempunyai hambatan di dalam hal biaya,” ujar Asnet. Dia juga menyisipkan harapan bahwa nantinya para mahasiswa dapat mempraktikkan nilai-nilai Budaya Humanis Tzu Chi untuk selanjutnya menjadikan karakter yang baik dalam kehidupannya. Ingin Menjadi Bagian dari Tzu Chi
Keterangan :
Berbeda dengan Dede, Krisrine Angela, yang kini tengah menempuh pendidikan di STIK. Sint Carolus ini mengaku dahulu dirinya bukanlah orang yang pandai dalam akademis, dirinya merasa tertekan dengan perlakuan orang tuanya yang selalu membandingkannya dengan prestasi orang lain. Hal tersebut menuntutnya untuk tampil sebagai seorang yang mandiri dan memutuskan untuk tinggal di asrama pada masa SMA-nya. Hingga suatu saat dia mencoba untuk sharing dengan murid terpandai di kelas untuk meningkatkan prestasinya. “Murid A bilang kalau dia belajar dengan cara menghafal buku dan murid B bilang kalau dia mau belajar karena dia mau tahu ilmunya. Mereka sama-sama dapat nilai bagus, tapi murid B bilang kalau nilai bagus itu adalah bonus dari apa yang dia pengen tahu,” cerita Angel menuturkan mengenai hal yang membuatnya kembali membuka pemikiran mengenai pendidikan. Masuk menjadi bagian dari Tzu Chi sendiri merupakan hal yang ia pilih, dia juga menjelaskan bahwa walaupun keluarganya tidak kekurangan biaya untuk menyokong biaya pendidikannya, ia tetap ingin menjadi anak yang mandiri dan melalui Tzu Chi, ia ingin membuat orang lain tergerak dan sadar akan lingkungan sekitar. “Kalau lihat aksi Tzu Chi selama ini, Tzu Chi itu aktif dan dia nyata, jadi apabila nanti masa depan kita nggak tau, tapi menurut saya, suatu hal yang tepat adalah masuk ke Tzu Chi. Dan walaupun saya tahu orang tua saya mampu tapi saya mau berusaha mandiri dan berbakti sama Tzu Chi. Ternyata dikasih kesempatan untuk bergabung di Tzu Chi, rasanya terharu, sedih, seneng banget,” ujarnya tersenyum. Jalinan jodoh yang terajut dengan Tzu Chi bukanlah jalinan jodoh yang pendek, namun harapannya siapapun yang berjodoh dengan Tzu Chi akan mempunyai jalinan jodoh yang tanpa poros sehingga semakin banyak cinta kasih yang tersebar di dunia. | |||
Artikel Terkait
Internasional: Perumahan Cinta Kasih Shanlin
11 Oktober 2011Mulai Pulih, Yayah Bahagia dikunjungi Relawan Tzu Chi
15 Juni 2021Setelah satu tahun lebih tidak bertemu akibat pandemi, Yayah merasa bahagia karena kembali bertemu relawan Tzu Chi di tengah kondisinya yang perlahan-lahan pulih dari stroke.