Tzu Chi Batam kembali melakukan pembagian paket sembako, kali ini di TPA Punggur. Sebanyak 441 paket yang disalurkan ke warga pada tanggal 7 April 2024.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Telaga Punggur merupakan satu-satunya tempat pembuangan sampah di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Tempat ini memiliki luas area sekitar 46,8 hektar dan dibangun oleh Otorita Batam pada tahun 1997, serta dioperasikan oleh Pemko Batam mulai dari tahun 2002. Adapun sampah Kota Batam rata-rata mencapai 850-900 ton per hari. Ratusan ton sampah tersebut ditimbang, lalu dibuang dan ditumpuk di area tersebut. TPA Punggur memiliki 4 RT dan 1 RW dengan jumlah warga 441 KK (Kepala Keluarga).
Berdasarkan informasi dari ketua RT 01, Rodi, mayoritas warga di sini bekerja sebagai pemulung di area pembuangan sampah sehingga penghasilan mereka tidak dapat mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Selama hampir 2 tahun menjabat sebagai ketua RT, Rodi kerap berjuang agar dapat membantu dan berbagi rezeki kepada warga-warga sekitar, terutama untuk mereka yang sudah lanjut usia.
Relawan menyerahkan secara simbolis paket sembako.
Rusmi (60) hidup sebatang kara di area TPA Punggur.
Adapun salah satu warga Lansia yang sering mendapatkan bantuan dari Rodi adalah Rusmi, seorang janda berusia 60 tahun yang saat ini hanya tinggal sebatang kara di Batam. Semenjak suaminya meninggal, Rusmi yang berasal dari Lubuk Linggau, Palembang tidak memiliki keluarga dan sanak saudara lainnya di Batam. Ia harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup sehingga uluran bantuan dan perhatian dari Rodi sungguh sangat bermakna baginya.
Sehari-harinya Rusmi bekerja sebagai tukang urut dengan penghasilan yang tidak menetap, hanya sekitar 300 ribu hingga 1 juta per bulan. Apalagi dikarenakan kebanyakan pelanggannya tinggal di area yang cukup jauh dari TPA Punggur, demi mencari nafkah Rusmi pun harus meminta untuk diantar dengan motor oleh tetangganya, Rina Susanti, agar bisa tiba di rumah pelanggan.
“Biasanya naik ojek dengan tetangga pergi 10 ribu dan pulang 10 ribu juga. Kalau saya punya rezeki lebih, saya kasih lebih 25 ribu karena saat ini suami tetangga saya juga sedang sakit,” tutur Ibu Rusmi saat diwawancarai.
Rina Susanti (ke-3 dari kanan) menafkahi suami yang sakit dan anak yang keterbelakangan mental dengan ngojek.
Rina Susanti yang kerap menjadi tukang ojek untuk warga-warga sekitar di TPA Punggur, juga memiliki kisah yang sangat memilukan. Beliau memiliki satu orang anak laki-laki berusia 22 tahun dengan keterbelakangan mental. Suaminya pun sudah tidak dapat bekerja lagi karena memiliki riwayat penyakit paru-paru yang menyebabkannya kerap sesak napas. Sebagai satu-satunya tulang punggung keluarga, Rina Susanti terlihat sangat tegar dan tetap mampu tersenyum menghadapi semua kesulitan serta ujian dalam hidupnya.
Ketika ditanyakan mengenai perasaannya saat menerima Paket Cinta Kasih dari Tzu Chi dalam rangka Idul Fitri, Rina menuturkan, “Alhamdulilah kami sudah dibantu, orang-orang yang tidak mampu di sini berterima kasih banyak kepada Yayasan Buddha Tzu Chi telah membantu meringankan beban kami. Terima kasih banyak kepada bapak-bapak dan ibu-ibu, semoga ke depannya bisa lebih maju lagi dan tetap semangat.”
Isyarat tangan Satu Keluarga mengutarakan doa dari relawan agar para warga dapat tegar menghadapi segala cobaan hidup.
Berkat kontribusi dari para donator dan relawan Tzu Chi Batam, Kegiatan Pembagian Paket Cinta Kasih yang diselenggarakan pada tanggal 7 April 2024 ini dapat berjalan dengan sukses dan lancar. Seperti yang dikutip dari kata perenungan Master Cheng Yen, “Memiliki kemampuan dan menggunakannya untuk membantu orang lain adalah wujud rasa syukur. Dengan saling bersyukur dan membantu, setiap orang bisa hidup sejahtera dan penuh sukacita.”
Editor: Metta Wulandari
Sitemap