Lim Ik Ju, Ketua He Qi Jati (keempat dari kiri), dan Rita, koordinator kegiatan, turut membawakan tarian penyambutan dengan iringan musik lagu Imlek, menyemarakkan acara dengan energi positif dalam Gathering Imlek di He Qi Jati Medan.
Perayaan Imlek memiliki makna yang mendalam, seperti memperingati awal tahun baru, mempererat hubungan keluarga, serta memohon keberuntungan dan kemakmuran. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya perayaan ini dalam membangun hubungan yang lebih erat antara sesama dan membawa harapan baru untuk tahun yang akan datang. Oleh karena itu, suasana Imlek selalu dipenuhi dengan keceriaan yang menggembirakan, sebagai bentuk syukur atas segala berkat yang diterima dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Dengan segala kemeriahan dan kebahagiaan yang ada, perayaan Imlek memang menjadi saat yang sangat ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Baik itu melalui tradisi-tradisi yang sudah lama diwariskan maupun momen-momen kebersamaan yang tercipta, Imlek memberikan kesempatan bagi semua orang untuk bersyukur dan mengharapkan keberuntungan di tahun yang baru.
Sebagai bagian dari tradisi ini, relawan komunitas He Qi Jati Medan dengan tulus memanjatkan rasa syukur untuk mengantarkan tahun yang lama dan menyambut tahun baru dengan hati yang bersih, penuh harapan, dan kebahagiaan. Mereka juga mengadakan Gathering Imlek bersama di Gedung Yayasan Buddha Tzu Chi Medan, Kompleks Jati Junction No. P1, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, lantai 5. Rita, koordinator acara, menjelaskan bahwa para relawan sangat senang, kompak, dan bekerja sama dengan baik dalam mempersiapkan acara ini. Tercatat sebanyak 112 orang hadir dalam perayaan ini, menciptakan suasana yang harmonis dan penuh semangat dalam merayakan Imlek bersama.
Lagu "Besok Penuh Harapan" dibawakan oleh relawan bersama-sama. Semoga tahun baru membawa kesehatan, kebahagiaan, dan penuh berkah bagi setiap orang yang hadir.
Acara dibuka dengan sapaan hangat dari Huini, yang mengucapkan "Gong Xi Fa Cai, Xin Nian Kuai Le." Ia menyapa para relawan dengan semangat dan memperkenalkan rangkaian acara yang akan dibawakan oleh relawan dari masing-masing Hu Ai. Di antaranya, terdapat tarian peri, nyanyi bersama, dance “Yes Sir”, serta drama legenda Ular Putih dan Ular Hijau, yang menggambarkan dua karakter berbeda: Ular Putih yang baik dan Ular Hijau yang memiliki sifat berlawanan. "Mari kita sambut tarian pembuka yang dibawakan oleh He Qi dan pengurus lainnya," ujar Huini yang juga bertindak sebagai MC.
Tarian pembuka menampilkan lagu "He Xin Nien," di mana Lim Ik Ju, ketua He Qi Jati, turut serta dalam pertunjukan tersebut. Ia mengungkapkan kebahagiaannya bisa merayakan Imlek bersama para relawan.
"Shixiong Shijie, Gong Xi Gong Xi, Wang Se Ru Yi! Kami berlatih bersama agar dapat tampil dalam Gathering Imlek He Qi Jati malam ini. Semuanya sangat gembira karena bisa berkumpul dan bersuka ria dalam suasana Imlek. Malam ini, kita juga akan saling bertukar angpao, sebuah tradisi dalam perayaan Imlek. Saya sangat bersyukur karena semuanya telah bersatu hati dalam menyukseskan acara ini. Tahun baru, semangat baru,” ujar Lim Ik Ju.
Relawan saling menukar dan memberi angpao, mengucapkan kata-kata baik kepada satu sama lain. Momen ini membuat semua merasa bersyukur dan dipenuhi sukacita.
Selain itu, acara juga menampilkan video dari Master Cheng Yen yang berisi pesan tentang pentingnya menjaga keselarasan dalam menyambut Tahun Baru Imlek serta mendoakan kebahagiaan bagi seluruh dunia. Dalam pesannya, Master Cheng Yen mengajak semua orang untuk menciptakan berkah dengan penuh kesungguhan hati.
"Kita semua adalah satu keluarga besar dalam merayakan Tahun Baru Imlek, mendoakan kebahagiaan bagi seluruh dunia, semoga dunia bebas bencana dan dipenuhi berkah. Semoga semua orang hidup damai dan sehat. Mari kita menciptakan berkah bagi setiap orang. Semoga keluarga besar ini terus berkembang dan menyebarkan cinta kasih di seluruh penjuru dunia," pesan Master Cheng Yen.
Lagu "Ming Tian Hui Geng Hao" (Hari Esok Akan Lebih Baik) dinyanyikan bersama oleh para relawan sebagai simbol harapan untuk tahun yang lebih baik. Relawan yang mengenakan kostum merah juga menampilkan dance "Yes Sir”, yang menambah semarak suasana.
Salah satu penampil, Sumiaty Yap, yang merupakan relawan Abu Putih, mengungkapkan bahwa ia pertama kali bergabung dengan Tzu Chi pada tahun 2022 karena keinginannya untuk berbuat kebajikan, didorong oleh ajaran cinta kasih.
"Acara hari ini sangat bagus dan menarik. Awalnya, saya mendapatkan informasi untuk ikut mengisi acara ini. Setelah berdiskusi dengan beberapa relawan lainnya, kami memutuskan untuk membawakan tarian 'Yes Sir.' Meskipun waktu latihan cukup singkat, kami sangat senang karena tarian ini dapat ditampilkan dengan baik," ungkap Sumiaty Yap dengan sukacita.
Drama legenda "Ular Putih dan Ular Hijau" dipertunjukkan, menyampaikan pesan moral tentang kebaikan dan keburukan. Ular Putih menggambarkan gadis yang baik, sementara Ular Hijau menunjukkan sisi yang sebaliknya.
Hal serupa dirasakan oleh Lusi Hutagalung. Awal perkenalannya dengan Tzu Chi terjadi ketika ia menemani sepupunya berobat ke RS Harapan Jaya Pematang Siantar pada Oktober 2022. Saat itu, biaya pengobatan sepupunya ditanggung oleh Tzu Chi, yang membuatnya tertarik untuk menjadi relawan.
"Akhirnya, saya diajak untuk mengikuti sosialisasi di bulan November dan menjalani pelatihan. Hari ini, mengikuti acara Imlek sangat menginspirasi saya. Selain dapat mengenal tradisi Imlek, saya juga bisa berinteraksi dengan relawan dari tiga Hu Ai. Saat acara tukar angpao, kami diajarkan untuk menerima dengan syukur dan mendonasikan kembali sebagian yang diperoleh," ujar Lusi Hutagalung.
Hasan Tina, Wakil Ketua Tzu Chi Medan, juga menyampaikan pesan penuh makna kepada para relawan. "Kita semua adalah keluarga besar Tzu Chi. Semoga selalu sehat, rezeki lancar, dan penuh berkah. Sebagai murid Master Cheng Yen, kita harus menjaga keharmonisan dan tetap berikrar untuk semakin bersemangat dalam melakukan kegiatan demi kepentingan semua makhluk. Mari kita menggali berkah untuk kehidupan yang lebih baik," pesannya.
Relawan bersama-sama mengangkat yi sang sambil mengucapkan kata-kata baik: "Heng, Ong, Huat" sebagai doa dan harapan untuk kelimpahan rezeki dan keberuntungan.
Acara diakhiri dengan makan bersama sebagai satu keluarga. Menu pembuka adalah yi sang, yang melambangkan harapan baik untuk tahun baru. Sebelum menyantap yi sang, para relawan mencampurkan semua bahan sambil mengucapkan doa-doa keberuntungan, seperti "Gong Xi Fa Cai," "Wang Se Ru Yi," "Xin Xiang Shi Cheng," dan "Xin Nian Kuai Le." Mereka mengaduk bersama sambil berseru "Heng, Huat, Ong" sebelum mulai menikmati hidangan. Selain itu, berbagai makanan, minuman, kue, dan buah-buahan juga disediakan untuk dinikmati bersama, menutup malam kebersamaan yang penuh makna dan kebahagiaan.
Editor: Metta Wulandari