Memberi Perhatian Terhadap Sesama
Jurnalis : Indarto (He Qi Barat 1), Fotografer : Indarto, Bobby (He Qi Barat 1)Anak anak bermain permainan melewati rintangan dengan mata tertutup,
seakan-akan merasakan menjadi orang yang tidak bisa melihat. Dengan dituntun
orangtuanya, anak-anak melewati beberapa rintangan dengan mata tertutup.
“Memberi perhatian kepada orang lain sama dengan memberi perhatian kepada diri sendiri. Membantu orang lain juga berarti membantu diri sendiri”. Salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen tersebut mengingatkan agar kita bisa turut merasakan penderitaan atau kekurangan orang lain terutama kekurangan secara fisik.
Untuk melatih empati anak-anak terhadap hal tersebut, Kelas Budi Pekerti Qing Zhe Ban Kecil yang diselenggarakan di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng Gedung B lantai 5, Minggu 22 Juli 2018 ini mengambil tema “memberi perhatian terhadap sesama”. Ada 31 anak yang mengikuti kelas ini.
Beberapa anak berbagi pengalaman setelah menyelesaikan permainan dengan
mata tertutup.
Kelas yang diselenggarakan satu bulan satu kali ini diawali dengan meditasi berjalan. Kemudian anak-anak diperlihatkan sebuah film pendek yang menceritakan tentang seorang anak kecil yang tidak dapat melihat atau buta sedang menjalankan aktifitasnya bersama sang ayah. Anak-anak sangat terharu, sekaligus bersyukur memiliki mata yang sempurna.
Anak-anak kemudian diajak bermain bersama para relawan. Sebelum menuju ke arena permainan, kedua mata anak-anak ditutup dengan sebuah kain. Mereka lalu dituntun oleh orang tua masing-masing menuju ke lantai 5 tempat permainan diselenggarakan dari lantai 4 tempat kelas diadakan. Secara perlahan tapi pasti, anak-anak tersebut akhirnya sampai ke lantai 5. Di dalam ruang permainan, anak-anak dituntun oleh orang tuanya masing-masing melewati berbagai rintangan.
Beberapa anak memperlihatkan hasil karyanya dalam menggambar anggota
keluarga inti.
Rintangan pertama berupa jalan berliku atau jalan zig-zag. Kemudian ada rintangan berupa palang besi yang mana anak-anak tersebut harus melangkah dan menunduk untuk dapat melewati palang tersebut. Rintangan selanjutnya adalah dua buah terowongan yang dibuat dari kursi dan meja yang disusun. Anak-anak harus merangkak untuk melewati rintangan tersebut.
Rintangan keempat adalah sebuah tanjakan kecil yang dibuat dari bantalan kecil yang disusun sedemikian rupa. Setelah tanjakan kecil ada dua buah tali yang diikatkan ke empat buah kursi, anak-anak juga harus melangkahi tali tersebut untuk melewatinya. Rintangan terakhir adalah sebuah terowongan lagi yang dibuat dari dua buah kursi dengan sebuah meja di atas kursi tersebut dan anak-anak harus merangkak untuk melewati rintangan terakhir tersebut.
Beberapa anak menjelaskan arti dari hasil menggambar anggota keluarga
inti mereka.
Dalam permainan tersebut anak-anak diharapkan dapat membayangkan dan merasakan bagaimana seorang yang memiliki keterbatasan fisik dalam hal ini buta, menjalani aktifitasnya. Dengan permainan ini juga diharapkan anak-anak dapat memberikan perhatian yang baik terhadap orang-orang yang memiliki kekurangan fisik.
setelah permainan, pelajaran dilanjutkan dengan menggambar anggota keluarga inti. Anak-anak diminta untuk menggambarkan anggota keluarga inti dalam kreasi bebas sesuai dengan imajinasi masing-masing. Alhasil, banyak sekali gambar hasil kreasi yang lucu-lucu dalam menggambarkan anggota keluarga inti di dalam sebuah rumah atau lengkap dengan rumah dan kendaraan bahkan peliharaannya masing-masing. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar anak-anak bisa selalu ingat akan kehangatan keluarganya yang berada di dalam satu rumah.
Artikel Terkait
Terima Kasih Mama
28 Desember 2015Perpisahan Awal dari Pertemuan
19 Juni 2019Sebanyak 99 orang peserta mengikuti Kelas Pendidikan Budi Pekerti Tzu Chi (Tzu Shao: setingkat SMP dan SMA). Ada yang baru mendaftar, dan ada pula anggota Tzu Shao yang akan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di kota lain.
Menanamkan Nilai Budi Pekerti Sejak Dini
20 November 2017Penutupan kelas budi pekerti Qing Zhe Ban di komunitas relawan Tzu Chi He Qi Utara 2 berlangsung pada Minggu, 12 November 2017. Banyak hal yang dipelajari anak-anak selama dua jam kelas berlangsung, seperti budi pekerti, moral, dan etika. Anak-anak juga belajar bahasa Mandarin tentang kutipan Kata Perenungan.