Warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Bakung bersama dengan relawan Tzu Chi Cabang Medan Mandala merayakan Hari Waisak dengan khidmat dan hati penuh ketulusan. Perayaan Waisak 2023 ini berlangsung di jalan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Bakung.
Setiap tahun di pekan kedua bulan Mei, Tzu Chi memperingati tiga hari besar, yaitu Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia. Tzu Chi selalu mengundang masyarakat umum. Setelah tiga tahun tertunda akibat pandemi Covid-19, akhirnya di tahun 2023 ini Tzu Chi Medan dapat merayakan kembali tiga hari besar tersebut di tiga tempat yang berbeda.
Pada 27 Mei 2023 Tzu Chi memperingati perayaan Waisak 2023 di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Bakung diikuti 31 relawan dan 73 warga. Perumahan ini merupakan kompleks 66 rumah yang dibangun Tzu Chi bagi warga Gg. Bakung yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana kebakaran yang terjadi pada tahun 2012 silam.
Perayaan Waisak 2023 kedua pada 28 Mei 2023 di Panti Jompo Harapan Jaya Titi Papan diikuti 20 relawan dan 38 lansia. Selanjutnya, pada 1 Juni 2023 yayasan Tzu Chi mengadakan perayaan Waisak 2023 di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Tanjung Morawa diikuti 36 relawan dan 73 warga Tanjung Morawa.
Warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Bakung melakukan prosesi Waisak 2023 dipandu oleh relawan Tzu Chi dengan berdoa dihadapan Buddha, menyentuh air suci dan mengambil bunga harumnya Dharma.
Perayaan tiga hari besar ini Tzu Chi Medan ingin mengajak warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Bakung, lansia Panti Jompo Harapan Jaya Titi Papan dan masyarakat Tanjung Morawa memperingati Hari Waisak bersama dan menjalin jodoh baik dengan mereka. “Perayaan hari Waisak dengan prosesi pemandian rupang Buddha supaya para warga mengerti akan makna yang terkandung dalam Hari Waisak. Pemandian rupang Buddha merupakan simbolis untuk menyucikan batin kita,” ujar Marliani Tjula, koordinator perayaan Waisak di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Bakung.
Elsa Huang, koordinator perayaan Waisak 2023 di Panti Jompo Harapan Jaya Titi Papan mengatakan perayaan Waisak di panti jompo ini memberi kemudahan para lansia untuk dapat memperingati Hari Waisak dan mengikuti prosesi pemandian rupang Buddha dengan mudah. “Mereka ini banyak yang sudah renta dan kesulitan berjalan, sekaligus mengikat jalinan jodoh dengan mereka,” ujar Elsa Huang yang berharap dapat menyucikan hati dan melenyapkan kegelapan batin relawan maupun para lansia.
Relawan Tzu Chi Cabang Medan Mandala merayakan Hari Waisak bersama lansia Panti Jompo Harapan Jaya Titi Papan. Relawan membantu para lansia yang menggunakan kursi roda.
Sanny Husiana, koordinator perayaan Waisak di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Tanjung Morawa, mengungkapkan, perayaan tiga hari besar ini adalah dari niat Master Cheng Yen sendiri untuk membalas budi luhur Buddha dan orang tua. “Pada saat itu Master Cheng Yen merasa tidak memiliki apa-apa, maka beliau menggunakan badannya sendiri sebagai penghormatan terhadap Buddha dan orang tua. Master Cheng Yen kemudian menetapkan berdirinya Tzu Chi disatukan dengan Hari Waisak dan Hari Ibu sebagai balas budi bagi semua makhluk,” kata Sanny.
Perayaan Waisak di Tanjung Morawa juga dihadiri oleh Hasan Tina Ketua Tzu Chi Medan, Ketua DPD (Dewan Pimpinan Daerah) Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) Sumatera Utara, Brilian Mochtar. Brilian Mochtar dalam sambutannya mengatakan Hari Waisak merupakan momen yang baik bagi umat Buddha untuk menyucikan hati dan pikiran serta dapat menghilangkan karma buruk dan kegelapan batin.
Pada kesempatan itu Brilian Mochtar memuji Yayasan Buddha Tzu Chi yang sudah sangat banyak berkontribusi bagi Indonesia. “Saya mewakili seluruh umat Buddha khususnya Sumatra Utara dan semua pihak yang telah pernah dibantu Tzu Chi menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yayasan Tzu Chi. Semoga Sang Tri Ratna membalas segala amal ibadah yang telah diberikan Tzu Chi bagi masyarakat Indonesia,” tutur Brilian. Beliau berpesan untuk selalu berpegang teguh pada Buddha Dharma agar terwujud hidup yang aman, damai, sejahtera dan terbebas dari segala bencana.
Relawan Tzu Chi mendampingi penghuni Panti Jompo Harapan Jaya Titi Papan untuk menjalani pemandian rupang Buddha untuk berdoa, menyentuh air suci dan mengambil harumnya bunga Dharma.
Perayaan tiga hari besar Tzu Chi diawali dengan menyaksikan tayangan video Keindahan Ajaran Buddha dan tayangan kilas balik Tzu Chi cabang Medan. Para peserta mengumandangkaan Gatha Pendupaan dan Gatha Pujian Buddha.
Perayaan waisak 2023 dijalani dengan pemandian rupang Buddha yang berlangsung dengan khidmat dan agung. Para peserta mengikuti prosesi pemandian rupang Buddha dengan bersungguh hati dan tulus yang dipandu oleh relawan tzu Chi. Para tamu undangan dan masyarakat umum diajak untuk membangun tekad baik untuk melindungi semua makhluk, bervegetaris dan menciptakan ketentraman untuk diri sendiri, keluarga, dan bumi.
Pada sesi ceramah Master Cheng Yen para tamu undangan ditayangkan video tentang makna Waisak dan dilanjutkan dengan doa bersama dan pelimpahan jasa melalui Gatha Pemandian Rupang Buddha.
Puncak acara adalah perayaan Hari Ibu dengan prosesi basuh kaki ibu dan persembahan teh dan bunga kepada ibu oleh anak-anak dalam suasana penuh kebahagiaan dan keharuan. Selama prosesi berlangsung diiringi lagu Shi Shang Zhi You Mama Hao (hanya ibu yang paling baik di dunia ini).
Pada prosesi memperingati Hari Ibu Internasional para tamu undangan diajak membasuh kaki orang tua mereka dengan diiringi lagu Shi Shang Zhi You Mama Hao (hanya ibu yang terbaik di dunia ini).
Mengikuti Prosesi Waisak dengan Hati Penuh Syukur dan Ketulusan
Warga penghuni Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Bakung mengikuti prosesi Waisak dengan khidmat dan penuh perhatian. Bun Cai, warga perumahan Bakung merasa senang atas kehadiran Tzu Chi di perumahan tempat tinggalnya. “Sungguh bersyukur dan terima kasih kepada Tzu Chi yang masih tetap menjalin jodoh baik dengan merayakan Hari Waisak bersama. Saya berharap dengan doa bersama di perayaan Waisak ini, semoga dunia terhindar dari bencana dan semua makhluk hidup berbahagia,” ucap Bun Cai.
Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Oma Elly (65), salah satu penghuni Panti Harapan Jaya Titi Papan. Meskipun berusia lebih dari setengah abad, Oma Elly mengikuti prosesi Waisak dengan hati penuh ketulusan. “Hari ini Tzu Chi jauh-jauh datang merayakan Waisak bersama kami. Saya sangat senang dan terharu masih ada yang memperhatikan kami para lansia ini. Pada saat pemandian rupang Buddha tadi, saya merasakan ketenangan, kegalauan dan kerisauan dalam hati hilang,” tutur Oma Elly.
Oma Elly berharap Tzu Chi bisa datang lagi merayakan Waisak bersama kami. “Semoga Tzu Chi semakin berkembang dan terus aktif membantu orang-orang yang membutuhkan,”harap Oma Elly dengan wajah ceria.
Seorang anak mempersembahkan teh hangat dan bunga kepada ibu mereka masing-masing pada sesi perayaan Hari Ibu Internasional.
Perasaan haru dan bahagia juga dirasakan oleh relawan Junina dan Sally, kakak beradik yang baru bergabung di Tzu Chi pada Februari 2023. Mereka baru pertama kali mengikuti perayaan Waisak di panti jompo.”Saya sangat senang dan bersyukur diberikan kesempatan untuk menjaga dan menghibur para lansia. Saya terharu melihat opa-oma masih semangat menjalani hidup dan ceria walaupun usia mereka yang sudah renta dan fisik yang kurang mendukung,” ucap Junina.
Hal senada diungkapkan oleh Sally, “Saya ikut merasa bahagia melihat para lansia berkumpul bersama merayakan Waisak dengan Tzu Chi. Walaupun dengan keterbatasan fisik dan harus dibantu relawan. Semoga perayaan Waisak ini mereka mendapatkan ketenangan batin dan tetap semangat menjalani hari-hari tua mereka meskipun tanpa keluarga dan saudara,” tutur Sally.
Perayaan Waisak 2023 di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Tanjung Morawa juga mengadakan perayaan Hari Ibu Internasional dengan membasuh kaki ibu yang dilakukan oleh anak-anak dan persembahan teh dan bunga kepada ibu-ibu.
Relawan Tzu Chi yang menjadi peserta dan panitia perayaan Waisak berkesempatan untuk foto bersama dengan Brilian Mochtar (baju merah muda), Ketua DPD Walubi Sumatera Utara dan Hasan Tina, Ketua Tzu Chi Medan (kiri Brilian Mochtar).
Prosesi basuh kaki ibu ini sebagai wujud balas budi atas kasih sayang orang tua yang telah merawat dan membesarkan anak-anaknya. “Prosesi basuh kaki, diharapkan dapat merenungkan kembali kasih sayang dan pengorbanan orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita,”ujar Sanny, koordinator perayaan Waisak.
Marco (14), salah satu peserta yang mengikuti basuh kaki ini merasa senang dan terharu. “Senang rasanya dapat mengikuti perayaan Waisak dan Semoga ibu diberi kesehatan dan panjang umur agar saya dapat berbakti kepadanya. Terima kasih untuk Tzu Chi yang telah menyelenggarakan Hari Ibu,” ujar Marco mantap.
Mengutip ceramah Master Cheng Yen, “Memperingati Hari Waisak dengan khidmat dan membalas budi luhur Buddha, memahami kebenaran sejati dan melenyapkan kegelapan batin, menghimpun kekuatan cinta kasih untuk membawa manfaat bagi semua makhluk, menyerap Dharma ke dalam hati dan menciptakan berkah bagi dunia.”
Editor: Anand Yahya