Memberi Semangat di Rumah Batin
Jurnalis : Noorizkha (He Qi Barat), Fotografer : Rudy D, Halim Kusin, Philip (He Qi Barat)Sebanyak 34 penerima bantuan dan pendamping mengikuti kunjungan ke Aula Jing Si di Pantai Indah Kapuk yang didampingi oleh relawan pada tanggal 24 April 2016.
Setiap kebajikan yang ditanam di masa ini, Akan menjadi buah kebaikan yang kita petik di hari esok. (Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Pagi itu matahari bersinar cerah, beberapa orang berkumpul di depan gerbang Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng. Mereka adalah para Gan EnHhu (penerima bantuan Tzu Chi) dari He Qi Barat. Pada hari Minggu, 24 April 2016 diadakan kegiatan Kunjungan Kasih Pasien Kasus (KKPK). Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan mengunjungi pasien ke rumah mereka. Namun pada hari itu, para Gan En Hu akan diajak mengenal Tzu Chi lebih dekat di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Untuk itu, sejak pukul delapan kurang mereka sudah berkumpul untuk berangkat bersama. Sebanyak 34 penerima bantuan dan pendamping mengikuti tur yang didampingi oleh relawan, tak terkecuali penerima bantuan dari luar kota yang tinggal di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Relawan zu Chi, Suherman (kanan) memberikan penjelasan kepada Yanti (duduk di kursi roda) dan para Gan En Hu lainnya agar bisa mengenal lebih dekat Tzu Chi.
Memberi Motivasi Melalui Filosofi Master
Elly Wijaya memperkenalkan asal mula Tzu Chi berdiri dan bagaimana Master Cheng Yen dibantu 30 ibu rumah tangga untuk mengumpulkan dana guna menjalankan misi amal. Kemudian dengan dibantu Jhonny dan Suherman, para Gan En Hu diberikan penjelasan mengenai misi amal yang meliputi tujuan, jenis-jenis sumbangan yang diterima dari donatur, dan ragam kegiatannya. Menurut Herny Wati selaku koordinator, sebagian besar penerima bantuan yang diajak Kunjungan Kasih Pasien Kasus adalah mereka yang belum pernah mengunjungi Aula Jing Si. Mereka merasa senang dan penasaran dengan isi dari aula tersebut. kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai misi amal dan mengajak pasien ke Aula Jing Si agar Gan En Hu dapat mengenal Master Cheng Yen yang bercita-cita untuk menyebarkan cinta kasih dan mereka mengetahui darimana asal bantuan yang selama ini didapatkan sehingga para penerima bantuan menjadi lebih bersyukur.
Setelah sharing dari relawan, Gan En Hu dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing tim mengajak berkeliling Aula Jing Si selama satu setengah jam. Dengan sabar tim pemandu menjelaskan setiap makna bangunan yang ada di Aula Jing Si. Salah satu pemandu adalah Suherman. Ia mengajak para Gan En Hu mengunjungi replika rumah Master Cheng Yen sebelum berdirinya Aula Jing Si di Hualien, Taiwan. “Shixiong, shijie bisa bayangkan di tempat sekecil ini Master tinggal bertujuh namun masih memikirkan untuk membantu orang lain,” ujarnya. “Master juga memiliki filosofi bahwa sehari tidak bekerja maka sehari tidak makan,” sambungnya.
Para Gan En Hu juga mendapat kesempatan melihat poster kilas balik mengenai pasien yang pernah dibantu Tzu Chi dan kini sudah dapat menginspirasi orang lain. Pasien yang ditampilkan pada display adalah pasien yang memiliki kekurangan namun mampu ikut membantu orang lain. Dengan penuh semangat Suherman mengajak para peserta untuk ikut termotivasi menyebarkan cinta kasih. Di salah satu poster terdapat foto kegiatan relawan membagikan beras dan tak lupa Suherman menyisipkan Kata Perenungan Master Cheng Yen dalam penjelasannya, “Beras yang dibagikan akan habis, namun aliran cinta kasih yang tercipta tidak akan habis dan akan mengalir sepanjang masa.”
Williyanto (pegang mic) mengaku bersyukur bisa berjodoh dengan Tzu Chi. Ia bertekad setelah sembuh akan bersumbangsih di Tzu Chi.
Kesempatan untuk Berbuat Baik
Setelah diajak berkeliling, para Gan En Hu diberikan kesempatan untuk memberikan sharing. Salah satunya adalah Yanti. Wanita berusia 29 tahun yang berasal dari Biak, Papua ini mengatakan sangat senang bisa berkunjung ke Aula Jing Si dan berkenalan dengan pasien dari daerah lain. Hal senada juga diakui oleh Williyanto. Pria berusia 30 tahun ini merasa bersyukur bisa berjodoh dengan Tzu Chi. Ia mengaku sebelum mengidap kanker ia adalah seorang donatur Tzu Chi, namun kini perbuatan baiknya dibalas dengan bantuan pengobatan lewat misi amal Tzu Chi. Williyanto pun berjanji jika sudah sembuh Ia akan ikut membantu masyarakat yang membutuhkan. Saat di perjalanan menuju ruang makan, Williyanto pun mengatakan bahwa Tzu Chi memberikan pelajaran yang cukup banyak untuknya dan jika bisa berjalan dan sehat, Ia ingin ikut berbuat baik. Saya pun terharu dan membesarkan hatinya bahwa sekarang pun Ia dapat berbuat baik yakni dengan memberikan senyuman untuk orang lain. Karena dengan menciptakan senyum, maka orang yang melihatnya pun akan ikut tersenyum dan bahagia.
Artikel Terkait
Gempa Nepal: Mengenang Masa 20 Tahun Silam
26 Mei 2015 Jalinan jodoh kembali membawa relawan Tzu Chi untuk berkunjung ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Nepal yang diresmikan 20 tahun lalu.Siswa Kelas Budi Pekerti Memaknai Berkah dengan Berbagi
22 Maret 2016Mendukung dan Menyemangati Marcel untuk Sembuh
08 April 2022Marcel Melky Ainusi (8), pasien asal Manokwari Selatan, Papua Barat menjalani pengobatan dan operasi di RSCM Jakarta. Tzu Chi membantu akomodasi, biaya tindakan atau obat yang tidak ditanggung BPJS, dan uang makan selama di Jakarta.