Memberikan Edukasi Sejak Usia Dini

Jurnalis : Amy Haryatmi, Fotografer : Megawati, Amy Haryatmi

Setiap sebulan sekali, relawan Tzu Chi Komunitas Kebon Jeruk melakukan kegiatan pelestarian lingkungan. Dalam kegiatan ini, relawan mengajak seluruh masyarakat umum untuk peduli terhadap bumi dan menyingsingkan lengan baju dalam memilah barang daur ulang.

Pengumpulan dan pemilahan barang daur ulang di Komunitas Kebon Jeruk rutin diadakan setiap bulannya pada hari minggu pertama. Acara berlokasi di lapangan blok D Taman Aries, Jakarta Barat, dengan dikoordinir oleh Ridwansyah.  Pada pukul 08.00 pagi, Minggu, 7 Juni 2015, sejumlah 29 orang relawan Tzu Chi Kebon jeruk 1 dan Kebon jeruk 3 melakukan kegiatan pelestarian lingkungan. Kegiatan rutin yang telah berlangsung  beberapa tahun  ini  selalu didukung oleh Widyatmoko Suryoputro selaku ketua RW, bapak Harry ketua RT, Hamzah, dan warga sekitar.

Di antara 29 orang peserta yang hadir, nampak juga tangan-tangan mungil indah yang cekatan turut melakukan pemilahan barang daur ulang. Sesekali terlihat senyum polos di wajah Feden, seorang balita yang  turut  bergiat dalam kegiatan tersebut. Usia Feden sekitar 3 tahun. Setelah beberapa saat melepas stiker dan memilah botol-botol bersama para relawan, Feden tanpa dikomando bekerja sama dengan Mariko mengemasnya  ke  dalam karung. Mariko adalah gadis cantik putri Bapak David yang tidak pernah absen dalam pelestarian lingkungan. Gadis ini tidak membuat pernyataan apapun, namun dari kehadirannya setiap bulan selama lebih dari 2 tahun, cukup membuktikan bahwa  remaja usia 11 tahun ini benar-benar memahami apa arti  berhemat dan mengasihi bumi.

Feden (kiri) dan Mariko (tengah), dan ayah Feden (kaos hijau) bersama-sama mengepak barang daur ulang yang telah dipilah.

Dua orang  anak laki-laki, Afrizal dan Firman, untuk pertama kalinya mereka turut dalam kegiatan pelestarian lingkungan di Taman Aries. Bagi Firman, pemilahan barang daur ulang adalah hal yang telah sering dilakukan di tempat lain. Firman dan Afrizal berkata, “Senang sekali melakukan kegiatan ini, selain menambah wawasan juga bersosialisasi. Kegiatan ini tidak sekedar mengumpulkan barang untuk menghasilkan uang. Tapi lebih bermanfaat yaitu menyelamatkan bumi dan menghambat kerusakan. Bila setiap anak muda mampu memahami apa arti memelihara bumi, maka bumi akan selamat.”

Di saat acara makan bersama, seusai melakukan pemilahan tampak seorang warga hendak menumbangkan  alat pembersih lantai dan tirai lipat serta barang lain yang  masih utuh kepada Tzu Chi. Seketika Mei Li Kosasih menerima dan memberikan contoh kepada para muda serta relawan lain: “Ini seharusnya tidak dibuang, masih bagus dan bisa digunakan. Kalaupun ada cacat sedikit masih bisa diperbaiki,” ujar Mei Lie yang menjelaskan bahwa meskipun kita mampu membeli banyak barang, namun berhemat dan mengurangi dampak lingkungan adalah suatu yang bermakna dalam kehidupan.

Semoga teladan dan ajaran nyata itu memberi  bekal kepada para insan muda, dalam langkah panjang mereka menuju kehidupan sosial. Semoga contoh yang diberikan oleh  relawan dan masyarakat dewasa mampu menjadi upaya merubah gaya hidup mereka  supaya lebih peduli lingkungan. Semoga bumi yang tersakiti mampu pulih kembali, oleh tangan-tangan mungil yang kelak mewarisi dan menikmati.


Artikel Terkait

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -