Memberikan Pelayanan yang Terbaik
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Anand Yahya, YuliatiRibuan warga Sentul, Jawa Barat mengikuti baksos kesehatan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian pada tanggal 19 Agustus 2014. Dengan penuh perhatian, para relawan mengarahkan pasien sebelum melakukan pemeriksaan.
Di antara kerumunan orang-orang yang sedang mengantri di ruang pendaftaran, terlihat seorang wanita tua, tubuhnya tinggi dan kurus, ia berjalan tertatih yang gandeng oleh relawan abu putih menuju ruang pemeriksaan dokter. Wanita tersebut adalah Ijah. Ia bersama putri ketiganya, Ita, memeriksakan kondisi kesehatannya kepada dokter. Sudah setahun Ijah menderita penyakit gula (diabetes). Bahkan sebelumnya, ketika masih berusia 46 tahun, Ijah sudah terkena penyakit pada sarafnya. “Dulu setelah melahirkan anak terakhir, ibu kena penyakit saraf. Tapi karena kurangnya biaya, tidak berobat,” kenang Ita. Setahun terakhir ini, Ijah terkena penyakit gula yang sudah mengeluarkan luka pada kakinya. “Tadi dia (Ijah) ada gula, ada darah tinggi, ada stroke, komplit gitu. Kaki ada luka, kalau tidak diperbaiki takutnya makin dalam bisa bahaya. Di sini nggak ada perban jadi nggak bisa dibersihkan,” kata dr. Anggraini yang menangani Ijah.
Melihat kondisi kaki Ijah yang sudah mengalami luka akibat penyakit diabetesnya, dr. Anggraini memberikan saran kepada Ita agar tetap memperhatikan luka tersebut dengan rajin membersihkan luka. Bahkan dokter juga berpesan agar memberikan makanan yang tidak terlalu banyak mengandung gula, seperti yang masih dikonsumsi Ijah selama ini.
Ijah yang ditemani putrinya, Ita memeriksakan kondisi kesehatan akibat penyakit yang dideritanya. Ia terus mengucap syukur bisa mendapatkan obat tanpa mengeluarkan biaya.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, Ijah hanya bisa berbaring istirahat di rumahnya. Beruntung ia tinggal bersama anaknya yang ketiga sehingga bisa merawat Ijah selama sakit. Ijah telah melakukan pengobatan rawat jalan sebelumnya. Ia bersyukur disaat obatnya akan habis, ada baksos kesehatan di dekat tempat tinggalnya di Cikalahang, Hambalang, Sentul, Bogor. Rumah Ijah yang hanya berjarak beberapa meter menuju Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, Sentul, Bogor yang menjadi lokasi baksos sangat memudahkannya dalam berobat. “Senang bisa berobat gratis, Alhamdulilah mudah-mudahan cepat sembuh,” ucap Ita penuh syukur. “Saya ucapkan terima kasih sudah dikasih obat, kalau beli mah mahal kalau berobat ke puskesmas, tapi ini berobat dan naik mobil nggak bayar. Saya senang,” ungkap Ijah berkaca-kaca menahan air mata. “Saya kan nggak punya uang untuk beli obat, ada obat gratis senang,” kata Ijah sambil mengusap matanya.
Rasa syukur juga terungkap pada diri Heriyana (40). Yana, sapaan akrabnya sudah tujuh bulan menderita stroke pada kedua kakinya, bahkan ia sempat mengalami kelumpuhan. Karena kondisi ekonomi yang kurang, ia pun tidak melakukan pengobatan medis. Ia hanya melakukan pengobatan alternatif dan minum ramuan-ramuan yang disarankan oleh tetangganya. Selain minum obat tradisional, Yana terus melakukan terapi sendiri di rumah dengan latihan berjalan. Walaupun terasa berat dan menyakitkan, ia terus mencoba. Dengan semangat inilah, Yana yang awalnya hanya bisa berbaring mulai bisa merangkak hingga bisa berjalan meskipun belum kembali normal. Melihat kondisi Yana yang demikian, usai diperiksa oleh dokter Yana diberikan alat bantu jalan agar ia bisa melakukan aktifitas kembali. Dengan penuh haru, Yana terus mengucap syukur dan terima kasih kepada relawan Tzu Chi dan TNI atas bantuan alat ini. “Alhamdulilah, terima kasih ya pak,” ucapnya terbata-bata.
Yana (tengah) mulai menggunakan alat bantu berjalan akibat stroke yang sudah tujuh bulan ia derita. Tanpa henti, ia selalu mengucapkan terima kasih kepada orang di sekelilingnya.
Ijah dan Yana merupakan dua dari ribuan warga yang turut memeriksakan kesehatannya pada baksos kesehatan umum yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi dalam rangka memperingati dirgahayu RI dan HUT TNI ke-69 yang akan berlangsung selama tiga hari. Pada baksos ini Tzu Chi bekerjasama dengan TNI POLRI dan institusi lainnya. “Kita (Tzu Chi) di sini hanya bagi kacamata, poli umum, dan poli gigi,” kata dr. Ruth, salah satu tim medis Tzu Chi.
Banyak institut dan LSM lain yang terlibat pada baksos kesehatan kali ini. Kerjasama ini saling mendukung dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk para warga. “Misalnya kalau KEMHAM (Kementrian Pertahanan), Pusri (Pusat Rehabilitasi), ada beberapa pasien kita (Tzu Chi) pasien umum misalnya stroke dia belum punya tongkat, kita kasih tongkat kemudian kalau pinggang sakit dikasih korset sehingga dimana satu pasien bisa holistik, kita (Tzu Chi) obati tapi alat (tongkat) untuk membantu mereka,” tutur dr. Ruth. Pada baksos hari pertama, Selasa, 19 Agustus 2014, tim medis Tzu Chi berhasil menangani 1.000 pasien umum dan 122 pasien gigi. Selain itu Tzu Chi juga membagikan 400 kacamata kepada para pasien yang kondisi matanya plus.
Selain memberikan perhatian pada pasien umum dan gigi, Tzu Chi juga memberikan kacamata kepada para pasien yang kondisi matanya plus.