Bagi Foeng Jie Tju, motivasi dan semangat hidup dari Karmani (baju hijau) dapat diteladani oleh para Gan En Hu lainnya, misal bagi Benny (kaos putih).
“Selalu bersyukur tanpa mengeluh, Hanya dengan begitu mampu menjalani hidup lebih ikhlas dan lebih baik, Cara mengatur orang lain adalah dengan memberikan contoh inspirasi keteladanan tindakan nyata.”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Bertempat di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Pangeran Jayakarta, Jakarta Pusat, He Qi Pusat mengadakan pertemuan rutin dengan penerima bantuan atau biasa disebut Gan En Hu, Minggu 4 Februari 2024. Ini merupakan bagian dari program pendampingan dan penyaluran bantuan Tzu Chi kepada para Gan En Hu, juga sebagai sarana bersilaturahmi antar sesama Gan En Hu.
Dalam pertemuan ini, He Qi Pusat membagikan paket bantuan kepada 145 Gan En Hu yang terdiri dari beberapa kelompok paket bantuan, seperti bantuan susu dan diapers, bantuan biaya hidup, bantuan pengobatan, dan transportasi. Di lokasi yang sama, ada juga pendampingan anak asuh Teratai dari kelompok usia tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah atas.
Pembagian paket bantuan kepada para Gan En Hu selalu berjalan lancar dan rapi.
Ada juga bazaar murah yang menjual busana layak pakai, barang kebutuhan sekolah dan rumah tangga yang juga masih layak pakai. Ini merupakan donasi cinta kasih baik dari para relawan maupun donatur Tzu Chi. Ada pula para relawan yang membagikan paket cinta kasih Imlek dan paket makan siang vegetarian serta snack berupa roti dan jeruk.
Karmani (42) yang berdomisili di Pinang Ranti, Jakarta Timur merupakan Gan En Hu yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojek daring. Pada 2017, kecelakaan menimpanya di tempat ia bekerja. Ia terkena sengatan arus listrik berdaya tinggi. Ia pun dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Karena kondisi lengan kanannya sangat parah, terpaksa harus diamputasi.
Karmani yang saat itu bekerja serabutan, penghasilannya tak menentu. Biaya pengobatan dan biaya rawat jalan mesti ditanggungnya sendiri. Ini sangat membebaninya, apalagi harus menafkahi istri dan tiga anak.
Di tengah kegalauan hidup, saat sedang menunggu antrean berobat jalan di RSCM, tak sengaja ia mendengar informasi tentang program bantuan Tzu Chi bagi masyarakat membutuhkan. Informasi itu didapatnya dari relawan yang kebetulan ada di RSCM dan sedang menangani kasus pengobatan penerima bantuan lain. Dari informasi yang ia dapat, Karmani lalu mendatangi Tzu Chi Center di Pantai Indah Kapuk untuk mengajukan bantuan.
Di sela pertemuan Gan En Hu ada juga bazaar murah.
Foeng Jie Tju yang akrab disapa Tju Tju dari komunitas He Qi Pusat mendatangi rumah Karmani untuk proses survei. Dari hasil survei, pengajuan Karmani pun disetujui. Setiap bulan ia mendapat bantuan biaya hidup. Bantuan tersebut membantunya mencukupi kebutuhan hidup istri dan tiga anaknya. Dengan bantuan ini, Karmani lebih fokus melanjutkan hidup dan memulai pekerjaan barunya sebagai pengemudi ojek daring walau dengan satu lengan.
“Memang awal-awal dulu waktu saya mau mulai mencoba bekerja dengan satu tangan itu susah banget ya, sempat down juga, tetapi lama-kelamaan saya mulai bisa menerima dan terbiasa. Saya dikasih semangat sama Ibu Tju Tju. Alhamdulilah, saya bersyukur. Kalau dulu karena istri saya juga tidak kerja, cuma dagang kopi di sekitar rumah, uang tidak cukup. Setelah saya menerima bantuan rutin setiap bulan dari Tzu Chi sangat-sangat membantu buat di rumah sebagai tambahan selain dari hasil ngojek,” ungkap Karmani.
Foeng Jie Tju hingga kini terus memberi pendampingan pada Karmani. “Awal-awal kami kunjungi dia, kondisinya down dan dia tidak kerja juga. Kami sering kasih semangat, kasih motivasi, jangan menganggap diri dia itu sebagai seorang yang cacat. Kalau dia masih bisa melakukan pekerjaan, ya lakukan pekerjaan yang bisa dia lakukan. Pak Karmani pun mulai bangkit semangatnya lagi, mulai mau mencoba bekerja lagi,” ungkap Foeng Jie Tju.
Relawan membagikan roti dan jeruk kepada para penerima bantuan yang hadir.
Pada Gathering Gan En Hu kali ini, Foeng Jie Tju bertugas sebagai penanggung jawab. Di depan para Gan En Hu lainnya, ia mengajak Karmani berbincang agar semangatnya menginspirasi. Misalnya bagi Benny yang mengalami kelainan di bagian kakinya sejak usia muda, sehingga mengalami lumpuh di seluruh bagian tungkai kakinya. Ia pun datang ke pertemuan Gan En Hu dengan bantuan kursi roda.
“Dulu sebelum Benny menggunakan kursi roda, dia ada dibantu memakai sepatu khusus AFO (sepatu khusus -alat bantu sebagai penguat dan penyeimbang otot dan tulang tungkai kaki untuk bantu pasien berdiri dan berjalan), tetapi belakangan terlihat Benny tidak menggunakan sepatu khusus AFO itu lagi dan terlihat kondisi perangainya dan mentalnya berubah drastis menjadi lebih menurun, emosinya selalu mengeluh, selalu bersungut-sungut dengan kondisi kakinya,” jelas Foeng Jie Tju.
Padahal, tambah Foeng Jie Tju, sebelumnya relawan sering memberikan pendampingan. Relawan bahkan mengajaknya ikut pelatihan komputer. “Kami juga bantu kasih dia laptop, karena ternyata dia juga ada hobi IT, dan dia juga dulu pernah ada pekerjaan desain juga dari komputer lho. Maka saya ajak Pak Karmani ngobrol singkat dengan saya dan Benny untuk bisa menjadi inspirasi juga bagi Benny,” ujar Foeng Jie Tju lagi.
Editor: Khusnul Khotimah