Memberi Perhatian, Bukan Hukuman

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Himawan Susanto
 
foto

* Perhatian dan kehangatan yang diberikan dapat menumbuhkan sikap yang positif dalam diri anak. Seperti yang dilakukan para relawan Tzu Chi saat mengunjungi murid-murid kelas budi pekerti Tzu Chi yang berhalangan hadir.

Berangkat dari tanggung jawab dan kepedulian, sebanyak 22 relawan Tzu Chi pada hari Minggu, 8 Febuari 2009 berkumpul di Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat untuk mengadakan rapat koordinasi acara kelas budi pekerti, sekaligus menyurvei siswa-siswi yang tidak hadir pada kelas budi pekerti bulan lalu. Dalam pertemuan itu, 5 orang relawan ditugaskan untuk mengunjungi 12 siswa-siswi untuk mengetahui lebih jelas alasan mereka tidak hadir di kelas sebelumnya. Dengan penuh perhatian dan tanggung jawab, kelima relawan ini mengunjungi satu persatu rumah anak-anak yang telah terdata.
Tanpa ada yang terlewati, satu persatu rumah murid didatangi. Dengan ramah relawan bertanya langsung kepada anak-anak serta orangtuanya untuk mengetahui alasan dari ketidakhadiran mereka pada kelas budi pekerti sebelumnya. Perhatian dan bimbingan yang ramah menjadi ciri khas dari sikap relawan Tzu Chi yang mencerminkan kedisiplinan dan kasih sayang.

Kunjungan Sebagai Perhatian dan Evaluasi
Sekilas kegiatan ini terlihat sangat berlebihan, hingga anak-anak didik yang tidak datang sekalipun langsung dikunjungi ke rumahnya untuk memperoleh alasan penyebab ketidakhadirannya. Tetapi setelah Goh Poh Peng, salah satu relawan Tzu Chi menjalaskan maksud dari kunjungan ini, barulah dimengerti jika sesungguhnya kunjungan ini adalah untuk mengetahui secara konkrit alasan dari ketidakhadiran siswa kelas budi pekerti Tzu Chi ini. Apakah ketidakhadirannya dikarenakan oleh hal yang wajar, seperti sakit, keperluan keluarga atau dikarenakan hal lain yang sifatnya pribadi dari diri si anak atau orangtuanya. Dengan demikian, pendidik dapat segera mengetahui tindakan preventif apa yang harus dilakukan. Bila ketidakhadirannya disebabkan oleh hal pertama, maka para relawan dapat segera memberikan simpati atau perhatiannya kepada anak didiknya. Tetapi bila ketidakhadiran itu lebih disebabkan oleh hal kedua, maka para relawan dapat segera memberikan pengertian kepada anak-anak atau orangtuanya akan penting dan baiknya kelas pendidikan budi pekerti ini. Namun yang sangat perlu diperhatikan dalam menindaklanjuti sikap negatif anak terhadap kegiatan ini, para pendidik harus tetap memberikan sikap yang positif dan menjauhkan semua tindakan-tindakan yang bersifat menghukum. ¡§Ini adalah pelajaran harapan cinta kasih dan disiplin, maka mengajak dan mendidiknya pun harus dengan kasih sayang,¡¨ kata Pao Phing.

foto  foto

Ket : - Relawan Tzu Chi saat memberikan pengertian kepada salah satu anak didik tentang makna positif dari
           pendidikan budi pekerti. (kiri)
         - Tidak hanya memberikan pengertian kepada anak, relawan Tzu Chi juga menjalin komunikasi dengan
           orangtuanya. Pendidikan akan berhasil jika pendidik dan orangtua di rumah memiliki pemahaman br>            yang sama dalam mendidik anak. (kanan)

Kunjungan siswa ini juga dapat menjadi tolak ukur bagi pendidik untuk mengetahui seberapa baik atau menariknya materi yang diberikan kepada peserta didik. Sebab bukannya tidak mungkin, anak tidak hadir karena ia merasa acaranya tidak menarik dan membosankan. Bila ini yang terjadi, maka ini adalah pekerjaan rumah bagi para relawan -yang membimbing kelas budi pekerti Tzu Chi-untuk dapat membuat program yang lebih menarik lagi.

Evaluasi untuk melihat keberhasilan program ini juga dilakukan dengan mengundang orangtua anak untuk hadir dalam salah satu sesi kelas. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan persamaan persepsi dari orangtua mengenai apa yang diberikan di kelas dan apa yang diharapkan dari sikap orangtua untuk menunjang keberhasilan pendidikan budi pekerti ini. Bila di kelas pendidikan budi pekerti, seorang anak diajarkan untuk duduk dengan sopan, maka sebagai penunjang keberhasilan pelajaran ini orangtua pun harus memiliki cara duduk yang sopan pula. Dengan kesamaan ini, maka nantinya seorang anak tidak akan memiliki pandangan yang bias (kontradiksi) dari pesan yang didapat melalui kelas budi pekerti Tzu Chi dan kehidupan nyatanya. Poh Peng juga menjelaskan, kegiatan mengunjungi siswa dan evaluasi ini rutin dijalankan setiap bulannya. ¡§Kami ingin menanamkan sikap yang positif pada anak-anak mengenai disiplin, tetapi cara kami mengajar dan mendisiplinkan pun harus positif. Tidak akan ada suatu hukuman, yang ada adalah memberikan pengertian dan perhatian,¡¨ terang Poh Peng. Dalam ilmu psikologi dijelaskan, untuk melahirkan seorang anak dengan kepribadian yang sehat, maka harus ditanamkan nilai-nilai yang positif sejak dini. Karena selama dalam tahap perkembangannya, seorang anak akan belajar dari apa yang ia lihat dalam kehidupan sehari-hari. Dan rupanya, cara itu telah dilakukan dengan baik oleh para relawan pendidikan Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Relawan saat sedang mengikuti rapat koordinasi susunan acara pendidikan budi pekerti. Dalam 
           kesempatan itu juga dilakukan evaluasi terhadap program pendidikan budi pekerti yang telah dijalankan.
           (kiri)
        - Goh Poh Peng, salah seorang relawan Tzu Chi yang menangani kelas budi pekerti Tzu chi bagi anak-anak
           Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Menurutnya, dalam menanamkan kedisiplinan, relawan tidak harus
           memberikan hukuman, tetapi perhatian dan pengertian kepada anak. (kanan)

 

Artikel Terkait

Bertukar Budaya dan Belajar Bersama

Bertukar Budaya dan Belajar Bersama

08 Agustus 2016 Pada tanggal 27 Juli – 05 Agustus 2016, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kedatangan rombongan dari SD Tzu Chi Hualien, Taiwan. Kunjungan ini diikuti oleh 26 peserta yang terdiri dari kepala sekolah, guru, relawan 3in1 Tzu Chi Taiwan, dan murid SD Hualien.
Pelajaran dari Sebuah Kunjungan Kasih

Pelajaran dari Sebuah Kunjungan Kasih

14 Januari 2011 Minggu tanggal 9 Januari 2011, relawan Tzu Chi dari He Qi Utara mengadakan kegiatan kunjungan kasih pertama di awal tahun 2011. Sejak pukul 8 pagi relawan mulai berkumpul di Jing Si Books and Café Pluit, dan tepat pukul 9 perjalanan pun dimulai.
Tzu Chi Bandung Membuka Sentra Vaksin Bagi Pelajar

Tzu Chi Bandung Membuka Sentra Vaksin Bagi Pelajar

05 Oktober 2021

Tzu Chi Bandung bekerjasama dengan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Puskesmas Garuda membuka sentra vaksin untuk mempercepat target pemerintah tidak kurang dari 70 % sudah divaksinasi untuk Kota Bandung.

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -