Membina Generasi yang Bertata Krama
Jurnalis : Siti (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly, Yogie Prasetyo, Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)
Para Xiao Tai Yang begitu senangnya saat bersama-sama memperagakan isyarat tangan.
Pertumbuhan dan Perkembangan merupakan suatu proses dan peristiwa yang terjadi pada setiap manusia. Pada masa kanak-kanak, perkembangan terjadi sangat cepat. Tidak hanya dari apa yang tampak saja seperti berat badan dan tinggi badan, tapi juga dari segi yang lain seperti berpikir, berbahasa, dan berperilaku.
Sebagai wadah bagi perkembangan anak-anak yang lebih baik, Minggu, 16 Juli 2017, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan penyambutan tahun ajaran baru Kelas Budi Pekerti 2017-2018. Sebanyak 56 anak Xiao Tai Yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Para orangtua tampak menggandeng buah hatinya untuk mengikuti kelas budi pekerti.
Kelas Budi Pekerti sangat bermanfaat bagi perkembangan anak-anak. Di sini anak-anak berbaur dan berinteraksi dengan teman-teman yang lain. Anak-anak juga belajar banyak hal seperti mengambar, bermain dan menonton namun semua aktivitas tersebut selalu mengandung pelajaran budi pekerti.
AA Shijie menjelaskan Tata Krama Tzu Chi kepada para Xiao Tai Yang.
Para Xiao Tai Yang langsung mempraktikkan apa yang sudah diajarkan.
Kegiatan penyambutan ini diawali dengan memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen dan dilanjutkan dengan pembacaan sepuluh sila Tzu Chi. Relawan AA menjelaskan tata krama kepada para Xiao Tai Yang.
“Kenapa kita harus mempelajari Tata Krama di Tzu Chi? Karena biar ada keindahan dalam organisasi dan kekompakan.” ucap AA. Para Xiao Tai Yang juga memperagakan lagu isyarat tangan.
Untuk membimbing anak-anak, tentu harus ada guru atau orangtua. Di kelas ini anak-anak mempunyai papa dan mama yang akan membimbing mereka. Para mama dan papa kemudian memperkenalkan diri kepada para Xiao Tai Yang baru yang masih belum mengenal para mama dan papa.
Orangtua para Xiao Tai Yang turut gembira saat memperagakan isyarat tangan.
Para Xiao Tai Yang berfoto bersama.
Pek Lie (54) selalu menemani cucunya mengikuti kelas budi pekerti. “Semenjak Tressie ikut kelas budi pekerti dia semakin ada welas asih jika ketemu orang tua dia akan bantu dan bisa bantu jaga adiknya. Ini sangat baik bisa mendidik anak-anak sejak kecil mulai dari tata tertib dan beramal,” ujar Pek Lie.
Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, “Binalah cinta kasih di dalam hati sejak masa kecil, maka setelah dewasa tentu tidak mudah berperilaku menyimpang dan menciptakan masalah di dalam masyarakat.” Misi pendidikan kelas budi pekerti ini menjadikan generasi penerus bisa bertata krama dan berakhlak baik.
Editor: Khusnul Khotimah