Membulatkan Tekad untuk Menjaga Bumi

Jurnalis : Noorizkha (He Qi Barat), Fotografer : Indarto (He Qi Barat)

Sosialisasi

Insan Tzu Chi melakukan sosialisasi misi pelestarian lingkungan dan misi amal Tzu Chi pada Sabtu, 24 Oktober 2015 di Sekolah Dasar Mahabodhi Vidya, Jakarta Barat kepada para orang tua murid.

"Mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, cinta kasih menjadi aliran semangat jernih yang mengelilingi bumi."

Kata Perenungan Master Cheng Yen

Hari Sabtu, 24 Oktober 2015, menjadi hari yang penuh semangat bagi insan Tzu Chi. Pagi yang cerah mewarnai semangat 21 relawan Tzu Chi telah berkumpul sejak pukul 07.00 WIB di Sekolah Dasar Mahabodhi Vidya, Jakarta Barat. Hari itu, insan Tzu Chi mendapat kesenpatan untuk  melakukan sosialisasi pelestarian lingkungan dan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi atau SMAT kepada para orang tua murid. Kegiatan ini adalah kegiatan lanjutan dari sosialisasi serupa yang telah dilakukan kepada para siswa-siswi sekolah.

Kepala Sekolah Mahabodhi Vidya, Susiana, berharap agar para orang tua juga dapat mendukung misi pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh anak-anaknya. Sesuai dengan tema kegiatan ini, yaitu “We Care”, para orang tua akan diajak untuk peduli kepada lingkungan dan sesama.

Acara mulai berjalan pada pukul 08.30 WIB berawal dengan perkenalan antara para orang tua dengan relawan Tzu Chi. Menjadi pemateri mengenai misi pelestarian lingkungan Tzu Chi, Robert yang merupakan fungsionaris Pelestarian Lingkungan komunitas Cengkareng Barat. Robert memaparkan mengenai faktor-faktor penyebab pemanasan global serta cara untuk meminimalisir dampak pemanasan global.

Sosialisasi

Insan Tzu Chi juga membagikan celengan bambu Tzu Chi yang mana jika terkumpul dapat digunakan untuk membantu sesama.

Robert menuturkan bahwa budaya konsumtif menghasilkan banyak sampah. Lebih lanjut, konsumsi daging dari peternakan juga menambah parah pemanasan global. Untuk itu, Robert mengajak para orang tua murid untuk ikut berperan dalam mencintai dan menjaga bumi.

“Dimulai dari hal yang kecil yakni pemilahan sampah,” ujar Robert.

Pemilahan sampah bertujuan untuk melakukan daur ulang. Dengan daur ulang, maka akan mengurangi pembakaran sampah dan juga mengajarkan agar dapat menghargai apa yang kita punya.

Acara dilanjutkan dengan isyarat tangan “Wariskan Dunia yang Bersih” oleh tim Shou Yu. Lagu ini mengajak orang-orang untuk mewariskan generasi selanjutnya sebuah lingkungan yang bersih dan nyaman.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sharing dari Pau An, relawan yang pada tahun 2010 menderita stroke. Pau An berbagi kisah saat menjadikan kegiatan pemilahan sampah sebagai metode terapi untuk pemulihan sakitnya. Saat ini, Pau An mengaku gerak motoriknya menjadi semakin baik.

Sosialisasi

Para orang tua antusias mendorong dan mendukung misi pelestarian lingkungan dan misi amal Tzu Chi.

Adalah Suherman selaku fungsionaris misi amal yang mengisi acara selanjutnya. Suherman menjelaskan makna celengan bambu dan manfaatnya bagi sesama. Suherman menceritakan mengenai pasien dan korban bencana yang membutuhkan uluran tangan kita. Tujuannya untuk menyentuh hati setiap orang tua murid agar lebih peduli kepada sesama. Tak ayal lagi, setelah mendapat penjelasan dari Suherman, para orang tua murid dengan sukacita ikut bersumbangsih melalui celengan bambu.

Salah satu peserta yang terlihat antusias mendengarkan penjelasan dari para relawan adalah Firman. Ayah dari murid bernama Kenzi ini mengaku bahwa kegiatan ini telah menggerakan hatinya untuk ikut berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan dan menolong orang yang kesusahan. Semangatnya terlihat saat tanpa ragu tangannya terulur dengan cepat untuk mengisi celengan bambu. Pria yang tinggal di Perumahan Citra ini juga bertekad untuk mendukung kegiatan anaknya mengumpulkan dan memilah sampah.

Senada dengan itu, Hauw Jaw Joen mengaku senang dapat melihat cucunya, Bella yang duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar memilah sampah di rumahnya untuk didaur ulang.

Setelah melakukan sosialisasi, acara ditutup dengan peragaan isyarat tangan berjudul Satu Keluarga”. Pukul 11.00 WIB, kegiatan sosialisasi pelestarian lingkungan dan misi amal Tzu Chi usai.

Semangat peduli lingkungan yang ditularkan oleh insan Tzu Chi kepada anak-anak dan orang tua di sekolah ini memberi harapan akan lingkungan dan manusia yang hidup berdampingan dan selaras.


Artikel Terkait

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -