Memilih Jalan Bodhisatwa Dunia
Jurnalis : William (Tzu Chi Batam), Fotografer : Reno (Tzu Chi Batam)
|
|
||
Pada tanggal 2 Maret 2014, relawan Tzu Chi Batam mengadakan pelatihan relawan baru yang pertama kali pada tahun ini dan diikuti oleh 75 orang relawan baru. Seperti pelatihan yang diadakan selama ini, tujuan dari pelatihan kali ini tidak lain ialah menggalang dan memperpanjang barisan bodhisatva dunia di kota Batam. Pelatihan kali ini diawali dengan presentasi yang dibawakan oleh Fang Fang Shijie mengenai Filsofi Yayasan Buddha Tzu Chi. Melalui presentasi ini, para peserta menyadari bahwa Tzu Chi berawal dari welas asih Master Cheng Yen dan gerakan celengan bambu oleh 30 orang ibu rumah tangga sejak empat dekade yang lalu. Setelah bersama-sama meresapi filsofi Tzu Chi, relawan melanjutkan pelatihan kali ini dengan Tata Krama Tzu Chi. Dari sini, Wendy Shijie menerangkan bahwa sebagai seorang insan Tzu Chi, ada berbagai tata krama yang harus ditaati, antara lain cara berpakaian dan tata rias wajah. Beliau juga menerangkan bahwa keindahan dan kerapian insan Tzu Chi terletak pada keindahan pribadi masing-masing. Oleh karena itu, keindahan Tzu Chi berasal dari hasil komitmen setiap insan dalam menaati tata krama yang telah ditetapkan.
Keterangan :
Selain memberikan materi-materi pelatihan kepada para peserta, relawan juga berinteraksi dengan para peserta melalui peragaan lagu isyarat tangan La Che Xiang Qian Xing bersama-sama. Lagu dengan irama yang riang ini menggambarkan Tzu Chi bagaikan sebuah kereta yang sedang mendaki bukit. Dengan usaha dan kerja sama yang baik dari setiap insan Tzu Chi, maka memungkinkan kereta ini dapat maju satu langkah ke depan dan meninggalkan delapan jejak yakni amal, kesehatan, pendidikan, budaya humanis, bantuan internasional, donor sumsum, pelestarian lingkungan serta komunitas relawan.
Keterangan :
Memasuki sesi sharing, relawan Tzu Chi Batam mengajak para peserta berbagi kesan mereka setelah mengikuti pelatihan. Maria, salah seorang peserta yang mengikuti pelatihan kali ini mengaku senang dan merasakan hidupnya lebih bermakna setelah mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Tzu Chi. "Saya selalu berdoa kepada Tuhan agar menjadikan diri saya sebuah berkah bagi orang yang di sekitar saya," ungkapnya. Pelatihan yang berlangsung selama 4 jam ini diakhiri dengan doa bersama. Dengan pelatihan yang singkat ini, semoga jalinan jodoh para peserta dengan Tzu Chi akan semakin erat dan mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh insan Tzu Chi di berbagai belahan dunia, yakni dunia yang terbebas dari bencana dan hati manusia yang jernih. |
|||
Artikel Terkait
“Harta Boleh Hilang, Semangat Tetap Harus Ada†(Bag. 2)
05 Maret 2014 Jika sebelumnya Rudi tampak kurang bersemangat, kini ia lebih bergairah menata kembali hidupnya. “Ada relawan yang bilang, ‘harta boleh hilang, tetapi semangat jangan sampai hilang’.Berdana Melalui Bakcang Cinta Kasih
26 Juli 2016Memperkaya Budaya Humanis
03 April 2017Pada 4-5 Maret 2017 diadakan Kamp Bimbingan Budi Pekerti (Er Tong Ban) yang berlangsung di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK. Kegiatan ini diikuti oleh 141 peserta dari kelas budi pekerti.