Memberi Pertolongan, Menerima Kebahagiaan
Jurnalis : Budi Suparwongso (He Qi Pusat), Fotografer : Budi Suparwongso (He Qi Pusat)
|
| ||
Langit di Jakarta seminggu itu sedang tidak bersahabat rupanya, selain panas di siang hari dan hujan di malam hari ternyata masih ditambah amukan si jago merah sebanyak tiga kali dalam seminggu. Semuanya terjadi di daerah Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Mendapat kabar tentang musibah tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia wilayah He Qi Pusat segera mendirikan posko bantuan korban kebakaran di Krendang Tengah dan di Kampung Bebek pada tanggal 12 April 2013. Sebanyak 7 relawan Tzu Chi memberikan bantuan sebanyak 40 paket kepada warga korban kebakaran di Kampung bebek dan sebanyak 21 relawan Tzu Chi berkumpul di Krendang Tengah pada pagi dan siang hari untuk membantu pengaturan pembagian 115 paket (berisi berbagai macam kebutuhan sandang sehari-hari).”Baksos kali ini dikoordinir oleh Chandra Chaidir Shixiong dan Sarinah Wati Shijie dari He Qi Pusat“. Pagi harinya jam 9, sebanyak 16 relawan He Qi Pusat membagikan kupon paket bantuan, lalu pada pukul 14.30 WIB, Walikota Jakarta Barat, Camat Tambora, dan Lurah Krendang juga ikut hadir di Posko Tzu Chi Tambora untuk secara langsung memberikan bantuan masing-masing sebanyak 38 paket untuk warga RT. 12/02, ditambah 72 paket untuk RT 07/02 dan 5 paket untuk warga RT 04/03. Antrian panjang dan terik matahari tidak menghalangi niat warga yang dengan penuh kesabaran menunggu kedatangan Walikota. Relawan Tzu Chi juga mengisi waktu dengan mengobrol dan menghibur warga yang tengah mengantri, termasuk anak-anak. Jodoh Baik yang Dimatangkan
Keterangan :
Dari acara Sosialisasi Tzu Chi, Lidya mendapat kesan pertama yang sangat positif tentang cara Yayasan Buddha Tzu Chi berbagi dengan sesama. Pandangan Lydia tentang agama Buddha awalnya berbeda, sekarang dia bisa memahami pesan cinta kasih dari Tzu Chi sehingga dia mau ikut bergabung dengan barisan relawan Buddha Tzu Chi Indonesia. Ada hal yang paling memberikan kesan mendalam pada saat acara sosialisasi Tzu Chi, yaitu pemutaran video Master Cheng Yen. Video itu menceritakan mengenai kejadian tahun 1998, Master yang bertemu dengan Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan pendapatnya bahwa kejadian seperti itu bisa terjadi karena adanya jurang pemisah antara yang mampu dan yang kurang mampu. Untuk mengecilkan jarak tersebut kita harus menunjukkan cinta kasih. Menurut Lidya saran Master Cheng Yen tersebut adalah saran yang tidak terduga. “Bagaimana bisa begitu loh. Kita lagi ditindas, tetapi kita harus memberikan cinta kasih,” cerita Lidya yang salut atas nasihat dari Master Cheng Yen. Kali ini adalah pertama kalinya Lidya ikut kegiatan baksos Tzu Chi dan kebetulan kuliahnya libur di hari Jumat, makanya dia sangat senang bisa berjodoh baik dan dia tidak mau ketinggalan kesempatan untuk bersumbangsih bersama Tzu Chi. Sewaktu membagi kupon tadi pagi, Lidya melihat bagaimana budaya humanis relawan Tzu Chi dalam pendekatan pribadi kepada penerima bantuan, di mana relawan mengajak bicara sambil merasakan kesulitan yang dialami oleh warga korban kebakaran. Lidya melihat bahwa relawan Tzu Chi tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga bisa menempatkan diri dan memberikan semangat kepada warga korban kebakaran. Melihat sumbangsih para relawan Tzu Chi, Lidya berkeinginan untuk terus mempunyai jodoh berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Tzu Chi. Senyum Meraih Senyum Tidak ada sama sekali relawan yang mengeluh lelah walaupun sudah bersiap dan bekerja sejak pagi di Posko Bantuan Tzu Chi. Ada yang membereskan meja, kursi, membersihkan tanah sekitar posko, bahkan relawan Tzu Chi yang sudah selesai memberikan bantuan di posko lainnya di Kampung Bebek juga ikut datang membantu pelaksanaan baksos di Krendang Tengah. Sungguh suatu lingkaran kepedulian antar relawan dan lingkaran kebahagiaan yang tak henti berputar berasal dari ketulusan memberi. | |||