Membersihkan Kegelapan Batin di Hari Waisak 2562 BE

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung)


Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung memperingati tiga hari besarnya yaitu Hari Waisak 2562 Buddhist Era (BE), Hari Ibu Internasional 2018 dan hari Tzu Chi sedunia yang kini telah menginjak usia yang ke 52 di Jing Si Tzu Chi Bandung.

Setiap tahun di minggu kedua pada bulan Mei, insan Tzu Chi memperingati tiga hari besar yaitu Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Berkat jalinan jodoh yang istimewa, insan Tzu Chi bersama masyarakat umum berkumpul bersama untuk berdoa sekaligus melakukan pemandian Rupang Buddha agar setiap insan dapat menghimpun berkah dan karma baik bagi semua makhluk. Pada Minggu 13 Mei 2018 Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung memperingati tiga hari besarnya yaitu Hari Waisak 2562 Buddhist Era (BE), Hari Ibu Internasional 2018 dan hari Tzu Chi sedunia yang kini telah menginjak usia yang ke 52 di Jing Si Tzu Chi Bandung, Jl. Jendral Sudirman, no 628, Bandung.

Sebanyak 122 relawan Tzu Chi turut mendukung serta membantu pelaksanaan acara Waisak. Sementara itu, sebanyak 385 peserta terdiri dari para donatur Tzu Chi dan masyarakat umum mengikuti acara pemandian Rupang Buddha. Makna dari pemandian Rupang Buddha adalah berharap hati cinta kasih dapat bangkit, dalam hati setiap orang terkandung rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih.  Dari lubuk hati semua orang dapat disucikan, masyarakat aman dan sejahtera. Sementara makna Waisak adalah membersihkan hati dari kekotoran batin, seperti sifat kesombongan, keangkuhan, kerakusan, kemarahan dan ketidaktahuan (ragu-ragu) agar semua mahluk hidup mencapai ke-Buddha-an dan mencapai pencerahan batin.


Herman Widjaja (kanan) ketua Tzu Chi Bandung membawa pelita hati pada saat acara prosesi pemandian Rupang Buddha di hari Waisak 2562 BE.


Para relawan Tzu Chi menjadi pembuka untuk melakukan prosesi pemandian Rupang Buddha dengan membawa pelita hari, melati dan air wangi.

Pelaksanaan Hari Waisak berjalan dengan lancar dan tertib. Selain itu, acara berlangsung dengan khidmat, para tamu undangan mendapat pencerahan batin serta ketenangan batin selama mengikuti prosesi pemadian Rupang Buddha. Salah satunya adalah Agus Sugiharto (68). Ia mengatakan kegiatan yang diadakan oleh Tzu Chi begitu menginspirasi semua orang selain dengan kegiatan sosialnya, Tzu Chi pun baik dalam memperingati hari besar ini.

"Sangat bagus sekali dengan peringatan, ini sangat menginspirasi, jiwa saya sangat tenang dan bagus.  Saya merasa setelah mengikuti prosesi pemandian Rupang Buddha pikiran tenang, membuat pikiran saya jadi enteng dan jiwa saya damai," ungkap Agus.

Menurut Herman Widjaja selaku Ketua Tzu Chi Bandung, hari Waisak tahun 2018 ini penuh dengan makna dan sukacita kepada setiap tamu undangan yang hadir serta para relawan Tzu Chi yang telah mendukung dan mempersiapkan acara ini dengan baik.

"Hari Ibu, Hari Tzu Chi, dan Hari Waisak tahun 2018 ini kita adakan dua kali di Jing Si Tang Bandung. Tahun lalu di bawah dan tahun ini kita ada di aula paling atas. Memang suasananya agak berbeda kelihatan lebih khidmat kemudian juga ruangan sangat mempengaruhi. Jadi hari ini kita bersyukur bisa terlaksana dengan baik," kata Herman Widjaja.

Ungkapan Kasih Sayang kepada Bunda


Salah satu tamu undangan yaitu Agus Sugiharto (68) melakukan prosesi pemandian Rupang Buddha yang didampingi langsung oleh Pepeng Kuswati selaku relawan Tzu Chi Bandung.

Sebelum melakukan prosesi pemandian Rupang Buddha, Hari Ibu Internasional menjadi pembuka di hari tiga besar itu. Pada sesi ini anak-anak diberi kesempatan untuk mengungkapkan rasa kasih sayang kepada seorang ibu, mengingat jasa seorang ibu yang begitu besar dan tanpa pamrih untuk buah hatinya. Di acara ini, sepenggal kisah Sutra Bakti Seorang Anak yaitu Gui Yang Tu (Lukisan Kambing Bersujud) turut dipersembahkan oleh para relawan Tzu Chi muda (Tzu Ching). Para hadirin diingatkan kembali kasih sayang orang tua khususnya sang Bunda kepada seorang anak. Setelah itu dilanjutkan dengan ungkapan terimakasih (Gan En) dan ungkapan kasih sayang dari seorang anak kepada ibu dengan cara membasuh kaki ibu serta mengelapnya dengan penuh kasih sayang.

“Terharu dan sekaligus juga senang karena kalau di rumah itu tidak pernah melakukan seperti ini.  Di sini ada satu kesempatan yang baik buat anak untuk menunjukan rasa baktinya dan juga sebagai orang tua kita merasa senang dan bersyukur juga ternyata anak kita bisa loh menunjukan rasa baktinya," ucap Christin (36) salah satu ibu yang mendapat ungkapan kasih sayang dari anaknya.


Anak-anak memberikan ungkapan kasih sayang kepada sang Bunda dengan membasuh kaki serta memeluknya dengan erat pada acara hari ibu internasional. Salah satu tamu undangan, yaitu Christin (paling kanan), mendapatkan ungkapan terimakasih(Gan En) dari anaknya yaitu dengan membasuh kaki serta mengelapnya dengan penuh kasih sayang.


Darrell sedang mencabut bunga mawar yang akan diberikan kepada ibunya yaitu Christin. pada acara hari Ibu internasional.

Christin menambahkan, acara ini mengguratkan kesan yang bagus bagi perilaku anak terhadap orangtua, bagaimana seharusnya anak berbakti kepada orangtua. Berkat jalinan jodoh yang istimewa di hari Waisak ini hendaknya semua orang sepenuh hati bersyukur atas hari hari telah dilalui dengan aman dan tenteram. Selain itu, semoga welas asih senantiasa berkembang dan ketentraman berkah meliputi setiap insan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -