Memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah dengan Pelatihan Diri dan Bervegetaris

Jurnalis : Kelvin Pratama, Yunita Margaret, Dina Tjong (He Qi Angke), Fotografer : Indra Gunawan, Joe Suati (He Qi Angke)

Rusni, menyambut dan mengajak peserta menjadikan bulan tujuh bulan penuh berkah dengan menciptakan berkah bagi sesama.

Minggu, 11 Agustus 2024, relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Angke mengadakan acara sharing dengan judul Healthy Mind, Body and Soul di Ruang Xi She Ting Lantai 1, Tzu Chi Center Jakarta dengan dihadiri oleh 128 peserta.

Sesi sharing pertama dibawakan oleh Hok Lay yang menyampaikan bahwa bulan tujuh merupakan bulan penuh kebajikan, yang juga dikenal sebagai bulan Ulambana. Di bulan ini, kita diajak untuk senantiasa bertekad melakukan kebajikan melalui berbagai perbuatan positif. “Melakukan kebajikan harus didasari pada pikiran yang jernih, ketika berdana misalnya, disertai dengan kata-kata yang positif, bukan dengan ucapan yang buruk,” ujar relawan senior yang bergabung dengan Tzu Chi sejak tahun 2007 ini.

Mengutip ucapan Master Cheng Yen, Hok Lay mengingatkan bahwa dengan bervegetaris, dapat mengurangi pembunuhan di dunia, melindungi bumi, serta hidup lebih sederhana

Banyak masyarakat melakukan persembahan kepada para leluhur di bulan tujuh. Hok Lay mengingatkan bahwa ketika melakukan persembahan hendaknya tanpa membunuh makhluk hidup, tetapi dengan melakukan berbagai hal yang positif, salah satunya yaitu dengan bervegetaris. Mengutip ucapan Master Cheng Yen, Hok Lay mengatakan bahwa dengan bervegetaris, dapat mengurangi pembunuhan di dunia, melindungi Bumi, serta hidup lebih sederhana sehingga kita dapat melatih diri untuk melawan hawa nafsu.

Tekad Pola Hidup Sehat sebagai Ungkapan Syukur atas Alam Semesta
Dr. Liong Pit Lin, pendiri Club Sehat dan juga penyintas kanker payudara stadium 4 melanjutkan sesi kedua. Ia menceritakan bahwa ketika divonis pada tahun 1996, informasi mengenai penyembuhan kanker belum seluas sekarang. Berbaring di rumah sakit selama beberapa tahun, menghadapi kemoterapi radiasi, dan juga mengkonsumsi berbagai obat, hingga akhirnya dokter angkat tangan. Namun itu tidak membuatnya putus asa, dan terus berjuang karena ingin melihat anaknya tumbuh dewasa.

Seorang teman ayahnya datang ke rumah dan menyarankan untuk hidup bervegetaris. “Saya sebelum sakit, tahu mengenai pola hidup sehat, tetapi tidak menjalankan. Hingga akhirnya sakit dan menjalankan berbagai pengobatan, namun saya ingat, hanya ada 1 hal yang belum saya jalankan, yaitu hidup lebih alamiah,” ungkap wanita yang awalnya meremehkan makanan sehat sebagai salah satu sumber penyembuhan.

Dr. Liong Pit Lin, memberikan testimoni sebagai survivor cancer dan memberikan sharing pola hidup sehat NEWSTART

Dr. Liong Pit Lin pun mulai hidup bervegetaris, mengubah pola hidup dengan mengonsumsi makanan non olahan dan menghindari makanan hewani, serta makanan cepat saji yang memiliki kadar garam dan gula yang tinggi. Tanpa disadari, tubuhnya berangsur mengalami perubahan dari mulai bisa duduk kembali, berdiri dan akhirnya mulai bisa beraktivitas. Kesembuhan inilah yang menjadi tekad Dr. Liong Pit Lin untuk berbagi kepada banyak orang.

“Hidup yang berarti itu, bukan tentang kekayaan, popularitas, pendidikan tinggi, atau menjadi perfect, tetapi menjadi orang yang humble dan bermanfaat bagi orang lain,” katanya.

Dr. Liong Pit Lin kemudian mendirikan komunitas penyintas kanker agar memberikan harapan untuk sembuh. Baginya, ketika melihat seseorang bisa sembuh atau membaik, dirinya menjadi lebih bahagia dan menambah energi positif.

Bersyukur atas Alam Semesta melalui Pola Hidup Alamiah
NEWSTART, sebuah akronim yang diungkapkan Dr. Liong Pit Lin pada acara sharing ini: memperhatikan nutrisi (Nutrition), melakukan olahraga (Exercise), mengkonsumsi air (Water) yang cukup, berjemur di bawah sinar matahari (Sunlight), mengelola emosi (Temperance), istirahat yang cukup (Rest) dan senantiasa percaya kepada Sang Pencipta (Trust in God) menjadi kunci utama baginya untuk memiliki hidup yang lebih positif dan sehat.

Saat ini, beberapa orang menjadikan hidup untuk makan, bukan makan untuk hidup, artinya mereka mengutamakan kenikmatan makanan untuk memenuhi kepuasan diri. Ketika stress, yang dimakan bukan yang sehat, tetapi makanan tinggi kalori dan rendah nutrisi. Menurutnya, pilihlah makanan yang lebih bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang alami, mengalami proses pengolahan yang lebih sedikit akan lebih sehat dan bermanfaat bagi tubuh, misalnya buah-buahan dan sayuran.

“Lemak hewani itu terasa nikmat di lidah, padahal di situlah tempat berbagai obat-obatan yang diberikan ke hewan, hormon, dan lainnya bertempat, lalu kita konsumsi,” tuturnya mengungkapkan efek samping yang mungkin timbul dari mengkonsumsi daging-dagingan.

Dr. Liong Pit Lin juga mengingatkan agar para orang tua tidak hanya memberikan makanan yang enak bagi keluarga, tetapi memberikan makanan kaya nutrisi merupakan prioritas utama. Ia menambahkan, “Makanan dapat menjadi obat, juga dapat menjadi racun, kita sendiri yang menentukan makanan apa yang kita akan konsumsi.”

Amelia Devina, mengajak para peserta bermeditasi untuk melatih diri, memaafkan diri sendiri, serta berkomitmen memperbaiki pola hidup

Dr. Liong Pit Lin juga mengungkapkan pentingnya berolahraga karena dengan bergerak maka akan melatih tubuh dan otot sehingga menghindari risiko kematian dini serta penyakit di hari tua. Ia juga menyampaikan bahwa alam semesta sudah menyediakan obat alami bagi tubuh manusia, seperti sayur yang mengandung fitokimia, serta sinar matahari, air, tubuh untuk bergerak, juga udara yang segar.

“Ketika sakit, kita harus memiliki mental yang kuat untuk sembuh, percaya kepada Tuhan bahwa saya bisa melewati hal ini,” imbuhnya. Dr. Liong Pit Lin mengungkapkan pentingnya pengendalian diri. Menjadi seseorang yang easy going, pemaaf, dan relax dalam menjalani kehidupan merupakan aspek penting untuk menjalani kehidupan. Kita hendaknya tidak bersikap emosi secara berlebihan karena hal itu akan memberikan efek negatif bagi diri sendiri.

Pada kesempatan ini, Amelia Devina mengajak para peserta bermeditasi untuk melatih diri, memaafkan diri sendiri, serta berkomitmen memperbaiki pola hidup. Para peserta mengikuti meditasi dengan penuh kesungguhan hati dan khusyuk.

Berkomitmen untuk Hidup Sehat Demi Diri Sendiri dan Alam Semesta

Suhertan Yudiwiputra (menghadap mic) mengungkapkan melalui materi yang dibawakan dapat memahami penjelasan dengan baik dan terinspirasi untuk hidup lebih sehat.

Suhertan Yudiwiputra, salah satu peserta sharing mengungkapkan bahwa melalui materi yang dibawakan, ia dapat memahami penjelasan dengan baik dan terinspirasi untuk hidup lebih sehat. “Akan mencoba untuk mengurangi makanan tidak sehat,” ujar Suhertan yang tahun ini telah berusia 74 tahun. Dalam melatih pikiran yang lebih positif, Suhertan juga senantiasa melakukan meditasi secara rutin. “Dirutinkan setiap hari, membuat saya menjadi lebih sabar,” ungkapnya mengenai manfaat meditasi yang bisa ia dapatkan.

Yenny, salah satu peserta sharing yang juga penyintas kanker stadium 4 juga mengungkapkan manfaat dan kebahagiaan yang bisa ia dapatkan. “Dengan mengikuti acara ini saya merasa ada teman seperjuangan, memotivasi saya berjuang agar dapat bertahan hidup dan sembuh,” imbuhnya. 

Merlin terinspirasi setelah mendengarkan sharing para pemateri, mengungkapkan tekadnya untuk hidup bervegetaris.

Merlin, salah satu peserta sekaligus relawan Tzu Chi juga bertekad untuk hidup bervegetaris setelah mendengar sharing dari berbagai pemateri. “Karena tertarik dengan judul dari acara ini yaitu healthy mind, body and soul, dan setelah dengar sharing dari Dr. Liong Pit Lin yang menginspirasi, jadi muncul tekad untuk bervegetaris,” ungkapnya.

Nelley selaku koordinator acara mengungkapkan bahwa acara sharing ini bertujuan untuk meluruskan pandangan yang benar di masyarakat mengenai hidup bervegetaris sehingga dapat memahami pola makan vegetaris yang sehat. “Selain untuk mendukung bulan tujuh penuh berkah, juga untuk meluruskan pandangan yang benar kepada masyarakat mengenai pola hidup vegetarian,” ucap Nelley. Membawa manfaat bagi semua orang melalui pola hidup yang sehat sehingga menciptakan berkah bagi diri sendiri, orang lain, dan alam semesta menjadi harapannya dengan terselenggaranya acara ini.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Bulan 7: Mengubah Kesadaran Menjadi Kebijaksanaan

Bulan 7: Mengubah Kesadaran Menjadi Kebijaksanaan

20 Agustus 2019

Dalam memperingati Bulan 7 Penuh Berkah, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukannya dengan berdoa dengan tulus dan  khidmat. Mereka memanjatkan doa Sutra Lotus untuk seluruh makhluk hidup.

Memupuk Kekompakan Melalui Perlombaan Kreasi Mi DAAI

Memupuk Kekompakan Melalui Perlombaan Kreasi Mi DAAI

19 Agustus 2024

Dalam rangka Bulan Tujuh Penuh Berkah dan untuk mensosialisasikan pola hidup vegetarian, Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tebing Tinggi mengadakan kegiatan Perlombaan Memasak dan Kreasi dengan Mi DAAI.

Bulan Penuh Berkah: Meresapi Makna Bulan 7 Imlek

Bulan Penuh Berkah: Meresapi Makna Bulan 7 Imlek

26 Agustus 2013 Bulan 7 Imlek dipercaya sebagian orang Tionghoa sebagai bulan hantu dimana roh-roh yang telah meninggal keluar untuk menemui keluarga dan menerima persembahan. Namun sebenarnya, bulan 7 Imlek merupakan bulan penuh sukacita, bulan berbakti dan bulan penuh berkah.
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -