Memperhatikan Kesehatan Warga Lansia Muara Angke
Jurnalis : Erli Tan, Mery Tanwil (He Qi Utara1), Fotografer : Erli Tan, Mery Tanwil (He Qi Utara1)Minggu, 25 Februari 2018 Yayasan Buddha Tzu Chi mengadakan baksos kesehatan khusus warga usia 55 tahun ke atas di RPTRA “Angke Interaktif”, Muara Angke, Jakarta Utara.
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dari komunitas He Qi Utara 1 mengadakan baksos kesehatan khusus warga usia 55 tahun ke atas di RPTRA “Angke Interaktif”, Muara Angke, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara pada Minggu, 25 Februari 2018. Sebanyak 54 relawan termasuk relawan kembang antusias hadir mengikuti baksos ini. Pukul 06.30 WIB, sebagian relawan sudah hadir di lokasi baksos. Sebelum acara dimulai, para relawan memasang tenda, menyiapkan meja dan kursi.
Acara dibuka oleh relawan Nancy dan Felix serta penjelasan dari dokter Yanto Kurniawan mengenai hipertensi, lemak, dan informasi seputar kesehatan lansia. Dokter Yanto Kurniawan juga mengajak pasien untuk menjalani pola hidup sehat, tidur dan makan yang cukup, serta mengkonsumsi makanan yang sehat. Dengan badan yang sehat, hati pun senang. Baksos degeneratif ini ditangani oleh dokter TIMA sebanyak 10 orang dengan pasien 202 orang.
Beberapa relawan yang bertugas menyambut kedatangan pasien, mereka memapah pasien dengan hati-hati. “Orang tua di sini seperti orang tua kita sendiri. Karena melihat pasien dari jauh dan susah jalan, jadinya langsung menghampiri dan bantu,” ujar relawan Ng Siu Tju dengan senyuman khasnya.
Sebanyak 10 dokter TIMA melayani pasien berjumlah 202 orang.
Relawan Ng Siu Tju menyambut para pasien yang datang dengan senyuman khasnya.
“Bahagia dan ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk mereka. Karena pergerakan mereka tidak leluasa, otomatis hati ini tergerak untuk melakukan hal-hal seperti itu,” tutur relawan Mery Ely yang juga membantu mendorong kursi roda pasien, juga memapah jika ada pasien yang mau ke toilet.
Para pasien yang datang diarahkan untuk mendaftar, cek tensi dan bertemu dengan dokter, kemudian mengambil obat sesuai resep dokter. Untuk menghindari kebosanan menunggu di bawah tenda, beberapa relawan pun menghibur pasien dengan nyanyian dan mengajari gerakan badan sehat.
Jakiman, relawan yang bertugas mengantar pasien juga
bahagia bisa melayani di baksos ini. “Hari ini mendapat tugas bagian terima
tamu, antar tamu duduk, bila ada yang perlu air ya kasih minum. Kita banyak
senyum saat terima tamu, jadi kitanya bahagia. Kita lihat lansia semua maka
kita terharu. Jadi kita senang masih sehat bisa bantu orang,” tutur Jakiman.
Rata-rata para lansia memiliki keterbatasan karena kurang leluasa bergerak, apalagi saat naik dan turun tangga, para relawan pun membantu dengan tulus.
Relawan bernama Jakiman bersama anaknya, Hutut Apriadi ikut melayani di baksos ini.
Karena senang dengan baksos, Jakiman pun mengajak anaknya ikut serta. “Dulu waktu mahasiswa pernah ikut baksos juga tapi setelah akhir semester sudah jarang. Saya mau ikut karena ini sosial dan pengen tahu juga Bapak ngapain aja di Tzu Chi,” sela Hutut Apriadi, anak Jakiman disertai tawa ringan.
Bersyukur dan Menjaga Kesehatan di Usia Lanjut
Dari 202 pasien yang ditangani, terdapat Nurbaya (65) warga Blok H2 Utara RT006/ RW01 Muara Angke, Kelurahan Pluit. Ia mengalami sakit di kaki sudah bertahun-tahun. Setelah dicek oleh dokter, ternyata kadar asam uratnya tinggi.
Sejak usia muda, Nurbaya sudah terbiasa banting tulang menjual makanan untuk menghidupi lima anaknya. Terlebih ketika suaminya meninggal 10 tahun lalu ia pun sendirian mencari nafkah. Kini walaupun anaknya telah dewasa ia masih tetap jualan kecil-kecilan di depan rumah. Ia tidak mau membebani anak-anaknya, hasil dari warung kecilnya bisa ia pakai untuk menghidupi diri sendiri. “Ya untuk isi waktu juga, kalo gak cukup ya anak yang nambahin,” tutur nenek 9 cucu ini.
Warung kecil di rumah Nurbaya yang menyokong kehidupannya.
Penghasilan warung kecilnya jelas tidak mencukupi kebutuhannya sehari-hari apalagi berobat. Karena itu ia pun sangat bersyukur dengan adanya baksos kesehatan ini. “Kita banyak terima kasih diadakan pengobatan seperti ini. Alhamdullilah kita bulan depan ketemu lagi. Saya senang sekali, bisa ngumpul, gembira, ketawa bersama (relawan dan tetangga-tetangga), jadinya kita saling mengenal,” ujar Nurbaya sumringah.
Beda dengan Willy Ramli (64) asal Tasikmalaya, kakek beranak 7 dan bercucu 4 ini mengontrak sebuah kamar seukuran 2.5 x 3 meter di Blok H RT007/ RW01. Ia bersyukur ternyata ia juga mendapat pelayanan kesehatan walau bukan warga setempat. Di sini ia tinggal bersama salah satu anaknya, sedangkan istri dan anak-anak lainnya ada di Tasikmalaya. Ia yang sehari-harinya bekerja sebagai supir sangat bersyukur mendapat pengobatan gratis yang diadakan Yayasan Buddha Tzu Chi.
“Baru saya kali ini ikut pengobatan gratis, sebelumnya
belum pernah, biasanya ke poliklinik, bayar. Saya senang, bulan depan mau
datang ikut lagi,” ujar Willy sembari menenteng obat gula darah dan kolesterol
yang diberikan usai menjalani pemeriksaan.
Willy Ramli saat diperiksa dokter.
Baksos berakhir dengan baik, dan akan dilanjutkan dengan 2 kali follow up di 2 bulan berikutnya. Para pasien senang, para relawan juga demikian. “Senang karena kita masih bisa bersumbangsih bantu orang. Selagi kita bisa maka kita bantu. Kita beruntung karena masih sehat dan bersyukur bisa mendorong, jangan sampai kita yang didorong kursi roda. Capek tidak apa, asal senang. Hati senang maka badan tidak capek,” ujar relawan Alex Salim yang telah berusia 68 tahun.
Relawan lain yang lebih muda, Tjai Phin juga bertutur, “Rasanya lelah karena panas matahari, banyak yang datang, mencapai 200-an orang. Senang bisa menghibur mengurangi beban pikiran mereka, mereka senang maka kita ikut senang. Kita juga jadi lebih bersyukur dan harus bagaimana nanti saat tua. Kita juga tidak tahu apakah kita sampai setua mereka.“
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Pendampingan Ke-2 Pasien Baksos Degeneratif
25 April 2017Minggu, 23 April 2017, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan Baksos follow up ke-2 di Sekolah Al Mutaqien, Kapuk Muara, Jakarta Utara. Kegiatan ini diikuti oleh 91 pasien degeneratif.
Pelayanan Medis yang Humanis
18 Februari 2014 Secara umum penyakit degenerative adalah penyakit penurunan fungsi tubuh yang disebabkan oleh faktor usia (karena proses penuaan), 4 faktor utama penyebabnya adalah pola makan yang tidak sehat, jarang berolah raga, stress dan istirahat yang tidak cukup.Baksos Kesehatan Degeneratif di Rusunawa Kelurahan Panambungan
25 September 2018Tzu Chi Makassar kembali menggelar bakti sosial (baksos) kesehatan degeneratif di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kelurahan Panambungan, Makassar, Minggu 23 September 2018. Kegiatan ini bekerjasama dengan Ikatan Mahasiswa Kedokteran Buddhis (IMKIS) Universitas Hasanuddin.