Memperkaya Makna Kehidupan
Jurnalis : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Mettayani, Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru)Relawan Tzu Chi Pekanbaru menemani para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) menuangkan celengan bambu.
Kehidupan manusia selalu mempunyai dua sisi, contohnya manusia hidup dengan kecukupan materi dan disisi lain ada manusia yang kurang beruntung serta hidup dengan kondisi serba kekurangan dan keterbatasan. Kita sendirilah yang harus menyikapi kehidupan dua sisi ini. Apakah kecukupan materi akan menjadi jaminan kehidupan yang bahagia? Atau apakah kehidupan yang kurang beruntung tidak bisa mendapatkan kebahagiaan?
Menyikapi hal tersebut, sudah menjadi satu agenda rutin dari Tim Amal Tzu Chi Pekanbaru untuk mengundang para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) untuk pulang ke rumah Tzu Chi setiap bulannya. Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjalin tali sirahtulami serta lebih mengenalkan serta menginspirasi para penerima bantuan terhadap Visi dan Misi Tzu Chi. Setelah mereka melihat, merasakan, dan memahami Visi dan Misi Tzu Chi dalam kegiatan ini, diharapkan para penerima bantuan Tzu Chi tersebut dapat turut serta menyebarkan cinta kasih universal lebih luas serta membentangkan layar cinta kasih.
Para penerima bantuan Tzu Chi bersemangat untuk ikut membantu sesama yang membutuhkan dengan berdonasi melalui celengan bambu.
Sejak awal tahun 2018, materi gathering lebih difokuskan kepada filosofi kehidupan Master Cheng Yen, Masa Celengan Bambu, dan Perkembangan Tzu Chi dari tiada hingga menjadi seperti saat ini. Dengan semakin mengenal jejak langkah cinta kasih Tzu Chi serta telah melihat dan merasakan manfaatnya, para relawan juga berharap timbul satu rasa syukur dari para penerima bantuan atas jalinan jodoh ini.
Pada gathering tanggal 29 April 2018 ini, materi difokuskan tentang Masa Celengan Bambu Tzu Chi. Kegiatan gathering yang diikuti oleh 82 penerima bantuan ini dimulai pukul 15.30 WIB dan bertempat di kantor Tzu Chi Pekanbaru. Para penerima bantuan diberikan pengetahuan tentang sejarah berdirinya Tzu Chi, dimana budaya celengan bambu ini masih terjaga hingga saat ini.
Salah satu penerima bantuan Tzu Chi, Maswati Nasution sharing mengenai Kata Perenungan Master Cheng Yen yang menginspirasinya.
Mengawali kegiatan, seluruh peserta menyaksikan tayangan Lentera Kehidupan Master Cheng Yen dengan judul “Membimbing Sesama dengan Jembatan Welas Asih”. Setelah itu dilanjutkan sharing dari relawan Tzu Chi Pekanbaru, Lina yang merefleksikan dari Ceramah Master Cheng Yen. “Kita semua dapat berkumpul disini adalah berkat adanya jalinan jodoh. Kita semua begitu menyayangi dan mencintai guru kita Master Cheng Yen. Guru yang mendedikasikan seluruh hidupnya dalam menyebarkan cinta kasih universal kepada semua makhluk,” ungkap Lina.
Pada kesempatan yang sama, Lina juga menambahkan bahwa sebelum kita mencintai guru kita, Master Cheng Yen telah terlebih dahulu mencintai kita sehingga jalinan jodoh pun dapat terwujud. “Sebagai wujud nyata cinta kita kepada guru kita, sudah menjadi kewajiban kita untuk menyebarkan kembali cinta kasih. Ketika kita dapat berbuat kebajikan untuk orang lain, hidup kita akan mempunyai makna dan bernilai bukan dalam lingkup yang kecil tetapi ke lingkup yang lebih luas dan kita dapat merasakan kebahagiaan yang tak terhingga,” tambahnya.
Setelah kegiatan gathering
selesai, para penerima bantuan juga mendapatkan paket cinta kasih dari Tzu Chi
Pekanbaru.
Pada 52 tahun yang lalu, kehidupan Master Cheng Yen bersama murid-muridnya sangatlah sulit, namun kesulitan hidup ini tidaklah mengurungkan niat mereka untuk membantu masyarakat yang membutuhkan uluran tangan dan cinta kasih. Dengan mengajak 30 ibu rumah tangga untuk menyisihkan uang belanja 50 sen setiap hari dalam celengan bambu, akhirnya Tzu Chi didirikan. Konsep 50 sen sehari ini mempunyai manfaat dan pengetahuan yang sangat baik karena setiap hari kita dapat melakukan dan membangkitkan satu niat baik, dapat membantu orang dengan tidak mengganggu kebutuhan keluarga (ini juga mengajarkan kepada kita bagaimana mengatur pengeluaran keluarga).
Penjelasan tentang masa celengan bambu memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada para penerima bantuan yang hadir bahwa di tengah keterbatasan kita masih bisa melakukan kebaikan untuk orang lain. Dalam kegiatan yang sama, para penerima bantuan juga yang sudah memiliki celengan bambu juga menuangkan isi dari celengan tersebut. Suara gemerincing koin-koin cinta kasih pun turut serta membangkitkan rasa bahagia dan haru seluruh peserta.
Walaupun dibantu, para penerima bantuan Tzu Chi pun masih tergerak untuk turut serta meneruskan cinta kasih kepada yang membutuhkan uluran tangan kasih. Penerima bantuan yang tidak memiliki celengan bambu pun tidak mau kalah, beberapa dari merka ada yang membawa kumpulan koin dalam bungkusan plastik dan dituangkan saat penuangan. Dalam sesi sharing, salah satu penerima bantuan, Elpiana merasa sangat terharu sekaligus bahagia. “Saya sangat senang dan serasa mau menangis karena berkat celengan inilah saya bisa berjodoh dengan Tzu Chi. Dan ternyata saya juga bisa membantu orang lain,” ungkap Epiana.
Penerima bantuan Tzu Chi yang merasakan hal yang sama ketika dapat turut serta menuangkan celengan yang disisihkan dari rezeki yang dimiliki adalah Maswati Nasution. “Saya selalu ingat Kata Perenungan Master Cheng Yen bahwa, Berguna bagi orang lain, menunjukkan bahwa kehidupan kita bernilai. Kalau tidak, hidup ini seperti makan sayur tak bergaram,” ungkap Maswati yang datang bersama putranya dalam kegiatan ini. Maswati merasa sangat bersyukur berjodoh dengan Tzu Chi yang telah memberikan banyak perhatian dan bantuan saat keluarganya dalam kesulitan. Berkat bantuan Tzu Chi, putra Maswati kini sudah sembuh dari penyakitnya dan sudah mendapatkan pekerjaan sebagai petugas keamanan di salah satu perusahaan.
Setelah mendapatkan pemahaman lebih jelas, para penerima bantuan Tzu Chi yang belum mempunyai celengan pun bersama-sama membawa pulang celengan dengan satu niat tulus untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan. Seperti yang tertuang dalam salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen: “Cinta Kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, sebaliknya akan tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.”
Editor: Arimami Suryo A.
Artikel Terkait
Menghadapi Tantangan dan Mengatasi Kesulitan
01 Juni 2016Dengan mengusung tema ‘Menghadapi Tantangan dan Mengatasi Kesulitan’ seorang relawan pemerhati di Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Teguh Taslim memberikan sharing perjalanan hidunya.