Memberi Tanpa Pamrih

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi memberikan penjelasan tentang Tzu Chi kepada peserta donor darah di Sekolah Amitayus pada Minggu, 19 Desember 2010.

Dari hari ke hari kesadaran masyarakat tentang manfaat donor darah kian tumbuh. Itu terlihat adanya peningkatan jumlah donor saat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan PMI menggelar kegiatan donor darah. Minggu, tanggal 19 Desember 2010 jam 9 pagi, relawan Tzu Chi dari He Qi Utara melakukan kegiatan donor darah rutin 3 bulan sekali yang diadakan di Sekolah Amitayus, Jelambar, Jakarta Barat.

Pagi itu pukul 07.15 WIB, Jusladi Shixiong telah datang ke Sekolah Amitayus untuk mengatur lokasi donor darah dan tempat mengantri para peserta yang akan mendonorkan darahnya. Tak lama kemudian relawan Tzu Chi yaitu Jansen, Jassica, dan Hendry datang membantu memindahkan kursi-kursi dan meja. Mereka bekerja cepat dan sigap. Dalam tempo 15 menit, lokasi telah tersusun rapi dan siap menyambut kedatangan rombongan PMI.

Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB saat satu persatu peserta mulai datang mendaftar. Bun Siat Kong Shixiong mengisi waktu-waktu para peserta yang sedang menunggu dengan berkeliling menceritakan kepada mereka tentang awal berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi dan sejarah Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi. Ia juga memberikan buku saku pengenalan singkat tentang Tzu Chi.

Pukul 09.00 WIB, mobil PMI baru tiba. Setelah relawan membantu petugas PMI menurunkan barang-barang logistik untuk melakukan donor darah, maka satu persatu donor dipanggil dan diperiksa apakah mereka memenuhi syarat kesehatan untuk mendonorkan darah mereka.

foto  foto

Keterangan :

  • Bagi para donor, dapat menyumbangkan darahnya adalah sebuah ladang berkah karena selain bermanfaat untuk kesehatan diri sendiri, darah ini juga bermanfaat bagi orang lain. (kiri)
  • Di Sekolah Amitayus ini relawan Tzu Chi secara rutin menggelar kegiatan donor darah setiap 3 bulan sekali. (kanan)

Para donor yang sudah selesai mendonorkan darahnya beristirahat sejenak di ruang pemulihan. Di sana mereka bisa saling berbincang satu sama lain. Kegiatan donor darah adalah bentuk amal yang sangat mulia dengan memberikan darah yang mengalir di tubuh kita untuk mereka yang membutuhkan. “Saya sudah hampir dua puluh kali mendonorkan darah. Saya senang dan bahagia setiap kali melakukannya. Dalam hati saya selalu berusaha memberi tanpa pamrih sesuai dengan ajaran Master Cheng Yen,” ujar Bun Siat Kong Shixiong.

Hari itu, benih-benih cinta kasih yang Master Cheng Yen ajarkan tertuang dalam bentuk kantong darah dari hasil donor darah. Dalam setiap kantong itu berisi  harapan tulus dan tanpa pamrih. Semoga apa yang diberikan ini akan bermanfaat untuk orang yang membutuhkannya.

  
 

Artikel Terkait

Tzu Chi Salurkan Paket Bantuan Darurat Di Kupang, NTT

Tzu Chi Salurkan Paket Bantuan Darurat Di Kupang, NTT

12 April 2021

Relawan Tzu Chi sudah berada di Kota Kupang dan akan fokus memberi bantuan darurat di wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang yang terdampak.

Bertekad Menjadi Cahaya Dunia

Bertekad Menjadi Cahaya Dunia

16 Agustus 2017

Dalam Gathering Anak Asuh Beasiswa dan Pasien ini tak sedikit tamu undangan dan juga penerima bantuan yang tidak mampu membendung air mata. Mereka begitu terharu saat salah satu penerima bantuan, Annisa Nurrahmania bercerita tentang kondisi keluarganya melalui badai hidup.

Suara Kasih: Sebuah Nasihat dan Rasa Syukur

Suara Kasih: Sebuah Nasihat dan Rasa Syukur

16 Juni 2010
Di Universitas Tzu Chi terdapat kisah seorang siswa yang. Siswa bermarga Li mengalami kecelakaan tiga tahun lalu. Ia tak sadarkan diri selama beberapa bulan. Ibunya mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai guru bahasa Inggris untuk menjaga dan mendampingi anaknya.
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -