Memperkuat Barisan Pencatat Sejarah Tzu Chi
Jurnalis : Juniwati Huang (He Qi Utara), Fotografer : Widarsono, Henry Tando (He Qi Utara)Akwang Shixiong sebagai salah satu fasilitator sesi video menunjukkan bagaimana cara penggunaan alat kepada peserta training relawan dokumentasi Tzu Chi. |
| ||
Sharing Ilmu dan Pengetahuan "Saya terinspirasi dengan tayangan DAAI TV tentang 3 in 1 (6 Desember 2009-red), kebetulan ada profil saya di situ. Setelah saya melihat tayangan tersebut, saya mulai berdiskusi dengan Henry Shixiong (Wakil koordinator 3 in 1 He Qi Utara), bagaimana kalau kita adakan training 3 in 1 untuk memperkuat barisan-barisan pencatat sejarah Tzu Chi baru,” kata Widar, ”Henry mendukung dan bersedia menjadi pengajar. Lalu saya mulai kontak-kontak dengan Juni Shijie, Amel Shijie dan Akwang Shixiong untuk dimintai kesediaan menjadi pengajar di 3 in 1 sesuai bidang masing-masing. Kemudian mulai kita susun jadwal pembagian tugas mengajar dan mempromosikan kegiatan Training 3 in 1 ini melalui e-mail dan FB (facebook). Akhirnya tanggal 8 Januari 2010 sebagai pembukaannya.” Wilayah Utara dan Barat yang berdekatan serta frekuensi pertemuan dengan Akwang Ahixiong sebagai koordinator 3 in 1 He Qi Barat yang tinggi menjadi dasar pertimbangan Widarsono bekerja sama dengan He Qi Barat. Dengan total 12 kali pertemuan, training diawali dengan sejarah dan landasan budaya 3 in 1 Tzu Chi, serta visi misi 3 in 1 yang merupakan jiwa peliputan kegiatan Tzu Chi. Secara bergantian, materi tentang foto, tulisan, dan video mulai mewarnai pertemuan 3 in 1 yang umumnya berlangsung setiap Jumat malam di Jing Si Books & Cafe Pluit, Jakarta Utara. Pemberian dasar materi di setiap bidang (foto, tulisan, dan video) diharapkan dapat memberikan bekal landasan yang kuat bagi peserta yang telah menggeluti bidang tersebut ataupun pemula. Secara bertahap materi diperdalam hingga sharing dari para relawan, jurnalis, dan fotografer 3 in 1 yayasan yang dalam kesehariannya menjalani bidang tersebut sehingga sarat pengalaman. ”Ada beberapa materi, mungkin saya pernah denger, tapi cukup menyenangkan di-refreshing lagi. Cara penyajian yang bukan menggurui tapi lebih ke sharing ilmu dan pengalaman bikin jadi lebih enjoy dan lebih mudah menerimanya,” ungkap Joni, salah seorang peserta yang secara konsisten mengikuti training dari awal hingga akhir.
Ket : - Widarsono, Koordinator Relawan Dokumentasi Tzu Chi yang selalu hadir dalam setiap pertemuan training tengah memberikan sharing video kepada para peserta. (kiri) Kerinduan dan Antusiasme Berbagi Jarak antara Sekolah dan Jing Si Books & Cafe Pluit yang sempat menjadi kendala berhasil diatasinya dengan mengusahakan pinjaman mobil antar jemput sekolah. Antusiasme tim jurnalistik sekolah juga tercermin dalam konsistensi dan partisipasi aktif mereka dalam setiap pertemuan training. ”Bagus sekali, baik pengajar maupun peserta cukup antusias. Terutama peserta dari SMK Cinta Kasih yang selalu ikut kelas yang kami adakan. Hubungan yang terjalin tentunya menjadi semakin akrab antara pengajar dan peserta,” kesan Widarsono terhadap pelaksanaan training. Tidak hanya ilmu, training ini seakan menjawab ’kerinduan’ peserta untuk berbagi rasa dengan sesama peminat dan menjalin jodoh baik dalam komunitas 3 in 1. ”Tentunya dengan diadakannya training ini, saya jadi lebih kenal dan makin akrab dengan beberapa Shixiong- Shijie, kenal lebih banyak teman baru,” ujar Joni Shixiong seraya tersenyum. Partisipasinya dalam training ini juga membuka wacana baru bagi Joni akan minatnya terhadap tulisan, ”Awal saya tertariknya sama video dan foto sih. Tapi yang paling berkesan justru bukan dari 2 hal yang saya suka, tapi lebih ke naskah yang baru bagi saya. Saya jadi tertarik dengan penulisan.” Kombinasi teori dan praktik dalam setiap bidang, termasuk pengenalan dan penggunaan alat video dan kamera, semakin memperkaya pemahaman peserta. Setelah mengenal satu sama lain, para relawan pun dapat saling mendukung termasuk dalam hal peminjaman alat. ”Sisa bergandengan tangan dengan relawan, bisa belajar banyak hal, dan juga dapat akses untuk peminjaman alat,” ungkap Herfan, yang merasa bahwa salah satu kendala terkait dengan ketersediaan alat. Diikuti oleh sekitar 30 peminat dengan jumlah peserta yang bervariasi pada setiap pertemuannya, kegiatan ini semakin mengukuhkan eksistensi 3 in 1 Tzu Chi Indonesia dan menjadi wadah pendukung perkembangan relawan 3 in 1.
Ket : - Anand Yahya, fotografer dari Tim Media Cetak Tzu Chi sedang menunjukkan contoh-contoh foto dalam sesi teknik pengambilan foto. (kiri). Berbagi kisah dan kebijaksanaan Prinsip dasar 3 in 1 yaitu liputan yang mengandung unsur kebenaran, sesuai kenyataan yang terjadi; unsur kebajikan yaitu nilai-nilai kebaikan; dan unsur keindahan, yang berarti disampaikan dengan bahasa dan tampilan yang indah. Prinsip ini senantiasa diingatkan dalam setiap pertemuan training agar semakin dijiwai oleh relawan 3 in 1. ”Angle kita bukan kegiatan, tapi manusia. Makanya ada budaya kemanusiaan. Dasarnya adalah bagaimana kita memahami penderitaan orang lain, bagaimana (kita) melihat penderitaan dari sudut pandang yang berbeda, dan bagaimana insan-insan 3 in 1 bisa mendidik orang yang diliput supaya bisa membantu orang lain,” tegas Hendrik dari DAAI TV, Divisi Humanitarian dalam suatu pertemuan. Menurut Hendrik, tulisan ataupun liputan akan menjadi hidup dan menyentuh saat jurnalis/penulisnya telah memahami penderitaan orang lain, dan melepaskan ke-Aku-an serta menjernihkan pikirannya saat meliput. Tantangan sekaligus pembelajaran diri bagi relawan 3 in 1, tidak hanya untuk berbagi kisah, namun juga kebijaksanaan melalui pemahaman penderitaan manusia. Selain menumbuhkan kebijaksanaan bagi diri sendiri, juga menginspirasi kebijaksanaan orang lain dari hasil karyanya. Demikianlah harapan terbesar karya relawan 3 in 1 sesuai dengan visi Tzu Chi yang juga merupakan visi 3 in 1, (1) Menyucikan hati manusia, (2) Mewujudkan masyarakat yang damai dan sejahtera, dan (3) Mewujudkan dunia terhindar dari bencana. Walau tergolong sederhana dan masih membutuhkan banyak penyempurnaan dalam hal pelaksanaan dan pengajar training, namun niat baik, ketulusan, dan semangat tim telah merampungkan tekad pelaksanaan training tersebut selama 3 bulan. Namun tidak berhenti di sana, tim relawan 3 in 1 yang telah terbentuk pun bersatu hati untuk melanjutkan dan mengembangkannya. ”Rencana selanjutnya, saya berharap kegiatan ini tidak saja hanya di training 3 bulan ini saja tapi juga dilanjutkan dengan sharing-sharing antara relawan 3 in 1 (semua He Qi: Utara, Barat, Selatan, dan Timur), maupun dari Tim Media Cetak Tzu Chi dan DAAI TV juga bisa saling memberikan masukan dan wawasan baru khususnya untuk relawan 3 in 1, agar berkarya lebih baik lagi. Jia You . . , relawan 3 in 1,” ungkap Widarsono dengan penuh semangat. | |||
Artikel Terkait
Tak Ada Kata Susah
09 November 2013 ketika lewat tengah hari, nama Tjin pun dipanggil. Dan Lusiana mendapatkan tugas mencuci kaki ibunya. Luar biasa rasa haru yang dipancarkan oleh Tjin. Karenanya sebelum menjalani operasi dengan senyuman yang lebar ia berkata kepada saya kalau hatinya begitu senang.Yuan Yuan
26 Februari 2015Paket Lebaran 2022: Titik Awal Mulainya Kembali Kunjungan Kasih
10 Mei 2022Setelah merayakan Hari Ultah Master Cheng Yen dan Tzu Chi, relawan Tzu Chi Batam membagikan santunan dan paket Lebaran kepada Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) yang merayakan Idul Fitri.