Membuat Hidup Lebih Berarti

Jurnalis : Sinta Febriyani (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Hendra Gusnadhy (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoUntuk menumbuhkan minat kaum muda untuk bergabung di Tzu Chi, pada hari Sabtu, 3 April 2010 bertempat di Aula zu Chi Bandung, muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) mengadakan acara sosialisasi tentang Tzu Ching kepada 13 orang mahasiwa dan mahasiswi di Bandung.

Zaman memang semakin berkembang dan maju. Namun dibalik semua itu, terdapat potret gaya hidup muda-mudi masa kini yang terjebak dalam gaya hidup modern dan menganut hedonisme (adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup).Waktu yang seharusnya dihabiskan untuk hal-hal yang bermanfaat, seringkali diisi dengan hal-hal negatif. Uang yang begitu dibutuhkan oleh mereka yang kesusahan, seringkali dimanfaatkan untuk berfoya-foya demi kepuasan pribadi. Tak jarang, malah dipakai untuk membeli narkotika, dan lain-lain.

Mengenalkan Tzu Chi
Tzu Ching adalah sebuah organisasi muda dalam Tzu Chi yang memiliki struktur organisasi dan kegiatan sendiri. Para mahasiswa yang penuh semangat dan memiliki kepedulian tinggi bergabung didalamnya. Muda-mudi yang aktif di Tzu Ching mengisi hidup dengan sesuatu yang lebih berarti.

Demi menjalankan visi Tzu Chi yakni menyucikan hati manusia, mewujudkan masyarakat aman dan tenteram, dan dunia terbebas dari bencana, maka Tzu Chi tidak hanya merekrut relawan berusia dewasa saja, namun juga mereka yang masih berusia muda dan mau terlibat dalam bidang sosial. Tzu Ching, rupanya tidak hanya berdiri di Taiwan dan Jakarta saja. Di Bandung pun, organisasi ini mulai dirintis dengan dilantiknya insan Tzu Ching setiap tahunnya. Kegiatan mereka secara otomatis mendukung aktivitas yang dijalankan oleh Tzu  Chi.

Maka, demi menumbuhkan minat kaum muda untuk bergabung di Tzu Ching, sejatinya mereka harus mengetahui terlebih dahulu organisasi seperti apa Tzu Ching itu. Oleh karena itu, Sabtu 3 April 2010, bertempat di Aula Tzu Chi Bandung, muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) Jakarta dan Bandung mengadakan acara sosialisasi tentang Tzu Ching, yang diikuti oleh 13 orang mahasiwa dan mahasiswi dari Universitas Widyatama, ITB, Maranatha, Likmi, dan STT Telkom.

foto  foto

Ket : - Acara sosialisasi diawali dengan games yang bertujuan untuk memperkenalkan para peserta, serta              menambah keakraban antar peserta. (kiri)
          - Dalam acara ini ditayangkan video Ceramah Master Cheng Yen yang mengisahkan seorang anak muda             yang berperilaku kurang baik akhirnya berubah dan kemudian menjadi relawan Tzu Chi. (kanan)

Tayangan-tayangan yang Menginspirasi
Kegiatan yang berlangsung pukul 13.30-17.00 itu diisi dengan permainan yang bertujuan untuk saling memperkenalkan peserta, penayangan video tentang anak-anak muda yang dulunya terjebak dalam penggunaan teknologi yang berlebihan, sehingga tidak peduli terhadap pendidikan dan keluarga. Serta kisah seorang yang dulunya sering pergi ke diskotik, terjangkit narkoba, dan bersikap kasar kepada orang tuanya.

Dalam video ini diceritakan bagaimana mereka berubah dan akhirnya tertarik untuk bergabung menjadi insan Tzu Ching. Dalam ceramahnya, Master Cheng Yen mengatakan bahwa teknologi itu memang penting, tetapi penggunaan teknologi harus digunakan sebaik mungkin. Master pun mengingatkan kita semua untuk selalu berbakti kepada orang tua.

foto  foto

Ket : - Relawan Tzu Chi menjelaskan apa saja yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan paska operasi             kepada pasien. (kiri).
         - Relawan Tzu Chi melayani pasien dengan tulus, seperti keluarga sendiri. Perhatian dari relawan dapat             menenangkan batin para pasien. (kanan)

Sosialisasi pun diisi dengan sharing tentang kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh peserta, serta sharing mengenai kasus yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya bagaimana tindakan kita bila ada teman kuliah yang tidak memiliki biaya untuk meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi.

Selain itu, dikemukakan pula alasan untuk bergabung di Tzu Ching. Diantaranya, bahwa kita dapat belajar bagaimana berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan orang lain. Sosialisasi hari itu diakhiri dengan persembahan isyarat tangan Satu Keluarga dan ajakan untuk mengikuti Tzu Ching Camp ke-5 di Jakarta Agustus nanti.

  
 
 

Artikel Terkait

Turut Berempati Meringankan Beban Warga Korban Kebakaran di Kapuk Muara

Turut Berempati Meringankan Beban Warga Korban Kebakaran di Kapuk Muara

07 Agustus 2023

Relawan Tzu Chi memberi perhatian kepada warga korban kebakaran di Kapuk Muara dengan membagikan 350 paket bantuan. Paket bantuan kebakaran ini masing-masing berisi beras (10 kg), mi instan (1 dus), dan kelambu (1 set).

Say No to “Putus Asa”!!

Say No to “Putus Asa”!!

11 Oktober 2010 Setiap hari Sabtu selalu diadakan gathering untuk menghibur para pasien yang berjuang melawan penyakitnya. Acara yang hanya bisa ditemui di RSKB Cinta Kasih ini secara tidak langsung juga menjadi “obat” bagi batin para pasien agar mereka tidak mudah putus asa dalam perjuangan melawan penyakit yang dideritanya.
Kita Pasti Bisa

Kita Pasti Bisa

17 Januari 2011 Gathering anak asuh Tzu Chi diisi dengan pengenalan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan kegiatan-kegiatannya. Selain itu, tayangan mantan pasien Tzu Chi yang kini turut bersumbangsih dalam celengan bambu telah memberi inspirasi kepada para anak asuh untuk mulai menyisihkan rezeki mereka untuk berbagi dengan orang lain.
Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -