Memelihara Kesehatan Gigi Sejak Dini

Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)
 
 

foto
Dokter dengan teliti memeriksa kesehatan gigi murid Perguruan Dharma Bakti. Relawan Tzu Chi mendampingi dan menghibur anak-anak agar tidak takut diperiksa giginya

Pada Minggu, 10 Maret 2013 terlihat sekelompok Bodhisatwa berjubah putih tiba di Perguruan Dharma Bakti, Jalan Bidan Desa Bakaran Batu, Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Mereka adalah 18 orang dokter gigi dan 2 orang dokter umum yang memanfaatkan waktu libur mereka untuk ikut bersumbangsih cinta kasih bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Medan dalam memberikan pelayanan berupa bakti sosial (baksos) kesehatan gigi gratis dan penyuluhan kesehatan gigi bagi murid-murid sekolah tersebut.

Sebelum baksos dimulai, terlebih dahulu diadakan doa bersama, yang kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari dr. Julijamnasi Sp.Onk. Rad yang mewakili para Bodhisatwa berjubah putih, “Kegiatan ini sangat bermanfaat agar anak-anak mengerti untuk menjaga kesehatan gigi mereka. Setiap satu gigi yang rusak bisa menghabiskan 20 juta rupiah untuk biaya perawatannya, tetapi hal itu dapat dihindarkan dengan menggunakan sikat gigi dan odol yang baik, serta rajin menggosok gigi,” jelasnya.

Tepat pukul 09.00 WIB, kegiatan baksos dimulai dengan bertempat di gedung sekolah baru yang didirikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Medan sejak tanggal 27 April 2012. Para murid terlebih dahulu di-screening oleh beberapa orang dokter gigi. Dari 299 orang murid yang datang berobat, ada sebanyak 118 orang yang harus menjalani pengobatan. Ada yang dicabut dan ada juga yang hanya ditambal giginya, sedangkan sisanya mengikuti penyuluhan tentang bagaimana caranya menjaga kebersihan gigi.

foto  foto

Keterangan :

  • Minggu, 10 Maret 2013, Tzu Chi Medan mengadakan bakti sosial kesehatan gigi dan penyuluhan gigi kepada murid-murid Perguruan Dharma Bakti (kiri).
  • Pada saat bersamaan relawan Tzu Chi juga mengajak 10 orang guru dan 50 orang siswa Perguruan Dharma Bhakti untuk melakukan penyuluhan pelestarian lingkungan (kanan) .

Ketua Yayasan Dharma Bakti, Ade Chandra berkata, “Jumlah murid sekolah ini ada sekitar 800 orang dan kurang lebih ada 100 orang merupakan anak asuh Tzu Chi.” Sri Rismawati, orang tua dari murid bernama Melani berkata, “Pengobatan ini bagus sekali. Namanya juga anak-anak, suka makan permen dan cokelat yang akhirnya karena lupa menjaga kebersihan gigi menyebabkan gigi mereka berlubang.”

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan dan murid-murid mendatangi rumah-rumah warga sekaligus mengumpulkan barang-barang yang tidak dipakai lagi untuk didaur ulang (kiri) .
  • Pertokoan di Kota Lubuk Pakam pun tak luput dari kunjungan sosialisasi pelestarian lingkungan (kanan) .

Semangat para dokter dan keramahan mereka kepada para siswa membuat suasana menjadi begitu hangat. Semoga melalui jalinan cinta kasih dalam misi kesehatan ini, para siswa dapat terus menjaga kebersihan dan kesehatan gigi.

Di samping baksos kesehatan gigi, pada saat bersamaan relawan Tzu Chi juga mengajak 10 orang guru dan 50 orang siswa Perguruan Dharma Bhakti untuk melakukan penyuluhan pelestarian lingkungan dengan mendatangi rumah-rumah warga dan pertokoan di Kota Lubuk Pakam, sekaligus mengumpulkan barang-barang yang tidak dipakai lagi untuk didaur ulang sesuai dengan prinsip Tzu Chi: mengolah sampah menjadi emas dan emas menjadi cinta kasih. 

  
 

Artikel Terkait

Melayani Ibu dan Anak Melalui Posyandu

Melayani Ibu dan Anak Melalui Posyandu

25 April 2018
Pada 23 Maret 2018, 12 relawan Tzu Chi Xie Li Kalimantan Tengah 4 bersama dengan Kader Posyandu Sungai Nusa Estate mengadakan kegiatan posyandu yang telah rutin dilaksanakan. Dalam kegiatan ini, relawan turut memberikan makanan tambahan bagi anak.
Kisah Tjie Tek Wai (1) : Hikmah Dibalik Musibah

Kisah Tjie Tek Wai (1) : Hikmah Dibalik Musibah

10 Juni 2016

Pada tahun 2013, Tjie Tek Wai mengalami kecelakaan yang mengakibatkan anak sulungnya yang bernama Willy meninggal dunia. Ia sangat tepukul dan merasa bersalah akibat dari kejadian tersebut. Kecelakaan tersebut juga mengakibatkan kaki kirinya harus mengalami kelumpuhan akibat banyak sistem sarafnya hancur.

Suara Kasih : Teguh pada Tekad

Suara Kasih : Teguh pada Tekad

17 Februari 2011 Kita harus memiliki welas asih terhadap semua makhluk dan menghadapi segala rintangan. Karenanya, kita harus punya tekad yang teguh. Inilah yang harus kita lakukan. Semoga semua orang di dunia dapat melihat penderitaan sesamanya dan segera mengulurkan tangan bagi orang-orang yang membutuhkan.
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -