Memberikan Lebih dari Sekadar Bantuan
Jurnalis : Rudy (Tzu Chi Batam), Fotografer : Rudy, Andy Tan (Tzu Chi Batam)Siti, Ketua Amal Hu Ai Batam Center, berbagai pengalaman dengan format pembahasan kasus.
Minggu, tanggal 8 Desember 2024, merupakan hari yang sangat panjang bagi relawan Tim Amal Tzu Chi Batam. Bagaimana tidak, setelah melayani dan mengikuti Perayaan Natal bersama Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi), 44 relawan perlu lanjut mengikuti Gong Xiu (Pelatihan Bersama). Setiap tahun, Tzu Chi Batam akan mengkoordinasi 4 kali, Gong Xiu (tim) Amal. Gong Xiu yang diselenggarakan oleh Hu Ai Batam Center ini mengusung tema “Langkah Kecil, Dampak Besar; Bantuan yang Menginspirasi dan Menguatkan Tekad”.
Tanpa sambutan yang panjang serta lebar, Gong Xiu langsung masuk ke sesi materi pertama. Siti, Ketua Amal Hu Ai Batam Center, berbagi pengalamannya dengan format pembahasan kasus. Tokoh utama kasus amal kali ini bernama Ali (nama samaran).
Layaknya kisah Gan En Hu (GEH) pada umumnya, Ali hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Ali menderita saraf kejepit yang mengakibatkan kelumpuhan pada kedua kaki. Awalnya Ali hanya mengajukan bantuan kebutuhan hidup, namun relawan mendorong Ali untuk menjalani operasi dan terapi agar setidaknya bisa duduk. Kini Ali sudah dapat berdiri, bahkan berjalan walau masih membutuhkan alat bantu.
Kegiatan Gong Xiu Amal dihadiri sebanyak 44 orang relawan.
Lewat kasus Ali, Siti ingin menekankan bahwa menyalurkan materi hanya bagian kecil dari tanggung jawab relawan. Setiap kali relawan menemui GEH, relawan tidak boleh hanya beri materi lalu pulang. Relawan perlu memberikan kata-kata penyemangat, mendengarkan keluhan dan kekhawatirannya, serta menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangannya. Perhatian yang penuh kasih inilah kerap disebut sebagai “perbuatan amal yang tidak kelihatan”.
Dari awal proses bantuan hingga akhir, perubahan yang dialami oleh GEH tidak hanya terlihat pada kondisi kesehatannya, tetapi juga pada kondisi batinnya. Perjalanan ini menggambarkan betapa besar dampak perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh relawan terhadap GEH Tzu Chi.
Selain membahas kasus pengobatan dan bagaimana relawan menyelesaikan kasus tersebut, Siti juga membagikan lika-liku sebagai relawan amal. Salah satu cerita yang paling menggugah datang dari pernyataan suami Siti, "Kamu kira seragam Tzu Chi ini anti peluru, ya?" Pernyataan ini menggambarkan betapa bahaya dan kumuhnya lokasi yang perlu dikunjungi relawan amal. Siti mengungkapkan bahwa meskipun medan yang harus ditempuh tidak selalu mudah, setiap kali mengenakan seragam Tzu Chi, beliau merasa diberikan kemudahan dan semangat yang luar biasa.
Dari sisi keluarga pasien yang dibantu Tzu Chi, Wina Yunara rasakan sendiri pentingnya dukungan moral dari relawan.
Salah satu cerita yang menggambarkan betapa besar dampak bantuan Tzu Chi datang dari pengalaman pribadi Wina Yunara, relawan Abu Putih sekaligus mantan GEH. Wina menceritakan bagaimana anaknya mengalami kecelakaan lalu lintas dan membutuhkan biaya pengobatan yang cukup besar. Ketika laporan diterima, relawan Tzu Chi langsung melakukan survei ke rumah sakit. Tanpa prosedur yang rumit, bantuan biaya pengobatan diberikan segera. Bantuan materi ini sangat mengurangi beban ekonomi Wina, namun yang paling berkesan bagi Wina adalah kehangatan perhatian yang diberikan oleh relawan Tzu Chi. Kehangatan hati relawan membuat Wina tegar kembali untuk hadapi cobaan, Ia tidak ingin menyia-nyiakan bantuan dan dukungan yang sudah diberikan relawan.
Pengalaman ini membuat Wina sangat bersyukur memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi dan membuatnya memiliki tekad yang kuat untuk ikut menyebarluaskan cinta kasih ini dengan cara bergabung dengan Tzu Chi sebagai donator dan relawan. Wina meluruskan dengan canda, ia bukan “donatur” karena donatur umumnya diasosiasikan dengan dana besar. Wina hanya ingin membalas budi atas dukungan penuh kasih relawan Tzu Chi kepada keluarganya.
Banyak senior-senior tim amal menjawab pertanyaan dari relawaan baru terkait penanganan kasus.
Di akhir sharingnya, Wina mengutip sebuah Kata Perenungan Master Cheng Yen yang terus menginspirasi langkahnya, "Tetesan air dapat membentuk sebuah sungai, kumpulan butiran beras bisa memenuhi lumbung; Jangan meremehkan hati nurani sendiri, lakukanlah perbuatan baik meskipun kecil".
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Peringatan 49 Tahun Tzu Chi
13 Mei 2015 Kebaktian ini sendiri merupakan pelimpahan jasa dari rasa terima kasih kepada para donatur yang telah membantu Master Cheng Yen dalam mendirikan Tzu Chi.Dari Hualien Hingga Pekanbaru
28 April 2014Dengan kemajuan teknologi, asalkan kita bersedia, kita juga bisa bersama-sama dengan Hualien mendengar suara Shifu untuk membaca sutra bersama. Walau jaringan tidak begitu lancar, tapi asalkan ada kesungguhan hati sangat bagus.
Tekad Bervegetaris di Bulan Penuh Berkah
02 September 2019Tzu Chi Surabaya kembali mengadakan acara Bulan Tujuh Penuh Berkah pada Minggu, 24/08/2019 di Kantor Tzu Chi Surabaya. Dalam acara yang rutin diadakan setiap tahun ini relawan mengajak semua yang hadir untuk berikrar bervegetaris, menuliskannya, dan menggantungnya di pohon ikrar.