Mempelajari Jejak Sejarah yang Penuh Cinta Kasih

Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat), Fotografer : Indrawati Widjaja, Susi Chritine, Budi Suparwongso (He Qi Pusat)

Sebanyak 220 relawan dan tunas relawan dari Tzu Chi komunitas He Qi Pusat mengikuti tur Aula Jing Si dan Tzu Chi Hospital di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk pada 9 Juli 2022.

Shixiong dan Shijie, Master Cheng Yen sejak 32 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 1990 sudah mulai menghimbau orang-orang untuk peduli dan mulai bergerak melindungi bumi. Karena, saat itu, belum banyak orang yang memikirkan atau bergerak melakukan pelestarian lingkungan,” ujar relawan Maria Fintje saat memandu tur di Aula Jing Si.

Kisah yang diceritakan Maria Fintje tersebut bermula ketika Pendiri Tzu Chi, Master Cheng Yen selesai ceramah di Taichung, Taiwan Tengah. Beliau mengajak para pendengarnya untuk menggunakan kedua tangan yang bertepuk tangan untuk bersedia memungut, memilah sampah, menyapu jalanan agar bebas dari sampah, dan mendaur ulang sampah. Lalu mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih. Cinta kasih pun menjadi aliran jernih yang mengelilingi dunia.

Hingga saat ini termasuk di Indonesia, program Pelestarian Lingkungan Tzu Chi sudah tersebar di beberapa wilayah dengan berdirinya depo-depo pendidikan dan pelestarian lingkungan. Depo tersebut berguna untuk menampung dan mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai kembali dan digunakan untuk menolong semua mahkluk yang bernaung di bumi.

“Sejak 1 Januari 2004 hingga kini, terus digalakkan pelestarian lingkungan. Dan Tzu Chi Indonesia telah memiliki 23 depo pendidikan dan pelestarian lingkungan di berbagai wilayah,” kata relawan Maria Fintje melanjutkan penjelasan kepada peserta tur.

Relawan Maria Fintje, sedang menjelaskan tentang daur ulang dan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi kepada kepada tunas relawan yang ikut dalam tur Aula Jing Si.

Dalam kegiatan ini, para peserta tur juga dikenalkan dengan prinsip satu hari lima kebajikan, yaitu dengan bervegetarian, menghemat penggunaan listrik, air, membawa alat makan sendiri, dan menggunakan transportasi umum. Selain itu para peserta tur yang terdiri dari tunas relawan dan relawan Abu Putih juga diajak untuk menerapkan konsep 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Rethink, Repair) dalam kesehariannya.

Shixiong dan Shijie, setiap bulannya di minggu ke-3 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat mengadakan pemilahan barang daur ulang yang lokasinya di jl. Krekot Bunder IV, Blok H, No.20, Jakarta Pusat jam 7 pagi ya,” ujar relawan Maria Fintje disela-sela penjelasan mengenai konsep 5R.

Syaofiana, relawan Abu Putih dari Xie Li Cikarang memberikan kesan-kesannya saat mengikuti tur Aula Jing Si.

Salah satu relawan Abu Putih yang ikut dalam tur ini adalah Syaofiana (42) yang berada di grup 14. Ia mengangumi sosok Master Cheng Yen yang dengan welas asihnya mampu menginspirasi dunia dengan kedamaian dan cinta kasih.

“Saya salut dengan Master Cheng Yen. Beliau bisa mengubah dunia, bukan hanya untuk segelintir kelompok saja tetapi mendunia. Misinya adalah menyebarkan kebaikan dengan cinta kasih universal yang tidak membeda-bedakan. Tidak ada kelompok kaya atau miskin, semua sama, setara. Mampu merangkul semuanya,” ujar Syaofiana.

Setelah mengikuti tur, Syaofiana juga semakin bersemangat untuk mendaur ulang dengan memanfaatkan ulang sampah plastik menjadi kreasi tas dan sebagainya yang telah dipelajarinya dari penjelasan pemandu tur.

Tasya Sartica berfoto di depan Aula Jing Si saat mengikuti tur bersama relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat.

Para peserta tur dari tunas relawan juga banyak yang terkesan dengan Tzu Chi, salah satunya adalah Tasya Sartica (18). “Sudah sejak lama saya terkesan dan berminat dengan kegiatan-kegiatan Tzu Chi. Baru kali ini, berkesempatan untuk pertama kalinya mengikuti tur keliling Gedung Tzu Chi di PIK (Aula Jing Si) ini,” katanya.

Dengan menggunakan transportasi umum, Tasya Sartica bersama 3 teman dan salah satu ibu temannya sejak pagi sudah menuju ke Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Ia pun meluangkan waktunya karena Tzu Chi komunitas He Qi Pusat sedang mengadakan tur terbuka untuk umum.

“Saya terkesan dengan kisah Kali Angke, pemikirannya luas. Bisa membantu mengubah kehidupan masyarakat disana menjadi jauh lebih baik,” jelas Tasya Sartica.

Kisah Kali Angke tersebut bermula ketika tahun 2002. Saat itu banjir besar melanda Jakarta dan banyak sekali warga di bantaran kali menjadi korban banjir termasuk di Kali Angke. Sejak itu pula nama Kali Angke mencuat ke permukaan. Akibat peristiwa tersebut, Master Cheng Yen kemudian memberikan perhatian besar bagi masyarakat yang tinggal di bantaran Kali Angke dengan mengusulkan untuk melakukan 5P (Pembersihan sampah, penyedotan air kotor, pembasmian kuman penyakit, pengobatan, dan pembangunan perumahan).

“Dengan melihat kondisi Kali Angke sebelumnya, semoga kita tidak membuang sampah sembarangan,” jelas relawan Yopie Budiyanto, selaku pemandu tur.

Para peserta tur juga mengunjungi Tzu Chi Hospital. Dalam kesempatan ini, relawan Like Hermansyah memandu dan memberikan penjelasan kepada peserta.

Saat berkeliling bersama, rasa sakit pada pinggang Tasya Sartica kambuh. Meskipun demikian, dengan keyakinan dan rasa syukurnya, ia akhirnya mampu melanjutkan tur hingga akhir. “Senang bisa ikut berkesempatan disini, hanya sedikit sedih saja saat sakit pinggangnya kambuh. Saya berencana mau mengenal ke dalam diri dahulu, setelahnya menyiapkan diri untuk meluangkan waktu mengikuti kegiatan-kegiatan sosial di kuliah maupun organisasi Tzu Chi kedepannya,” tandas Tasya Sartica bersemangat.

Dalam kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 9 Juli 2022 ini, sebanyak 220 relawan dan tunas relawan dari Tzu Chi komunitas He Qi Pusat bersama-sama mengikuti tur Aula Jing Si dan Tzu Chi Hospital di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Tur ini juga diadakan dalam dua sesi, yaitu sesi pagi untuk tunas relawan dan sesi siang untuk relawan Abu Putih.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Bersyukur Bisa Membantu Orang Lain

Bersyukur Bisa Membantu Orang Lain

23 Juni 2015 Di dalam misi Amal Tzu Chi, relawan menganggap Gan En Hu dan anak asuh seperti keluarga sendiri. Di mana kita ikut merasakan secara batiniah permasalahan yang dihadapi dan membantu mereka untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada.
Berbagi Ruang Kebaikan Bersama Universitas Darussalam Gontor

Berbagi Ruang Kebaikan Bersama Universitas Darussalam Gontor

13 November 2024
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menerima kunjungan dari mahasiswi Fakultas Ushuluddin, Prodi Studi Agama-Agama, Universitas Darussalam Gontor (UNIDA Gontor) Ponorogo, Jawa Timur pada Selasa, 12 November 2024.
Kepedulian Itu Ada di Dalam Hati

Kepedulian Itu Ada di Dalam Hati

06 Mei 2015 Charity Group Metro yang beranggotakan ibu-ibu yang berprofesi sebagai pedagang di Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat memberikan donasi untuk para korban gempa Nepal melalui Tzu Chi.
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -