Relawan kantor penghubung Tanjung Balai Karimun mengikuti pelatihan pendalaman misi pendidikan Tzu Chi yang diselenggarakan oleh tim He Xin Jakarta melalui aplikasi Zoom.
Menjadi seorang pendidik hendaknya memiliki hati bagaikan seorang Bodhisatva, dan hati seorang ibu. Selain itu, pendidik hendaknya dapat menyediakan lingkungan yang bernutrisi. Setiap anak bagaikan sebutir bibit tanaman, yang setiap butirnya memerlukan faktor pendukung yang berkualitas seperti tanah yang bagus, air yang jernih, dan hembusan angin yang lembut.
Pada kondisi lingkungan yang baik bibit pasti akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Peran pendidik begitu besar dan mulia bagi generasi muda. Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun merasa sangat perlu mengajak relawan Tzu Chi khususnya pada dunia pendidikan ataupun relawan yang akan menjadi orang tua siswa di sekolah (Da Ai Mama).
Para relawan pendidikan ini diajak untuk mengikuti pelatihan pendalaman Misi Pendidikan yang diselenggarakan oleh tim He Xin Jakarta pada Minggu, 26 Juni 2022, pukul 08.00 WIB melalui aplikasi Zoom.
Su Fei Tan Shi Jie yang memandu pelatihan pendalaman Misi Pendidikan ini menyampaikan bahwa misi pendidikan bukan hanya harus berakar yang kuat namun harus tumbuh berkembang dengan baik ke atasnya. “Sejak anak-anak masih polos, mereka harus diberi pendidikan cinta kasih untuk memupuk ladang batin yang jernih dan murni, untuk itu dibutuhkan cara-cara mendidik dengan penuh energi positif dan bijaksana,” jelas Su Fei Tan yang memandu acara pelatihan pendalaman misi pendidikan.
Megawati menyimak dengan serius materi-materi yang diberikan oleh para narasumber yang menyampaikan materi tentang misi pendidikan Tzu Chi. Megawati yang juga berprofesi sebagai guru les Bimbel merasa sangat beruntung dan bersyukur sebagai seorang pendidik Megawati merasa perlu sekali menggunakan cara atau metode yang baik dan benar untuk anak didik.
Huang Kai Yi Ketua Pembimbing Sekolah Dasar Tianmu di Taiwan yang diundang sebagai narasumber memberi petunjuk untuk Da Ai Mama dan Da Ai Papa cara-cara untuk menjadi sosok orang tua pendamping bagi anak-anak dengan ramah, dan dekat di komunitas.
“Anak-anak adalah guru kita, untuk mendampingi anak, sebaiknya kita menjadi pembimbing, bukan pelatih. Kita harus mampu memandang apa yang dimiliki dalam diri anak dan bukan sebaliknya, kita harus bisa mendengar isi hati anak, dan berempati dengan perasaan anak didik,” ungkap Huang Kai Yi.
Huang Kai Yi membagikan materinya tentang metode berinteraksi dengan anak yang disebut dengan metode sandwich. Metode Sandwich tersebut terdiri dari tiga lapisan, yaitu pada lapisan pertama mengucapkan kata-kata yang baik, lapisan kedua memberi saran, dan lapisan ketiga menyemangati anak.
Betty Theresia Shi Jie Wakil Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mengisi materi kedua dengan tema Berubah dan Beradaptasi. Pada sesi kedua ini Betty dalam materinya menyampaikan dalam mendampingi anak-anak harus membimbing anak sesuai dengan arah dan ajaran yang benar.
“Dengan demikian anak-anak akan bisa menerima dan menciptakan generasi muda yang bijak dan baik. Pendidik itu bagai seorang sopir, harus mengetahui jalan, berani mengambil risiko, tidak boleh tidur," ucap Betty tegas.
Megawati salah satu relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang juga berprofesi sebagai guru les Bimbingan Belajar (Bimbel) merasa sangat bersyukur dapat mengikuti pelatihan pendalaman Misi Pendidikan Tzu Chi.
“Misi pendidikan (Tzu Chi), selain sangat berguna untuk pekerjaan saya, akan saya terapkan juga untuk mendidik anak saya sendiri. Sebagai seorang pendidik saya merasa perlu sekali menggunakan cara atau metode yang benar dalam mendidik, baik anak sendiri maupun anak murid,“ ungkap Megawati.
Hoeng Ngo relawan komite Tanjung Balai Karimun mengikuti pelatihan pendalaman Misi Pendidikan dengan serius. Hoeng Ngo mengatakan akan terus belajar nilai-nilai kehidupan Tzu Chi untuk dirinya.
Hoeng Ngo (50) relawan Komite Tzu Chi mempunyai kesan yang berbeda setelah mengikuti pelatihan Misi Pendidikan Tzu Chi . “Di Tzu Chi saya banyak belajar, seperti pepatah mengatakan hidup sampai tua belajar sampai tua. Ini (pelatihan Misi Pendidikan Tzu Chi ) mengupdate diri saya sendiri”. Kita hendaknya memberi kesempatan anak-anak untuk memegang tanggung jawab sehingga anak-anak memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak dan siap menerima tongkat estafet (tanggung jawab)” Lanjut Hong Ngo.
Pada pelatihan pendalam misi pendidikan juga ditayangkan video Lentera Kehidupan Master Cheng Yen yang intisarinya adalah “Lahan yang luas siap menunggu kita untuk menanam benih, jangan menyia-nyiakan waktu, harus lebih berani maju untuk membimbing lebih banyak orang lain “.
Di penghujung pelatihan Liu Su Mei Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyampaikan pesan cinta kasih untuk semua peserta pelatihan Pendalaman Misi Pendidikan Tzu Chi. Liu Su Mei mengingatkan akan filosofi pendidikan Tzu Chi dan nilai-nilai budaya Humanis Tzu Chi serta menyampaikan nasehat-nasihat Master Cheng Yen kepada Insan Tzu Chi.
Seperti kata perenungan Master Cheng Yen yang mengatakan “Pendidikan anak adalah mengajarkan tata krama, mengasuh budi pekerti, menunjukkan jalan, dan memandu ke arah yang benar “. Semoga kita semua bisa menjadi seorang pembimbing yang baik yang bermanfaat bagi anak-anak.
Editor: Anand Yahya