Memberikan Perhatian Warga Filipina
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
|
| ||
Sepulangnya para relawan dari Filipina, sebanyak tiga relawan: Adi Prasetyo, dr. Wang Suryani, Jhony memberikan sharing pengalaman yang diperolehnya selama di tempat bencana. Pada tanggal 5 Desember 2013 bertempat di ruang pertemuan Lt. 5 Gd. DAAI, mereka bertiga berbagi pengalaman yang diperoleh. Sharing pertama diberikan oleh Adi Prasetyo. Dalam sharingnya, ia mengatakan bahwa sebelum kegiatan pembagian bantuan berlangsung terdapat sosialisasi Tzu Chi yang diberikan hanya memakan waktu dua jam dan itu pun warga yang hadir mengikuti sosialisasi dengan penuh seksama. “Orang di Filipina penuh dengan cinta kasih, mereka tahu berterima kasih. Setelah kami tiba di daerah bencana, kegiatan pembagian bantuan dan program pemberian upah kira-kira sudah berjalan selama 3 minggu. Para korban sangat membutuhkan uang ini,” ujar Adi. “Mereka bekerja tidak diperiksa, orang berbaris, membentuk tim mendaftar, diberi tanda bukti seperti nomor, kemudian mereka pergi kerja. Saat kerja juga tidak diperiksa. Selesai bekerja, maka relawan akan membagikan uang kepada mereka. Saya pun bertanya kepada relawan Tzu Chi Filipina, Wei Siong Shixiong, kamu tidak kontrol mereka? kalau mereka pergi tidur bagaimana? Namun uang ini memang akan diberikan kepada mereka, kalau mereka mau bekerja, maka akan lebih baik,” tambahnya. Merasa Tersentuh Hati
Keterangan :
Pada hari kedua yang dilakukan dr. Kimmy sebagai salah satu tim medis Tzu Chi memberikan pemeriksaan. ia bersama tim medis lainnya dari Indonesia, Malaysia, Taiwan, dan lain-lain memberikan pengobatan kepada para korban bencana. Meskipun tempat pemeriksaan sangat kecil, namun pengaturannya sangat bagus dan rapi. bukan hanya ini saja, saat ia ikut membagikan nasi instan kepada warga juga tersentuh dengan kerapian mereka. Pada hari ketiga, dr. Kimmy bersama tim melakukan pembagian bantuan di tempat yang belum pernah mendapat sentuhan bantuan. Bahkan Tzu Chi adalah yang pertama kali datang memberikan bantuan. Disana pun masih pekat dengan bau mayat yang tertimbun puing-puing akibat badai. Meskipun demikian, warga dengan penuh perhatian mendengarkan Tzu Chi saat memperkenalkan diri. “Yang membuat saya sangat terharu ketika tiba-tiba hujan turun deras padahal awalnya sangat panas dan disini tidak ada atap. Yang membuat saya terus menangis nggak bisa berhenti karena meskipun hujan deras tapi nggak ada satupun dari mereka yang bangun. Mereka masih tetap tenang, mereka menghargai Tzu Chi yang sudah datang kesana,” ucapnya. Bukan hanya itu, dr. Kimmy juga terharu akan cinta kasih warga Filipina yang meskipun kesusahan namun masih mau menyisihkan 1 peso, 2 peso untuk membantu orang lain. Demikian juga dengan Jhony yang turut melangkahkan kaki ke Filipina untuk membantu korban bencana di Filipina. Ia pun juga tidak ketinggalan untuk memberikan sharing pengalaman yang diperolehnya pada saat memberikan perhatian kepada warga. Ia juga melakukan Shou Yu (isyarat tangan) bersama relawan lainnya walaupun ia belum pernah mempraktikkan peragaan isyarat tangan. “Shou Yu kita ajarin sekali dan kedua kalinya sebanyak 8.000 korban berdiri dan ikut memperagakan Shou Yu. Saya melihat Shou Yu bisa membuat orang menjadi senang dan lupa akan masalah. Ini kekuatannya,” ujar Jhony. Selain itu, Jhony sharing mengenai kondisi warga yang bekerjasama membersihkan puing-puing bangunan. “Bahkan terdapat warga yang membawa seluruh keluarganya untuk turut bekerja dengan upah 500 peso. Walaupun jika dalam satu keluarga hanya satu orang yang mewakili untuk bekerja tetap upah yang diperoleh nominalnya sama. Ini yang membuat saya terharu karena mereka mau turun semua untuk bekerja ,” tambahnya. Bukan hanya ini saja, Jhony lebih lanjut menceritakan bahwa ada warga yang mengembalikan uang upahnya kepada relawan karena dia merasa tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Jhony juga menceritakan bahwa saat pertama Gurbernur Tacloban menyatakan kesanggupannya untuk membersihkan reruntuhan di sepanjang jalan dengan memakan waktu 3 bulan lamanya. Namun kehadiran Tzu Chi memberikan angin segar dalam pembersihan sampah di sepanjang jalan hanya dengan waktu dua minggu semua sampah sudah dibersihkan. Sehingga kondisi ini yang membuat Gurbernur setempat merasa salut dengan kerja Tzu Chi dalam membantu sesama. | |||
Artikel Terkait
Internasional : Kotak Penyelamat Kehidupan
28 Maret 2011 Pada tanggal 1 Maret 2011 dr. Golovacheva, menerima tas berharga Hematopoietic Stem Cells (HSC) dari dr. Lin Jun-long, Kepala Eksekutif Rumah Sakit Tzu Chi.Mengalirkan Cinta Kasih Lewat Donor Darah
14 Juli 2021Semenjak masa pandemi, persedian darah di PMI Batam kian menipis sehingga sangat dibutuhkan donor darah guna menambah ketersediaan darah. Menanggapi situasi ini, relawan Tzu Chi Batam mengadakan donor darah pada 11 Juli 2021 di Gedung Aula Jing Si Tzu Chi Batam bersama PMI Batam.
Menginspirasi Anak Asuh Beasiswa di Tengah Pandemi
21 Juli 2020Webinar dengan tema Belajar Efektif di Era New Normal diisi dengan sesi sharing oleh Yuniarti, seorang alumni penerima beasiswa Tzu Chi Sinar Mas yang telah menyelesaikan studi S2 melalui beasiswa Australia Awards.