Memberikan Pendampingan Kekeluargaan

Jurnalis : Suwati (Tzu Chi Batam), Fotografer : Suwati (Tzu Chi Batam)


Rini menceritakan jalinan awalnya bergabung sebagai relawan Tzu Chi, khususnya di misi amal.

Relawan amal yang umumnya disibukkan dengan kegiatan kunjungan ke rumah-rumah pasien peduli kasih, Minggu, 15 September 2019, berkumpul di Aula Jing Si Tzu Chi Batam, lantai 3 untuk saling berbagi cerita. Pelatihan yang dibungkus dalam kegiatan gathering ini kerap disebut Gong Xiu Amal atau pelatihan bersama amal. Kegiatan ini diikuti oleh 53 orang relawan.

Sebelum sesi sharing relawan dimulai, staf Misi Amal Tzu Chi Batam, Budiman terlebih dahulu menjelaskan prosedur yang perlu diketahui oleh relawan jika pasien yang mereka tangani perlu dirujuk keluar kota, khususnya ke Jakarta.

Prosedur yang perlu diketahui relawan dan perlu disosialisasikan juga kepada pasien yang ingin berobat ke Jakarta cukup banyak. Pertama-tama, pasien perlu melengkapi surat rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan rumah sakit. Di tahap ini, relawan juga perlu menulis laporan singkat kondisi pasien. Kedua, relawan perlu memastikan ketersediaan Rusun dengan staf amal Tzu Chi di Jakarta. Sebelum itu, relawan juga perlu memastikan kondisi pasien layak untuk tinggal di Rusun. Ketiga, keluarga pasien perlu minta keterangan layak terbang dengan dokter sebelum memesan tiket. Dan yang terakhir, relawan perlu menjelaskan aturan Rusun Cinta Kasih Tzu Chi, seperti dilarang membawa makanan nonvegetarian, dilarang membawa minuman beralkohol, tidak boleh merokok, menjaga kerukunan antar sesama penghuni rusun, menjaga kebersihan dan kerapian rusun, menjaga dengan baik barang yayasan yang tersedia, memilah sendiri bahan daur ulang, serta pasien dan pendamping diharapkan untuk tidak meninggalkan Rusun tanpa izin kepada relawan di Jakarta.

 

Budiman, staf Amal Tzu Chi Batam menjelaskan tentang prosedur dan persyaratan bantuan pengobatan bagi pasien asal Batam yang perlu dirujuk keluar kota.


Riyanto membagikan pengalaman yang ia peroleh selama mendampingi para pasien penerima bantuan pengobatan Tzu Chi.

Acara kemudian dilanjutkan sharing relawan Tzu Chi Batam, Bun Hiong, Riyanto, dan Rini. Rini memulai sharingnya dengan bercerita bagaimana ia bisa bergabung dalam Misi Amal Tzu Chi. Lewat ajakan dari Linda Kwok, Rini berkesempatan untuk mengunjungi dan memberikan bantuan ke beberapa gan en hu atau penerima bantuan Tzu Chi. Pengalaman ini meninggalkan rasa haru dan syukur yang mendalam di hati Rini. Hal yang sama juga dialami Riyanto. Setelah mengikuti kegiatan amal, dia merasa sangat bersyukur masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk memberi. Walau sering mengikuti kegiatan sosial, namun Riyanto sadar bahwa hanya di Tzu Chi, para relawan bisa mengenal tentang orang yang mereka tolong dan bantuannya juga sangat mendetail.

“Kalau di Tzu Chi ini kita bantuannya sangat detail. Terutama kita bantu dalam sisi menangani penyakitnya berupa bantuan pengobatan. Setelah dia sembuh pun kita masih mengajak dia untuk berbuat kebajikkan di Tzu Chi. Di luar, kita itu cuma sekilas untuk membantu gitu saja. Dan di hari berikutnya, kita mungkin sudah tidak mengenali dia, tapi kita di Tzu Chi bisa tahu sampai di akhirnya,” ucap Riyanto, relawan Abu Putih Tzu Chi Batam.

Sharing berikutnya dilanjutkan oleh Nani, relawan calon Komite Tzu Chi Batam. Berbeda dengan relawan lainnya, Nani memutuskan untuk menceritakan beberapa kasus yang
gagal atau meninggal dunia. Walau relawan telah bersungguh hati mendampingi dan menyalurkan bantuan, namun ketidakkekalan kadang tidak bisa dihindari. Saat ketidakkekalan itu tiba, relawan harus tetap tegar dan menyemangatkan keluarga yang ditinggalkan. Itulah tugas utama relawan, yaitu memberikan pendampingi layaknya keluarga.

 

Wina sedang mengisi formulir pesan dan kesan agar relawan dapat terus meningkatkan kualitas kegiatan gong xiu.

Mendengarkan sharing dari Nani, banyak peserta yang meneteskan air mata haru mereka. Sebagai mantan gan en hu, Wina Yunara sadar bahwa rasa kekeluargaan inilah yang membuat Tzu Chi tidak hanya sebuah yayasan amal, tapi juga sebuah rumah yang penuh kehangatan dan semangat kekeluargaan. Lewat sharing-nya, Nani juga terus menyemangati peserta untuk berani keluar dari zona nyaman dan melawan rasa takut mereka.

“Ini mungkin namanya musibah pembawa berkah. Dulu anak saya yang mengalami kecelakaan dan Tzu Chi bantu. Sekarang saya sendiri mengalami sebagai relawan yang tidak dibayar. Hidup saya sekarang lebih tenang karena sadar ternyata banyak orang yang membutuhkan bantuan. Dan Tzu Chi benar-benar mengalokasikan apa yang sudah donatur berikan ke Tzu Chi kepada orang yang benar-benar tepat,” terang Wina, relawan Tzu Chi Batam.

Acara ditutup dengan pesan cinta kasih dari Nelly, Wakil Ketua He Qi Batam dan Koordinator Tim Peduli Kasih He Qi Batam. Dalam pesannya, Nelly merangkum intisari dari kegiatan hari ini, yaitu misi relawan di misi amal tidak hanya memberikan bantuan materi saja, tetapi juga pendampingan. Dan misi relawan amal bisa dikatakan berhasil jika selain membebaskan gan en hu dari sakitnya, juga bisa menginspirasi mereka untuk melanjutkan estafet cinta kasih ini kepada sesama yang lebih membutuhkan.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Memberikan Pendampingan Kekeluargaan

Memberikan Pendampingan Kekeluargaan

18 Oktober 2019

Agar bisa mempertajam tekad relawan amal, Tzu Chi Batam kembali mengadakan pelatihan bersama (Gong Xiu) bagi para relawan amal. Kegiatan yang diadakan pada tanggal 15 September 2019 ini diikuti oleh 53 orang peserta.

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -