Membingkai Budi Pekerti Pada Anak
Jurnalis : Anand Yahya , Fotografer : Anand YahyaOrang
tua siswa terharu atas pembelajaran budi pekerti dengan membasuh kaki orang tua
yang diajarkan kepada siswa Sekolah Tzu Chi Indonesia.
Ibu mungkin orang yang paling resah dan sangat khawatir dengan permainan saat ini seperti “Om Telolet Om”. Banyak anak-anak yang berdiri di pinggir jalan raya, jalur antar provinsi untuk memainkan permainan tersebut. Mata anak-anak pun kerap tidak fokus karena lebih sering memperhatikan ponsel untuk merekam permainan di pinggir jalan raya tersebut. Pemandangan anak-anak yang bermain “Om Telolet Om” ini adalah fenomena yang membuat seorang ibu khawatir. Berbagai pertanyaan dalam benak seorang ibu pun terlintas, kalau tersambar bus bagimana? Kalau dirazia polisi karena mengganggu lalu lintas, bagimana? Itu yang ada dalam pikiran seorang ibu.
Sejalan dengan fenomena permainan tersebut, kondisi keluarga juga memiliki pengaruh besar dalam perilaku anak-anak. Seperti keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah, tentu saja berbeda perilaku anak-anaknya dengan keluarga dengan kondisi ekonomi menengah. Begitu pula keluarga dengan kondisi ekonomi menengah, akan berbeda perilaku anak-anaknya dengan keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke atas.
Di keluarga ekonomi menengah ke bawah, seorang anak sudah pasti tidak bisa romantis dengan kedua orang tuanya. Hari-harinya banyak dihabiskan untuk membantu menambah pendapatan keluarga seperti berjualan dan lain sebagainya. Ketika tumbuh besar, anak pun tumbuh dan terlatih dengan kemandirian.
Berbeda dengan keluarga yang serba berkecukupan, seorang anak hampir dipastikan memiliki sikap dan sifat manja dengan kedua orang tuanya. Selain materi untuk anak yang terpenuhi, orang tua terkadang lengah. Anak pun tidak dikenalkan dengan tata karma, bagaimana cara bersikap dan sopan santun, dan menghargai jerih payah seseorang karena semua dinilai dari sisi materi saja.
Pendidikan anak dalam sebuah keluarga yang baik adalah pendidikan yang mampu memberikan pelajaran yang seimbang antara akademik maupun norma-norma budi pekerti dalam hidup bermasyarakat. Jika pendidikan akademik dan budi pekerti berjalan selaras, maka anak-anak pun akan tumbuh menjadi pribadi yang baik, santun, menghargai orang lain, dan cerdas.
Dalam
kesempatan perayaan Hari Ibu ini, jajaran guru dan relawan komite Tzu Chi
menuangkan celengan bambu diikuti para siswa-siswi Sekolah Tzu Chi Indonesia.
Ryan
dan Megawati sangat senang diberikan apresiasi dari Sekolah Tzu Chi Indonesia.
Karena itu, Tzu Chi sebagai yayasan sosial yang berbudaya humanis melalui misi pendidikannya mengajarkan nilai-nilai luhur bagaimana seorang anak berbakti kepada orang tua. Setahun sekali murid-murid di Sekolah Tzu Chi Indonesia selalu mengadakan acara membasuh kaki ibu dan memberikan karangan bunga dalam acara peringatan Hari Ibu sebagai tanda hormat dan berbakti kepada orang tua.
Pada tahun 2017 ini, perayaan Hari Ibu di Sekolah Tzu Chi Indonesia dilaksanakan pada Rabu, 6 Desember 2017 dan bertempat di gedung aula Sekolah Tzu Chi Indonesia, Tzu Chi Center, PIK. Dalam kesempatan ini, Sekolah Tzu Chi Indonesia juga memberikan apresiasi kepada Ryan Suwandi (11), siswa kelas 6 SD yang meraih prestasi International Mathematics and Science Olympiad 2017 di Singapura.
Sejak kelas 1 SD, Ryan sudah bersekolah di Tzu Chi Indonesia. Pembawaannya tenang dan sangat dekat sekali dengan ibunya Megawati Sridjaja. Dalam perayaan Hari Ibu, mereka terlihat duduk bersama dan selalu berdekatan. Menurut Megawati, kegiatan Ryan di rumah tidak ada yang berbeda seperti anak-anak yang lainnya.
Setiap hari, Ryan bangun tidur pukul 07.00 WIB kemudian berangkat ke sekolah. Kegiatan di sekolah pun berakhir hingga pukul 15.00 WIB. Kegiatannya belajarnya tidak berakhir sampai disini, pada pukul 16.00 WIB, Ryan melanjutkan belajarnya dengan mengikuti bimbingan belajar bahasa asing hingga pukul 17.00 WIB. Pada malam harinya, aktivitas Ryan isi dengan bermain games dan membaca buku. Tak jarang Ryan juga sering bertengkar dengan adiknya seperti anak-anak pada umumnya.
“Ryan itu kalau di rumah atau liburan lebih suka main games dan baca buku, dia jarang sekali main keluar rumah, seperti main sepeda atau minta jalan ke mal,” ungkap Megawati. Dalam mengikuti pelajaran di Sekolah Tzu Chi Indonesia, Ryan pun tidak pernah mengeluh sejak dirinya duduk di bangku kelas 1 SD.
Serangkaian
acara memperingati hari Ibu ini meliputi pertunjukan seni yang menampilkan, paduan
suara, tarian dan operet yang bertemakan Hari Ibu.
Para
siswa Sekolah Tzu Chi Indonesia sejak dini diajarkan untuk berbagi dan
berdonasi melalui celengan bambu untuk membantu sesama yang membutuhkan .
Melalui kegiatan Hari Ibu, Sekolah Tzu Chi Indonesia berupaya membingkai pembelajaran budi pekerti dengan kegiatan membasuh kaki orang tua, memberikan rangkaian bunga, dan seni agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat khususnya orang tua siswa. Pengalaman membasuh kaki ini memberikan kesan tersendiri bagi Megawati. Dulu ketika Ryan duduk di kelas 1 SD, Megawati sangat canggung dengan acara membasuh kaki karena saat itu menjadi pengalaman pertamanya.
“Pertama kali saya masih canggung, waduh kok ini pakai cuci kaki saya, tapi kali ini saya baru merasakan bahwa inilah bagusnya Tzu Chi, bagaimana cara mendidik budi pekerti anak agar menghormati orang tuanya dengan membasuh kaki ibunya,” cerita Megawati. Ia pun sangat berterima kasih kepada guru-guru Sekolah Tzu Chi Indonesia karena telah mengajarkan Ryan budaya humanis, budi pekerti yang baik kepada orang tua, serta membantu sesama.
Dalam kehidupan sosial, Megawati mengatakan bahwa putranya tersebut sekarang lebih bertoleransi kepada orang lain. “Ryan sudah memahami kalau mendapatkan sesuatu pasti dibagikan dulu ke orang terdekatnya. Contoh, dalam hal makanan dia pasti menawarkan dulu ke orang lain baru dirinya, selalu seperti itu,” ungkap Megawati.
Dalam kesempatan perayaan Hari Ibu ini, Ryan juga berbagi pengalaman ketika akan mengikuti lomba International Mathematics and Science Olympiad 2017 di Singapura. Ryan mengaku ketika mengikuti lomba tersebut soal-soal yang diberikan semuanya sangat sulit. “Saya mempersiapkan lomba itu delapan minggu dengan dibantu guru-guru dari luar. Semua pelajaran saya pelajari karena semua pelajaran yang akan dilombakan semuanya susah, tidak ada yang paling susah, semuanya susah,” ungkap Ryan dengan santainya.
Dalam kesempatan itu Ryan mewakili Indonesia dari 21 negara yang mengikuti lomba International Mathematics and Science Olympiad 2017. Ketika mengikuti lomba tersebut, Ryan mengaku tidak ada perasaan gugup dan takut ketika mengikuti lomba, karena kedua orang tuanya selalu mendampingi dan memberi semangat kepada Ryan.
Serangkaian acara memperingati Hari Ibu ini meliputi pertunjukan seni yang menampilkan, paduan suara, tarian dan operet yang bertemakan Hari Ibu. Semua pertunjukan berkaitan erat tentang kasih sayang orang tua. Pada kesempatan yang sama, setiap anak-anak juga diberikan kesempatan untuk mencuci kaki ibu mereka, memberi bunga, lalu memeluk sembari mengucapkan rasa sayang mereka. Tampak keharuan dan rasa bahagia dari orang tua saat anaknya mencuci kaki mereka. Hal tersebut juga tercermin dalam salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Ada dua hal yang tidak bisa ditunda di dunia ini, yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan.” Selain itu, anak-anak juga membawa celengan bambu mereka untuk dituangkan dan disumbangkan kepada yang membutuhkan.
Tzu Chi sejak dini sudah mengajarkan berbakti kepada orang tua dan membangkitkan cinta kasih untuk membantu sesama melalui celengan bambu. Dua hal tersebut dilakukan anak-anak dengan penuh sukacita. Melalui peringatan Hari Ibu ini diharapkan anak-anak tersebut akan menjadi generasi yang penuh cinta kasih, toleransi, dan humanis.
Editor: Arimami Suryo A.
Artikel Terkait
Membangkitkan Rasa Kasih dan Syukur
05 November 2015Minggu, 1 November 2015, relawan Tzu Chi He Qi Pusat mengadakan kegiatan untuk persiapan perayaan Hari Ibu yang rencananya akan diadakan pada hari Minggu, 6 Desember 2015 di kantor Tzu Chi He Qi Pusat, Mangga Dua, Jakarta Utara. Sebanyak 71 anak asuh yang datang bersama orang tuanya menghadiri acara ini. Mereka melakukan berbagai aktifitas, seperti menonton video tentang kasih orang tua, menulis kartu ucapan, maupun merekam video pesan orang tua kepada anak.
Baktiku Untuk Ibu
06 Januari 2016Sebagai bentuk penghormatan kepada kasih seorang ibu, Yayasan Buddha Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Lampung mengadakan acara Peringatan Hari Ibu pada 9 Desember 2015 di Balai Karyawan Sungai Buaya Estate. Kegiatan ini dihadiri oleh tujuh penerima bantuan beasiswa dari Tzu Chi Sinar Mas dengan ditemani ibunya.