Sebanyak 50 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 mengadakan kegiatan kunjungan kasih pasien kasus ke rumah-rumah penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu).
Pada Minggu, 4 Agustus 2024 sebanyak 50 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 berkumpul di Ruang Budaya Humanis, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Mereka kembali mengadakan kegiatan kunjungan kasih pasien kasus ke rumah-rumah penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu).
Dalam acara tersebut para relawan juga mendapat kesempatan untuk belajar melakukan suvei ulang untuk mengkonfirmasi kondisi penerima bantuan setelah lama diberikan bantuan. Penerima bantuan yang dikunjungi adalah para Lansia kurang mampu yang menderita sakit dan mengalami kesulitan untuk biaya hidup.
Setelah penjelasan singkat, para relawan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menuju ke rumah-rumah para Gan En Hu. Salah satu yang dikunjungi adalah Umiroh (74) yang terlihat sumringah saat dikunjungi relawan. “Saya Umiroh,” ujarnya dengan ramah. Relawan pun segera menuju ke depan rumahnya di unit A 2 no.1B, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.
Di depan tampak 2 buah meja berukuran sedang dengan berbagai makanan ringan dan permen diatasnya yang posisinya berhadapan dengan pintu masuk rumahnya. “Saya berjualan, permen, masakan ringan, mi instan. Lumayan untuk bantu biaya hidup saya,” tutur Umiroh dengan lembut sambil disertai dengan pandangan yang sendu.
Relawan mengunjungi Umiroh yang tinggal seorang diri. Ia merasa senang mendapat kunjungan serta bingkisan dari relawan Tzu Chi.
Umiroh yang tinggal seorang diri merasa senang mendapat kunjungan serta bingkisan dari relawan Tzu Chi. Ia juga menjadi saksi sejarah dibangunnya Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi untuk warga yang terdampak normalisasi pada 2003 lalu. “Saya kena gusur pada 2003, dan pada 2004 saya dipindahkan ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng hingga saat ini. Relawan benar-benar memperhatikan kami ketika mengalami kesulitan. Saya benar-benar merasa bersyukur,” jelas Umiroh yang telah mendapat bantuan Tzu Chi sejak 2018.
Suami Umiroh telah meninggal dunia pada 2004 lalu akibat sakit. Walaupun memiliki dua orang anak, ia terus berusaha mencari nafkah dan tidak ingin membebani anak-anaknya yang kini tinggal jauh di luar kota. “Saya usaha aja seadanya, yang penting saya ga minta-minta (uang) sama orang,” tutur Umiroh. Dalam kunjungan ini relawan juga melihat Umiroh mulai mengalami kesulitan dalam penglihatan, tampak kedua bola matanya merah dan berkaca-kaca.
“Mata ini tidak sakit, tapi setiap bangun tidur pasti perih hingga nanti begitu kena air (mandi) rasa perih itu akan hilang,” jelasnya. Relawan pun menghimbau Umiroh untuk mencoba memeriksakan diri ke RSCK Tzu Chi untuk mengetahui penyakit yang ada di matanya.
Saat dikunjungi relawan, Suwanah sedang duduk di Kasur karena sakit tremor di bagian tangan dan kaki kanannya.
Rumah penerima bantuan Tzu Chi lainnya yang dikunjungi relawan adalah Suwanah (63) yang tinggal di unit A 10 no.3D, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Sejak dua tahun yang lalu, Suwanah mengalami tremor khususnya pada bagian tangan dan kaki sebelah kanan. “Saya sudah dua tahun ini sakit dan tidak berani untuk keluar dan jalan jauh dari rumah,” jelas Suwanah.
Sumiyati, salah satu relawan yang ikut berkunjung merasa sangat tersentuh melihat kehidupan Suwanah yang menerima atas kehidupannya. Meski didera sakit, tetapi Suwanah tetap melayani kebutuhan makan anaknya seperti memasak makanan. Sumiyati pun menghimbau Suwamah untuk menggunakan kartu bpjs yang dimilikinya untuk rutin berobat dan berolahraga sehingga bisa kembali pulih.
Di rumah tersebut, Suwanah tinggal bersama ke dua anaknya, yakni Heri (28) yang bekerja sebagai kernet di sebuah perusahaan pengiriman barang dan anak keduanya Wahyu (19) yang baru saja bekerja sebagai buruh. Suwanah menjelaskan jika sebelumnya ia sempat berjualan makanan di depan rumah tetapi sejak sakit dirinya sudah tidak bisa menambah penghasilan keluarga.
“Heri kadang kerja, kadang tidak, tergantung dari perusahaannya jika dipanggil baru dapat uang, bersyukur Wahyu sudah bekerja sebagai buruh dan perminggu kasih saya sekitar 200 ribu. Sisanya saya mendapat biaya bantuan hidup dari Tzu chi, sehingga kami sekarang hidup cukup, karena itu saya benar-benar sangat berterima kasih Tzu Chi benar-benar memperhatikan saya,” terang Suwanah yang telah mendapat bantuan sejak 2020.
Melihat relawan hadir di rumahnya dan memberikan penghiburan untuk terus menjalani pengobatan membuat Suwanah terharu dan ingin cepat sembuh supaya dapat kembali membantu kedua anaknya. Relawan pun merasa gembira dan bersyukur dapat berjumpa mereka dan memberikan kekuatan sehingga mereka bisa melanjutkan kehidupan dengan penuh semangat.
Editor: Arimami Suryo A.