Membina Kebijaksanaan Lewat Pelatihan Relawan Abu Putih

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Liani (Tzu Chi Medan)

Sebanyak 137 relawan dan 50 panitia mengikuti kegiatan pelatihan relawan Abu Putih ke-2 di tahun 2022 yang diadakan Tzu Chi Medan.

Pada Minggu, 26 Juni 2022, Tzu Chi Medan mengadakan pelatihan relawan Abu Putih ke-2 di tahun 2022 yang bertempat di Kantor Tzu Chi Medan Jln.Kompleks Cemara Asri Boleuvard Raya No.1G Medan. Pelatihan dengan tema Hexin, Hongfa, Zaufu Yuan (bersatu hati untuk menyebarkan Dharma dan menciptakan berkah) ini diikuti oleh 187 relawan yang terdiri dari 50 panitia dan 137 peserta pelatihan.

Pada pukul 08.00 WIB, para peserta mulai memasuki ruangan pelatihan. Ketua kelas Yenny Liu mengajak seluruh peserta untuk mengucapkan yel-yel pelatihan yaitu Zhifu, Xifu, Zaizaofu yang artinya menyadari, menghargai, dan menciptakan berkah. Kemudian pelatihan relawan Abu Putih ke-2 dipandu oleh relawan Lina Kosnen. Kegiatan diawali dengan penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen, dilanjutkan dengan bersama-sama menyanyikan lagu Mars Tzu Chi dan melafalkan 10 Sila Tzu Chi.

Memasuki materi, relawan Indra Ramli menceritakan kisah Master Cheng Yen mencari jalan kehidupan. “Betapa kuat tekad Master Cheng Yen dari kecil hingga remaja. Kita sebagai muridnya harus meneladani semangat dan tekad beliau. Harapan saya para peserta pelatihan harus tekun dan tulus hatinya dalam melaksanakan kegiatan Tzu Chi. Serta terus berjalan di jalan Bodhisatwa,” kata Indra Ramli.

Handra Sikoko (kanan) menceritakan Filosofi Misi Amal Tzu Chi, dilanjutkan dengan talkshow bersama relawan misi amal, Budi Dharmawan(tengah) dan Ardi Wijaya(kiri).

Memasuki materi ke dua, yaitu Filosofi Misi Amal Tzu Chi dibawakan relawan Handra Sikoko. Misi amal adalah akar dari semua Misi-Misi Tzu Chi. Berasal dari niat yang tulus dari Master Cheng Yen dan menjadi teladan bagi kita semua. Dengan mengikutsertakan orang yang mampu untuk memberi bantuan kepada yang kurang mampu. Membimbing yang kurang mampu menjadi orang yang mampu. Membantu yang lain sesuai kebutuhan. Melakukan semua ini dengan berpedoman ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan bersungguh hati.

“Melalui penanganan kasus dapat mendatangkan perubahan pada diri sendiri dan kehidupan para penerima bantuan. Bisa memahami makna sejati dari sebuah kehidupan. Sangat berharap relawan mau ikut terjun menjadi relawan pengurus pasien kasus. Dimana Master Cheng Yen mengungkapkan, ketika melihat penderitaan kita bisa menjadi lebih bersyukur atas kehidupan kita,” jelas Handra Sikoko.

Pada kesempatan ini juga diadakan talkshow dengan relawan yang terjun di Misi Amal Tzu Chi, yaitu relawan Budi Dharmawan dan Ardi Wijaya.

Budi Dharmawan adalah relawan yang saat ini menjadi Koordinator Misi Amal di Tzu Chi Medan. Menurutnya, di Tzu Chi relawan dilatih menjadi orang yang baik salah satunya melalui kegiatan di misi amal.

“Di misi amal saya menemukan cinta kasih yang lebih besar. Untuk mereka yang sakit dan menderita, kita selalu menghargai jalinan jodoh dan memberikan bantuan. Membimbing mereka memberikan berkah kembali,” kata Budi Dharmawan.

Berbeda dengan Ardi Wijaya yang menjalin jodoh baik dengan Tzu Chi dari keluarganya yang awalnya dibantu Tzu Chi. “Saya merasakan perhatian dan bantuan yang telah diberikan kepada kami ketika sedang kesusahan. Sekarang kita tidak dibantu lagi. Akhirnya saya menjadi relawan dan ikut terjun di misi amal, memberikan bantuan bagi mereka yang memerlukan bantuan,” ungkap Ardi Wijaya.

Relawan Tony Honkley menjelaskan perlunya pelestarian lingkungan dengan konsep 5R (Rethink, Reduce, Repair, Reuse, Recycle).

Memasuki materi ke tiga, relawan Tony Honkley membawakan materi Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi. Ia pun memaparkan pentingnya pelestarian dan peduli lingkungan dengan menjelaskan konsep 5R (Rethink, Reduce, Repair, Reuse, Recycle).

“Seperti yang kita ketahui, bahan bahan non organik yang tidak terurai dengan baik dapat merusak lingkungan dan komunitas hewan. Mengurangi pemakaian bahan-bahan berbahaya seperti plastik, styrofoam, kertas, botol kaca, dan lain lain dapat mengurangi bencana alam seperti banjir, pemanasan global, dan lain-lain,” jelas Tony Honkley.

Dalam kegiatan ini, relawan juga diberikan pengetahuan tentang pentingnya menggunakan barang-barang yang bisa didaur ulang.

Untuk materi ke empat, para peserta diajak untuk menyimak tentang kehidupan yang sehat dan bahagia dengan cara bervegetarian yang dibawakan oleh relawan Sylvia Chuwardi. “Master Cheng Yen sangat mengharapkan kita menggalakan pola hidup vegetarian. Karena dengan bervegetaris dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan dapat mengurangi pemanasan global. Selain itu bervegetaris merupakan cara untuk mencintai diri sendiri dan melindungi semua makluk secara bersamaan,” kata Sylvia Chuwardi.

Relawan Sylvia Chuwardi menjelaskan tentang pola makan vegetarian dapat membuat kehidupan yang sehat dan bahagia kepada peserta pelatihan relawan Abu Putih ke-2.

Dalam sesi ini juga dengan pemaparan program gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan vegetarian yang dijelaskan oleh Dr. Willey Elliot. Dalam penjelasannya, Dr. Willey Elliot mengajak relawan untuk memahami pola makan yang sehat dapat dimulai dari diri kita sendiri. “Dengan bervegetarian kita telah menghormati kehidupan sekaligus telah melestarikan bumi. Di Tzu Chi sekarang sedang diadakan Program Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh sebagai salah satu cara untuk membentuk pola makan yang sehat,” jelas Dr. Willey Elliot.

Di sesi terakhir, ada sharing yang dibawakan oleh relawan Ellys Wijaya yang telah mengikuti Program Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh. “Setelah saya mengikuti program ini berat badan dan lingkaran tubuh saya turun. Dalam pelatihan hari ini saya senang karena dapat berbagi dan bergabung dalam kegiatan Tzu Chi,” ungkap Ellys Wijaya.

Ellys Wijaya sangat senang dapat mengikuti pelatihan Abu Putih ke-2 sekaligus sharing tentang pengalamannya berpola hidup vegetaris dalam Program Tantangan 21 Hari Diet Nabati Utuh kepada peserta pelatihan.

Selain itu ada pula sharing dari relawan Kevin Hadiputra. Ia sangat senang mengikuti pelatihan ini, apalagi dilakukan secara offline dan dapat berjumpa langsung. “Pelatihan ini seperti men-charge kita, mengisi kembali semangat kita, dan mempelajari langkah menjadi Bodhisatwa dunia,” kata Kevin Hadiputra.

Sebelum kegiatan pelatihan berakhir, panitia dan seluruh peserta pelatihan bersama sama memanjatkan doa agar pandemi Covid-19 segera berlalu serta dunia bebas bencana.

“Semoga pelatihan relawan Abu Putih ke-2 ini bermanfaat untuk kita semua. Menambah kebijaksanaan relawan, menggugah untuk tulus bervegetarian, bersemangat melakukan misi amal, dan turut melestarikan lingkungan sekaligus meneladani tekad Master Cheng Yen,” jelas Ita, koordinator kegiatan.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Pelatihan Relawan Tzu Chi Pekanbaru: Menggalang Barisan Bodhisatwa Dunia

Pelatihan Relawan Tzu Chi Pekanbaru: Menggalang Barisan Bodhisatwa Dunia

14 November 2017

Pelatihan relawan Tzu Chi Pekanbaru diadakan selama dua hari, 4-5 November 2017. Turut hadir dalam pelatihan ini,  beberapa relawan dari Jakarta yang memberikan sharing materi kepada para peserta.

Mengingat Semangat Awal di Tzu Chi

Mengingat Semangat Awal di Tzu Chi

18 Oktober 2016
Tzu Chi Medan mengadakan Pelatihan Relawan Abu Logo Pertama pada 16 Oktober 2016. Pelatihan ini diikuti oleh 192 relawan dari Lhousemawe, Banda Aceh, Tebing Tinggi, Pematangsiantar, Kisaran, Lubuk Pakam, Binjai, dan Medan.
Melangkah dengan Yakin

Melangkah dengan Yakin

18 April 2016 Walau selama ini Jakiman sudah sering mengantar Shelly ke kegiatan, ikut baksos, bagi beras, mengantar celengan bambu, ke pondok pesantren dan kegiatan amal sosial lain, tapi hatinya masih belum tertarik untuk jadi relawan. Melalui baksos inilah, ia memantapkan hatinya untuk mulai melangkah di Tzu Chi.
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -