Membuat Bumi Menjadi Lebih Indah

Jurnalis : Intan dan Junita (Tzu Shao), Fotografer : Hadi Pranoto
 
 

fotoRelawan Tzu Chi mengadakan festival yang berbeda yaitu festival makanan vegetarian untuk membudayakan gaya hidup ini.

Tanggal 10 April 2011, Yayasan Buddha Tzu Chi kembali mengadakan festival vegetarian di La Piazza, Kelapa Gading. Jika mendengar nama festival, pasti kita langsung berpikir tentang sebuah tempat yang ramai, banyak orang, dan banyak jajanannya. Tapi untuk festival yang satu ini bukan festival biasa, dari namanya saja sudah ketahuan “Festival Vegetarian”. Selain bisa jajan yang enak dan sehat, kita juga bisa sambil menjaga kelestarian lingkungan loh. Acara di festival ini juga beda dari acara-acara festival lain, banyak sekali pelajaran-pelajaran baru yang bisa kita dapatkan.

 

Di festival ini pada pukul 09.00 , 12.30, dan 15.00 diadakan doa bersama untuk korban bencana tsunami di Jepang, sekaligus berdoa untuk keselamatan Indonesia. Tang tidak kalah menarik lagi ada sebuah pohon untuk menempelkan kertas bertuliskan harapan kita untuk Indonesia. “Seperti kata Master Cheng Yen, kita menyumbang tidak hanya dengan materi semata tetapi juga dengan sumbangan doa dan harapan kita,” tutur Kim Kim Shijie. Pasti banyak sekali harapan kita untuk Indonesia ini, tetapi yang paling penting adalah peranan kita untuk menjaga negara kita ini. Bukan untuk Indonesia saja, melainkan bumi kita juga. Bayangkan jika masing-masing orang di bumi bisa menjaga kebersihan lingkungan sekitar, pasti bumi kita akan lebih sehat lagi.

Kurang lebih 60 stan makanan menjadi peserta. Jenis makanannya enak-enak sekali. Ada nasi padang, bakpau, bacang, mi celor Palembang, kwetiau kuah, lontong nasi, nasi bebek, mie hinghwa, sate padang, rujak, pisang goreng Pontianak, pastel, risol, pasta, uyen, onigiri, aneka roti, salad buah, dan masih banyak lagi. Dan itu semua bebas daging loh. Minumannya juga segar, menggiurkan, dan cocok untuk menghilangkan dahaga, ada es kelapa muda, es cincau, susu kacang, es buah, es lemon, es campur, jus jambu, liang teh, lou han guo, dan masih banyak lagi.

foto  foto

Keterangan :

  • Tiga kali dalam festival tersebut dilangsungkan doa bersama untuk para korban tsunami di Jepang belum lama ini. (kiri)
  • Di bagian depan ruangan festival terdapat pohon dan kain untuk menempelkan harapan baik dari para pengunjung. (kanan)

Tujuan awal diadakannya festival ini adalah “Menggalang Dana Cinta Kasih Untuk Membebaskan Dunia dari Bencana”. Maksudnya adalah agar semua yang datang ke festival ini bisa mulai mencoba untuk hidup bervegetarian. Di sini juga diberitahukan manfaat kita untuk bervegetarian dan mendaur ulang barang bekas. Yang kita ketahui biasanya adalah mendaur ulang itu untuk mengurangi volume sampah di bumi. Masih banyak manfaat besar yang belum kita ketahui, misalnya mendaur ulang kaleng aluminium menghemat 82% sumber energi, mengurangi 85% polusi udara, 90% sampah, dan 80% pencemaran air. Mendaur ulang kaleng besi menghemat 52% sumber energi, 68% polusi udara, 95% sampah, dan 72% pencemaran air. Mendaur ulang kertas bekas dapat menghemat 75% sumber energi, 75%-95% polusi udara, 14%-22,6% sampah, dan 50% pencemaran air. Bayangkan jika masing- masing orang yang datang dapat mendaur ulang minimal 3 dari barang bekas yang telah disebutkan di atas, maka banyak sekali manfaat yang bisa didapat.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan bersumbangsih di depan dan belakang layar, selain itu mereka juga berikrar untuk bervegetarian selama proses persiapan festival. (kiri)
  • Stan yang menjual beraneka makanan vegetarian tidak menyediakan kemasan untuk pengunjung yang ingin membawa pulang makanan. Mereka dipersilakan untuk membeli kotak yang ramah lingkungan lebih dulu. (kanan)

Ternyata banyak sambutan positif serta antusias dari para pengunjung. Salah satunya yaitu seorang ibu yang bernama Elisa. Ia sebelumnya tidak bervegetarian, namun ketika mengikuti festival ini, Elisa pun menjadi tertarik untuk bervegetarian. “Untuk melindungi bumi kita agar terbebas dari bencana,” jawabnya menjelaskan alasannya tertarik bervegetarian. Seorang biksuni yang telah bervegetarian selama sekitar 35 tahun juga turut hadir untuk memberi masukan pada festival ini. “Akan lebih menarik jika melakukan inovasi baru dalam membuat makanan untuk acara festival ini,” tutur Suhu Viryaguna. Wah! Berarti pengorbanan para panitia yang terlibat tidak membuahkan hasil yang sia-sia. Para panitia yang tangguh ini tidak hanya berjuang di atas panggung loh,Mereka juga berjuang di belakang panggung. Misalnya saja sejak pertama rapat pembentukan panitia sekitar 2 bulan yang lalu. Mereka semua berikrar untuk bervegetarian sampai acara ini terlaksana. “Kita mau memperkenalkan kepada masyarakat bahwa makanan vegetarian tidak hanya sayur saja, tetapi juga bervariasi dan tidak kalah enak dengan masakan pada umumnya.”, ujar Felicia Isabela atau yang akrab disapa Kim Kim selaku koordinator acara.

  
 

Artikel Terkait

Perhatian untuk Warga Korban Kebakaran di Kebon Jahe

Perhatian untuk Warga Korban Kebakaran di Kebon Jahe

30 Agustus 2023

Relawan Tzu Chi memberikan bantuan kepada 127 keluarga korban kebakaran di Tanah Abang, Kebon Jahe, Jakarta Pusat. Bantuan yang diberikan dalam bentuk paket ini berisi nasi dan tempat makan, selimut, baju, alat mandi, air mineral, sarung, dan kelambu.

Lebih Bersungguh-Sungguh Menapaki Jalan Bodhisatwa

Lebih Bersungguh-Sungguh Menapaki Jalan Bodhisatwa

11 November 2016

Banyak hal yang didapatkan para peserta Pelatihan Relawan Abu Putih Tzu Chi Pekanbaru pada 30 Oktober 2016 lalu. Misalnya bagaimana para shifu(bhiksuni-murid Master)di Griya Jing Si begitu semangat dan bekerja keras sehari-hari. Juga betapa banyaknya lahan berkah yang bisa dikerjakan oleh para relawan Tzu Chi. Lalu bagaimana tekad para peserta usai mengikuti pelatihan?

Suara Kasih : Demi Keberlangsungan Kehidupan

Suara Kasih : Demi Keberlangsungan Kehidupan

03 November 2010 Jika bumi rusak, bagaimana generasi penerus kita dapat bertahan hidup? Kini kita telah melihat bencana yang terjadi silih berganti. Apa kita masih bisa berdoa agar panjang umur? Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Hal terpenting yang harus kita lakukan sekarang adalah meningkatkan kewaspadaan.
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -