Memberi yang Terbaik

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

Para relawan Tzu Chi terus berusaha keras membentuk konfigurasi indah yang akan ditampilkan dalam perayaan Waisak Tzu Chi 2008.

Alunan musik Tzu Chi mengalun di dalam aula Jakarta International Exhibition Centre (JITEC) yang masih kosong melompong. Beberapa hari lagi, tepatnya tanggal 11 Mei 2008, aula besar itu akan dipenuhi oleh ribuan umat Buddha dan para tamu undangan yang akan ikut serta dalam peringatan hari raya Tri Suci Waisak 2552/2008. Peringatan tersebut berupa pemandian Buddha Rupang diselingi pameran visi misi Tzu Chi.

Malam itu, 7 Mei 2008, puluhan relawan Tzu Chi tampak dengan khidmat dan khusyuk mengikuti arahan Tsai Siu Che, relawan Tzu Chi yang selama ini aktif dalam kegiatan ritual Buddhis di Tzu Chi. Semua relawan berbaris rapi, berdiri tegap, memandang lurus ke depan, dan berjalan dengan penuh perhatian mengikuti arahan yang diberikan. Latihan berulang-ulang ini dilakukan agar tercipta konfigurasi gerakan dan bentuk yang indah dipandang. Meski harus mengulangi gerakan yang sama berkali-kali, relawan Tzu Chi tak terlihat jenuh apalagi kelelahan. Malah, tak jarang, yang muncul malah gelak tawa dan canda yang mengiringi gladi kotor malam itu.

foto  foto

Ket : - Usai beraktivitas seharian, relawan Tzu Chi tetap bersemangat mengikuti gladi kotor hingga
           pukul 10 malam. (kiri)
         - Tsai Siu Che sedang mengajarkan Sugianto Kusuma, Agus Rijanto, dan Mansjur Tandiono cara memegang
           gelas kaca yang baik. (kanan)

Gerakan yang belum kompak dan serempak serta lupa akan giliran untuk bergerak adalah beberapa hal yang kadang masih dilakukan oleh beberapa relawan. Hal-hal seperti itulah yang kadang mengundang gelak tawa spontan relawan yang melihat. Namun itu semua merupakan pelajaran yang berharga karena saat itulah kekompakan dan kedisiplinan diasah dan ditempa sesuai dengan perannya masing-masing. Di malam yang kebanyakan orang sudah berada di rumah dan beristirahat bersama keluarga, relawan Tzu Chi malah datang ke JITEC dan melakukan gladi kotor bersama. Rutinitas pekerjaan selama satu hari penuh tak membuat relawan Tzu Chi menyerah untuk tetap memberikan yang terbaik bagi suksesnya acara 4 hari ke depan. Gladi kotor yang dimulai pukul 19.00 ini terus berlanjut hingga pukul 22.00.

foto  foto

Ket : - Ji Shou sedang mengajarkan Agus Hartono cara jalan dan tata cara yang baik pada saat gladi kotor. (kiri)
         - Tsai Siu Che sedang memberikan arahan kepada para relawan Tzu Chi yang terlibat dalam gladi
           kotor. (kanan)

Di sudut lain, Kao Pao Chin bersama relawan Tzu Chi lain tampak sedang mengatur dekorasi ruangan di JITEC. Umbul-umbul besar tampak sudah mulai dipasang di sisi kanan dan kiri panggung. Dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian ia memandang setiap ujung umbul-umbul agar letak dan panjangnya sama benar. Tak lama, semua umbul-umbul itu pun memperindah dekorasi aula JITEC yang awalnya kosong melompong. Memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan, itulah yang selalu diberikan oleh relawan Tzu Chi dalam setiap aktivitasnya.

 

Artikel Terkait

Perjuangan Orang Tua di Balik Pendidikan Liam Kim

Perjuangan Orang Tua di Balik Pendidikan Liam Kim

12 September 2023

Liam Kim, murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng sangat menyadari perjuangan kedua orang tuanya yang dengan berbagai cara mengusahakan agar ia bisa melanjutkan sekolah ke tingkat SMA. Untuk itu ia membantu usaha kedua orang tuanya dan meningkatkan belajarnya hingga mendapatkan beasiswa.

Membuka Hati Opa dan Oma

Membuka Hati Opa dan Oma

10 Juni 2009 Dalam rangka perayaan Waisak dan perayaan Peh Cun (perayaan tradisional Tionghoa –red), Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan mengadakan kunjungan kasih ke Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti, Medan Labuhan, Minggu (24/5) pagi.
Rumah Sehat, Keluarga Bahagia

Rumah Sehat, Keluarga Bahagia

13 Februari 2024

Endang Taslim dan istrinya, Siti Warni menangis bahagia ketika relawan Tzu Chi Bandung menyerahkan kunci rumah sebagai tanda selesainya pembangunan rumah dan menjadi hak mereka. Pun dengan Nasimun dan istrinya, Susmiati.

Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -