Memberi Warna Keceriaan Imlek untuk Akong dan Amah
Jurnalis : Lydia Tjan, Simfo Indrawati (Tzu Chi Medan), Fotografer : Pieter Chang, Muljono Irsan, Dinarwaty, Imelda, Andre Tanvis, Andre Einstein (Tzu Chi Medan)
|
|
||
Sebelum acara dimulai, sembari menunggu kedatangan para muridtiba di Panti Jompo Harapan Jaya, Tzu Ching dan relawan menyapa dan berbincang-bincang dengan akong dan amah. Ada yang memijati tangan amah yang rematik dan ada juga yang memijati kepala Akong. “Hari biasa di sini sepi, saya senang ramai-ramai begini,” tutur Ping Sim, salah seorang penghuni Panti Jompo Yayasan Harapan Jaya, Titi Papan, Medan. Ping Sim yang menderita kelumpuhan sejak lahir, sudah tinggal di panti sekitar 1 tahun. Ia berbagi cerita mengenai masa kecilnya yang karena keterbatasan dana maka tidak mampu untuk berobat. Dikarenakan kesibukan anggota keluarga lain dalam mencari nafkah, Ping Sim dititipkan ke panti jompo ini. Satu persatu, para murid Kelas Budi Pekerti Tzu You yang dibagi berkelompok mulai berdatangan. Di aula panti, relawan mengisi acara dengan menyanyi dan menari bersama akong-amah. Merayakan ulang tahun akong-amah dan para murid yang jatuh pada bulan Februari ini. Dan juga tidak ketinggalan foto kenangan bersama para murid dengan akong dan amah.
Keterangan :
“Chai Sen Dao.. Chai Sen Dao (Dewa Rejeki Tiba)..” Suasana Imlek lebih terasa lagi dengan kehadiran barongsai cilik dan relawan yang berkostum Chai Sen Ye (Dewa Rejeki) diiringi lagu Imlek. Dewa rejeki berkeliling untuk membagikan angpao kepada akong, amah, pengurus dan staf panti jompo, mendoakan agar setiap hari diberkahi keselamatan. Beberapa pertunjukan isyarat tangan yang merupakan budaya humanis Tzu Chi juga tak lupa dipersembahkan untuk menghibur akong-amah, salah satunya isyarat tangan “Apa Khan Cui Gu” oleh Tzu Ching dan Tzu You, semua hadirin bertepuk tangan sambil melihat dan menikmati isyarat tangan lagu yang ceria tersebut. Relawan berbaris berpasangan sambil bergandengan tangan membentuk terowongan. Akong dan amah diajak untuk melewati barisan terowongan relawan. Meskipun akong dan amah ada yang kurang leluasa bergerak, namun terlihat wajah berbinar-binar saat disambut oleh dewa rejeki. Melihat ekspresi bahagia akong-Amah, Aan, salah satu pengurus Panti Jompo Guna Budi Bakti merasa turut gembira. "Merasa kehidupan akong-amah di Panti Jompo ini ibarat hitam-putih, dengan adanya relawan Tzu Chi yang datang mengadakan acara, memberikan warna-warni kehidupan bagi mereka. Dari semua para dermawan yang datang berkunjung, konsep acara yang diadakan oleh Tzu Chi lebih bagus karena lebih bisa menjiwai," Tutur Aan salah satu pengurus Panti Jompo Guna Budi Bakti yang telah mengabdi selama 9 tahun. Belajar Mengasihi dan Menyayangi Orang Tua
Keterangan :
Serangkaian demi serangkaian acara telah dilalui, acara ditutup dengan isyarat tangan "Xing Fu de Lian" oleh 7 murid perempuan. Dan jam makan siang pun tiba, para relawan melayani akong-amah dengan sepenuh hati layaknya orang tua sendiri, beberapa akong-amah terlihat makan dengan sangat lahap disuapi oleh relawan. "Akong..amah..Gan En.." pamit para murid kepada Akong-amah sebagai rasa syukur dan terima kasih atas kebahagiaan karena bisa datang ke panti untuk merayakan Imlek bersama-sama. Sambil melambaikan tangan kepada Akong-amah, para murid didampingi oleh Dui fu Mama, kelompok demi kelompok beranjak keluar meninggalkan ruang aula panti tersebut. Dengan adanya kegiatan kunjungan kasih ke panti jompo ini, berharap para murid dapat belajar dan meneladani bagaimana para relawan memperlakukan akong-amah di panti. Mengutip kata perenungan Master Cheng Yen "Hendaknya setiap orang dapat menyadari, mensyukuri dan membalas budi Orang Tua. Hakikat terpenting dari pendidikan adalah pewarisan cinta kasih dan rasa syukur, yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya". Inilah pendidikan yang senantiasa ditanamkan kepada setiap insan di kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi agar tumbuh menjadi anak yang berbakti, bermoral dan berbudaya humanis. |
|||