Membina Kebijaksanaan Melalui Bedah Buku

Jurnalis : Erli Tan (He Qi Utara), Fotografer : Erli Tan (He Qi Utara)

fotoLivia Shijie memberi pengenalan mengenai "Dharma Bagaikan Air" atau "Fa Pi Ru Shui" yang akan mulai dibahas pada pertemuan bedah buku berikutnya.

“Bedah Buku, dua kata ini sering terdengar di dunia Tzu Chi akhir-akhir ini. Ada apa dengan Bedah Buku? Mengapa relawan-relawan Tzu Chi terutama yang senior sering menggaungkan kedua kata ini? Mengapa harus ikut dalam kegiatan Bedah Buku? Manfaat apa yang bisa kita dapatkan?

 

 

Master Cheng Yen sering mengimbau agar murid-muridnya tidak hanya membina berkah (berdana materi, waktu, pikiran dan tenaga), tapi juga harus membina kebijaksanaan (Fu Hui Shuang Xiu). Dengan membina keduanya maka itu adalah tindakan yang tepat dan bijaksana. Oleh karena itu, maka setiap komunitas relawan di tiap He Qi (Utara, Barat, Timur, dan Selatan) mulai menggalakkan program Bedah Buku. Kegiatan yang biasanya hanya diadakan oleh He Qi ini sekarang mulai diadakan juga secara mandiri oleh setiap komunitas Hu Ai, yaitu komunitas yang lebih kecil dan bernaung di bawah He Qi, salah satunya adalah Hu Ai Pantai Indah Kapuk (PIK).

Pada tanggal 8 Oktober2011, untuk pertama kalinya Hu Ai PIK mengadakan kegiatan Bedah Buku. Bertempat di kediaman Yuli Natalia Shijie di Katamaran, Pantai Indah Kapuk, 18 relawan yang telah berkumpul sejak pukul 14.00 WIB ini disambut oleh Yuli Shijie dengan senyum ramah dan hangat, sehingga peserta yang datang pun diliputi perasaan sukacita. Yuli Shijie yang juga merupakan Wakil Ketua Hu Ai PIK ini merasa bahagia atas kedatangan para peserta bedah buku. Jiwa bersumbangsihnya demikian besar, segala sesuatunya telah dipersiapkan dengan penuh kesungguhan hati, mulai dari ruangan dan tempat duduk yang nyaman, peralatan untuk presentasi, hingga penganan kecil pun sudah disiapkan. “Selamat datang semuanya, wah, rasanya senang melihat kalian datang, begitulah tempat ini apa adanya. Kalau nanti yang datang makin banyak, saya akan bikin lebih bagus dan diperluas lagi ruangannya,” ujarnya sambil tertawa ringan dengan logat yang kurang pas karena ia memang berasal dari Taiwan dan belum begitu fasih berbahasa Indonesia.

Livia Shijie yang mengaku baru sempat menyiapkan materi presentasinya pada hari yang sama juga sangat bersungguh hati dalam bersumbangsih. Di tengah-tengah kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk membawakan materi pada hari itu. “Kita berkumpul di sini untuk sama-sama belajar. Setiap orang adalah sutra hidup, sehingga dari sharing orang lain kita juga belajar. Bedah buku adalah sebuah wadah untuk belajar,” ujarnya. Topik yang akan dibawakan adalah “Dharma Bagaikan Air” atau “Fa Pi Ru Shui”, namun karena saat itu adalah edisi perdana, maka ia akan memulai dengan pengenalan dan sharing-sharing terlebih dahulu. Sebelum acara dilanjutkan, Livia Shijie mengajak semua peserta untuk bernyanyi sekaligus memeragakan isyarat tangan dari lagu “Xing Fu De Lian” (Wajah Yang Bahagia). Sambil bernyanyi, semua peserta mengikuti gerakan isyarat tangan dengan wajah gembira. Rasa kekeluargaan seketika mulai terasa.

foto  foto

Keterangan :

  • Sesaat sebelum melakukan penghormatan kepada Master Cheng Yen, terlihat para peserta bersiap-siap dengan menyatukan hati dan pikiran. (kiri)
  • Semua peserta menyanyikan dengan khidmat lagu "Yi Nian Xin", mengingatkan diri untuk memegang terus jalinan jodoh yang baik ini, senantiasa berada di jalan Bodhisatwa.(kanan)

Sebuah Niat dalam Hati, Hati Bodhisatwa
Livia Shijie mengatakan, “Semua yang hadir di bedah buku memiliki sebuah niat baik. Dengan mengikuti bedah buku maka akan mempererat hubungan antar sesama dan dapat membangun kesepakatan bersama. Setiap orang adalah guru kita, kita bisa belajar dari pengalaman orang lain.” Livia Shijie juga menuturkan bahwa dengan belajar dan membangun kesepahaman, maka ketika sedang menjalankan kegiatan Tzu Chi, setiap orang akan merasakan kebahagiaan. Dalam belajar di bedah buku, kita juga tidak perlu terburu-buru ataupun terlalu serius. Bila dapat belajar satu hal saja itu sudah bagus, tidak perlu memaksakan diri untuk harus mengerti semuanya. “Belajar satu hal, praktikkan satu hal, lalu ubah diri menjadi lebih baik, kemudian sharing dengan peserta lainnya,” jelas Livia memberi tips yang jitu dalam membina diri.

Sharing adalah sebuah hal yang penting untuk dipraktikkan. Mengingat masih banyak orang yang merasa enggan untuk sharing, Livia Shijie memberi sedikit masukan yang dikutip dari perkatan Ji Shou Shixiong pada Bedah Buku di Jing Si Pluit beberapa hari sebelumnya, “Jangan takut untuk sharing, jangan takut salah ngomong atau takut sharing kita tidak bagus, tapi takutlah bila tidak ada orang yang mau mendengar.” Lagi-lagi sebuah tips yang bagus. Mendengar itu, semua peserta akhirnya memberanikan diri untuk sharing. Livia mengajak peserta untuk sharing satu per satu. Semua mendapat giliran. Walaupun masih ada yang merasa malu, tetapi semuanya sangat proaktif dan mau berbagi pengalaman, membuat suasana semakin terasa kekeluargaannya.

Dari sharing-sharing peserta, banyak yang merasa dengan menonton Lentera Kehidupan, Sanubari Teduh, Drama DAAI TV, ataupun dengan membaca buku-buku Master Cheng Yen, dapat membawa kedamaian dan ketenangan bagi batin mereka. “Karena akhir-akhir ini sering sibuk di kantor, tidak ikut kegiatan Tzu Chi, tiba-tiba saja merasa jauh dari Tzu Chi, timbul perasaan panik dalam hati, lalu berusaha membuka buku-buku Master Cheng Yen dan membacanya, barulah membuat hati saya lebih tenang,” ujar Wu Chiu Yen Shijie menceritakan pengalamannya. Livia Shijie kemudian menimpali, “Nah, ingat, kalau ada masalah jangan berdiam di rumah aja Shijie, ingat cari kita-kita...,“ terdengar gelak tawa dari para peserta, membuat suasana semakin hangat.

foto  foto

Keterangan :

  • Dengan belajar bersama di Bedah buku, dapat membangun kesepahaman, sehingga dalam menjalankan kegiatan Tzu Chi, setiap orang akan merasakan kebahagiaan. (kiri)
  • Dengan penuh kegembiraan dan rasa kekeluargaan, setiap peserta bernyanyi dan memeragakan isyarat tangan lagu "Xing Fu De Lian".(kanan)

Kesadaran dalam mempraktikkan Dharma juga sangat penting. Puspawati Shijie dalam sharing-nya berpendapat, “Master Cheng Yen bilang kita harus memahami Dharma dengan benar sehingga baru bisa menularkannya kepada orang lain. Dengan melihat kita melakukan, barulah orang lain mau ikut. Master Cheng Yen mau kita membina diri, bukan hanya kerja Tzu Chi, sehingga terhadap setiap masalah yang timbul dalam kegiatan, dapat kita hadapi dengan baik.” Lain lagi dengan Cun Cun Shijie, perubahan tabiat dirasakannya setelah belajar Dharma, “Dulu ketika sebelum bergabung di Tzu Chi, saya orangnya emosian, mudah meledak (marah-red), tapi sekarang sudah banyak berubah, sudah lebih bisa menahan,” ujarnya dengan wajah tersenyum.

Setelah semua peserta memberi sharing, Livia Shijie mengajak para peserta memahami lebih lanjut lagu yang berjudul “Yi Nian Xin” (Sebuah Niat Hati) dengan membaca dan kemudian menyanyikannya bersama-sama dengan khidmat:

"Sebuah niat adalah sebutir benih
Sebuah niat adalah hati Bodhisatwa
Master Cheng Yen membimbing masuk pintu gerbang Tzu Chi untuk membina diri
 Hati harus tenang dan teguh
 Jangan biarkan hati kacau karena pengaruh orang lain
Melatih hati sesuai jalinan jodoh
Menempa hati lewat masalah yang dihadapi
Menjaga hati di manapun kita berada
Segala sesuatu bersumber dari hati
Hanya ketika hati tidak kacau, barulah bisa melihat hakekat sejati.”

Lagu ini seolah-olah berkata, karena telah berjodoh dengan Tzu Chi, maka janganlah melepasnya, hendaknya kita menggenggam erat jalinan jodoh yang baik ini, senantiasa berada di jalan Bodhisatwa, membina diri dan mengasah kebijaksanaan, menyucikan hati dan pikiran, menuju hakikat sejati yang suci tanpa noda. Acara kemudian ditutup dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen. Bedah Buku Hu Ai PIK akan berlanjut dan diadakan dua kali dalam satu bulan, yaitu pada hari Sabtu kedua dan keempat. Walaupun diadakan oleh Hu Ai PIK, namun relawan dari komunitas lain juga boleh bergabung, bahkan dipersilakan mengajak teman-teman dan saudara. Semakin banyak orang yang bergabung maka akan semakin baik. Semakin banyak orang yang mendalami ajaran kebenaran, tentu masyarakat akan damai sejahtera, sehingga dunia pun terhindar dari bencana.

 

  
 

Artikel Terkait

Perhatian untuk Para Pengungsi Rohingya

Perhatian untuk Para Pengungsi Rohingya

26 Mei 2015 Lebih dari seribu orang pengungsi Rohingya (Myanmar) dan Bangladesh yang terkatung-katung selama berbulan-bulan di tengah laut  akhirnya diselamatkan oleh para nelayan Aceh pertama kali pada Minggu (10/05/2015). Kondisi kesehatan para pengungsi ini sangat memprihatikan.
Kepedulian yang Berbuah Cinta Kasih

Kepedulian yang Berbuah Cinta Kasih

29 September 2012 Berkat cinta kasih itu sebuah jembatan berdiri dengan kokoh dan siap menjadi penopang warga sekitar untuk dilalui demi mensejahtrakaan masyarakat serta mewujdukan cita-cita anak bangsa. 
Semangat Melestarikan Lingkungan

Semangat Melestarikan Lingkungan

04 Desember 2019
Bumi semakin rusak, dan tugas kita untuk menjaga dan melestarikannya. Dengan memberikan pembelajaran mengenai Pelestarian lingkungan kepada anak-anak, relawan berharap mereka bisa mengerti, memahami dan menerapkannya. Seperti yang dilakukan relawan dengan mensosialisasikan pelestarian lingkungan di Sekolah Putra Bangsa Berbudi, pada Minggu, 24 November 2019.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -