Membuka Jalan Panjang Indah

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati

Relawan Tzu Chi bersama Yayasan Dana Everyday melakukan survei ke rumah Indah Wulan Purnamasari di Desa Banaran, Getasan, Kab. Semarang.

“Ini tadi dipakaikan (alat bantu dengar) pertama kali, (Indah) sudah langsung mau,” kata Purnaningsih (28) yang masih menggendong anaknya, Indah Wulan Purnamasari sepulang dari pengaktifan alat pascaoperasi implan koklea.

“(Indah) anaknya baik bisa diajak kerjasama. Ini aja tadi bangun tidur langsung minta dipasangkan lagi,” ucap Purnaningsih tersenyum memandang sang buah hati. “Iya, malah dia minta sendiri, kalau capek dilepas lagi. Karena belum terbiasa mungkin ya,” timpal sang suami, Riyono (31).

Indah yang belum bisa mendengar hanya tengok kanan kiri memperhatikan pembicaraan kami, seolah ia pun ingin menyelanya. Bocah tiga setengah tahun ini telah menjalani operasi pemasangan rumah siput akibat tuli sensorineural yang dideritanya. Implan koklea ini dilakukan di kedua telinga Indah di RS Cinta Kasih Tzu Chi Jakarta Barat (10/11/17). Pemasangan alat elektronik yang menstimulasi rumah siput karena kerusakan berat ini membutuhkan waktu empat jam lamanya.

Indah merupakan salah satu penerima bantuan Tzu Chi dari Banaran, Kab. Semarang. Bersamaan dengan Ajik Saputra, Indah dan keluarga pun bertolak menuju Jakarta yang dijemput oleh relawan Tzu Chi dan relawan Yayasan Dana Everyday (9/10/17).

“Sebelum jemput (Ajik) saya mendapat info ada satu kasus lagi namanya Indah, pendengarannya sudah enggak bisa dengar. Saya hubungi Awaludin shixiong kita jemput sekalian biar enggak bolak balik gimana? Shixiong bilang sebisa mungkin kita bantu orang yang ekonominya benar-benar susah,” ucap Juny Leong, relawan Tzu Chi.

Orang tua Indah sehari-hari menjual sayur di pasar yang lokasinya 45 km dari rumahnya. Sang ayah, Riyono menata sayur yang akan dibawanya dini hari.


dr. Oppy Surya Atmaja, dokter spesialis THT RS Cinta Kasih Tzu Chi memeriksa Indah yang menderita tuli sensorineural.

Benar saja, orang tua Indah memang bukan dari keluarga berada. Setiap hari pasangan suami istri ini harus mencari rejeki dengan menjual sayur di pasar yang lokasinya 45 km dari rumahnya. “Kami berjualan di Pasar Purwodadi,” ucap Purnaningsih. Untuk menjangkau pasar tepat waktu, mereka harus berangkat dini hari. “Berangkat pagi jam 2 pulang sore,” ujar Riyono. Setiap hari ini pula Indah selalu berada dalam gendongan sang ibu.

“Kemana-mana pasti saya ajak. Masih lelap tetap digendong,” ujar ibu dua anak ini. “Yang saya takutkan misalnya ada kendaraan, enggak dengar bahaya. Waktu bermain apa saja saya perhatikan,” ucap Purnaningsih.

Indah sejak kecil memang sudah tidak bisa mendengar. “Diusianya 2 tahun kami baru tahu. Anak-anak yang lain sudah bisa manggil-manggil mamaknya, tapi Indah belum. Pas main saya panggil-panggil kok enggak dengar lalu saya bawa ke rumah sakit untuk periksa telinga,” kata Purnaningsih. Dokter pun menyarankan untuk menggunakan alat bantu dengar dengan operasi tanam implan. “Harganya ratusan juta, kami sebagai orang biasa belum memikirkan ke sana karena enggak mampu,” ujar Riyono. “Sempat untuk berobat tradisional tapi enggak ada perkembangan, kami pasrah saja,” sambung sang istri.

Selama ini Purnaningsih maupun Riyono berkomunikasi dengan Indah dengan menggunakan bahasa tubuh. Tak jarang mereka mengalami kesulitan untuk bisa memahami maksud yang ingin disampaikan Indah. “Kalau mau pipis langsung diturunin celana, jadi sebagai orang tua sudah maksud dia mau pipis, buang air besar,” ujar Purnaningsih. “Yang lain kita belum tau maksud dia jadi anaknya gampang marah. Mungkin dia pengen apa kita enggak ngerti jadi dia jengkel,” timpal sang suami.

Memberi Harapan Baru


Dokter Soekirman Soekin (kanan) menyapa Indah yang akan menjalani operasi pemasangan rumah siput di RS Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

Keberhasilan operasi Indah membuat kedua orang tuanya merasa senang bukan kepalang. “Kami bersyukur sekarang sudah ada sumbangan, kalau biaya sendiri entah sampai kapan,” ucap Riyono tersenyum. “Semoga Indah bisa mendengar bisa seperti teman-temannya. Harapan kami Indah bisa sekolah umum seperti teman-temannya,” sambung Purnaningsih berbinar.

Harapan yang sama juga dirasakan oleh dokter yang menangani operasi Indah. “Ini untuk masa depan anak. Anak ini selama hidupnya akan pakai alat ini. usianya panjang akan melewati masa anak-anak, remaja, dewasa, tua, sampai akhir hayatnya. (implan koklea) ini akan sangat membantu sekali,” ujar dokter Soekirman Soekin, salah satu koordinator bedah mastoid dari RS Khusus THT Proklamasi Jakarta.

Pemasangan koklea dan pengaktifan alat elektronik ini tidak lantas merespon segala sesuatu dengan sendirinya, melainkan masih perlu terapi lanjutan. “Begitu dikasih koklea implan, dikasih habilitasi pendengaran dengan speech therapy. Dalam speech therapy makin sering makin bagus sampai dia bisa ngomong,” ucap dr. Oppy Surya Atmaja, dokter spesialis THT RS Cinta Kasih Tzu Chi. “Terapi habilitasi, belajar mendengar mulai dari nol dan dia baru belajar. Ini kita kejar untuk memperkenalkan arti bunyi menjadi satu bahasa atau kata-kata,” tambah dokter Soekirman.

Selama empat jam tim dokter melakukan pemasangan koklea pada kedua telinga Indah.


Ayah Indah, Riyono memanggil Indah pada saat pengaktifan alat elektronik yang telah terpasang di kedua telingannya.

Proses terapi habilitasi pun masih terus dijalankan Indah hingga saat ini. “Bisa sampai satu tahun (terapi) tergantung Indahnya,” ucap Riyono. Indah yang tidak rewel ketika memakai alat elektronik ini pun membuat kedua orang tuanya tidak merasa kesulitan dalam menjalankan terapinya.

Melihat perkembangan Indah yang bagus, dokter Oppy pun merasa bahagia. “Senang sekali bisa membantu Indah, karena pasien ini tidak bisa mendengar sama sekali artinya tidak bisa berbicara, sekolah, dan membantu orang tua termasuk membantu orang lain,” ucapnya. “Yayasan Buddha Tzu Chi memberikan kesempatan saya (menangani) ikut senang, ikut bangga bisa membantu pasien Indah,” imbuhnya.

Selama melakukan terapi, orang tua Indah juga didampingi relawan Tzu Chi maupun relawan Yayasan Dana Everyday secara bergantian. “Semoga Indah bisa mendengar kembali dan bisa bersumbangsih kepada agama, negara, dan pada keluarganya,” harap Natalia Sunaidi, Founder Yayasan Dana Everyday.

 

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Membuka Jalan Panjang Indah

Membuka Jalan Panjang Indah

08 Desember 2017
Indah Wulan Purnamasari menjalani operasi pemasangan rumah siput akibat tuli sensorineural yang dideritanya. Implan koklea ini dilakukan di kedua telinga Indah di RS Cinta Kasih Tzu Chi Jakarta Barat (10/11/17).
TIMA Global Forum 2023: Implan Koklea di Indonesia Sudah Sejauh Mana?

TIMA Global Forum 2023: Implan Koklea di Indonesia Sudah Sejauh Mana?

19 Juni 2023

Sejak tahun 2016, sekurangnya sudah ada 17 anak yang telah menerima bantuan implan koklea dari Tzu Chi Indonesia. Jumlah yang terbilang banyak mengingat masih mahalnya alat implan koklea itu sendiri. Meski Indonesia masih berkutat dengan mahalnya alat implan koklea, namun dari sisi tindakan operasi pemasangan implan koklea itu sendiri sudah banyak kemajuan.

Bahagianya, Kalika Sudah Operasi Implan Koklea Loh..

Bahagianya, Kalika Sudah Operasi Implan Koklea Loh..

29 Oktober 2020

Linda, serta Dedy Firmansyah tak henti-hentinya mengucap syukur. Berkat bantuan Tzu Chi Indonesia, anak bungsu mereka, Kalika (4) akhirnya menjalani operasi implan koklea. “Alhamdulillah diberi kemudahan untuk Kalika. Keinginan implan koklea itu tahun 2019, 2020 langsung terlaksana,” tutur Linda. 

Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -