Pembukaan acara dengan isyarat tangan dibawakan oleh para relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pluit untuk menyambut para calon relawan.
“Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan, yaitu berbakti kepada orang tua dan melakukan kebajikan”. Inilah kutipan kata perenungan Master Cheng Yen yang terdapat di dalam hati 27 peserta kegiatan Sosialisasi Relawan Baru He Qi Pluit pada 25 Februari 2024. Mereka membangun niat baik disertai kesungguhan hati hendak mengenal lebih dalam dan menjadi relawan Tzu Chi.
Rangkaian acara dibuka dengan isyarat tangan sebagai bentuk penyambutan kepada para calon relawan dan dilanjutkan dengan presentasi yang dibawakan oleh relawan Tzu Chi, Aina, mengenai sejarah awal mula berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi. Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan mengenai tata cara dan etika menjadi seorang relawan. Pendampingan para relawan di masing-masing meja juga membuat para calon relawan merasakan suasana yang hangat dan akrab.
Hal itu turut diungkapkan pula oleh Ketty, seorang mahasiswi yang turut menjadi peserta kegiatan Sosialisasi Relawan Baru pada hari itu, “Sebenarnya saya sudah tiga kali mengikuti berbagai kegiatan Tzu Chi dan lebih senang lagi pada kesempatan ini dapat mengikuti kegiatan Sosialisasi Relawan Baru, pengetahuan saya mengenai dunia Tzu Chi semakin bertambah dan semakin memantapkan langkah saya untuk bersumbangsih di Tzu Chi,” tutur Ketty. Awalnya, Ketty tidak mengetahui acara Sosialisasi Relawan Baru, namun berkat ajakan Vincent Salimputra dan bimbingan dari Kelly Adiputra selama sosialisasi membuat dirinya menyempatkan waktu dan merasakan kenyamanan saat mengikuti kegiatan ini.
Aina menjelaskan sejarah berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi kepada para peserta sosialisasi.
Ketty (berbaju putih) menyimak presentasi yang dibawakan oleh pemateri dan merasa terinspirasi dari penjelasan tersebut pada sosialisasi kali ini.
Di tengah kesibukan Ketty sebagai seorang mahasiswi, ia tetap membangun tekad dan komitmen di dalam hati untuk dapat bersumbangsih dan berguna bagi banyak orang. “Kesibukan saya saat ini berkuliah dan sedang menulis skripsi. Menurut saya, lebih baik saya melakukan perbuatan baik atau mengikuti kegiatan-kegiatan dari Tzu Chi di tengah waktu luang daripada melakukan hal yang kurang berguna atau tidak urgent,” kata Ketty.
Hal yang sama turut diungkapkan pula oleh Sonny, salah satu peserta sosialisasi, dengan semangat, “Ini pertama kali bisa menginjakkan kaki di Tzu Chi Center. Selama ini hanya pernah lewat atau mendengar saja tentang Tzu Chi, tetapi hari ini sungguh sebuah berkah bisa melihat langsung ke Tzu Chi Center. Setelah ini, saya mau bersumbangsih di bidang kesehatan dan baksos.”
Tidak mau ketinggalan, Pieter yang berada di sampingnya juga turut berkata, “Melalui kesempatan sosialisasi ini, saya sudah memutuskan untuk turut serta bersumbangsih menjadi relawan foto dan video, pelestarian lingkungan, budi pekerti dan yang lainnya.”
Pieter (menggunakan topi) dan Sonny (tengah-menggunakan tas selempang) dengan semangat memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga.
Para relawan membantu menerjemahkan penjelasan materi kepada calon relawan dari China dan mendampingi mereka hingga acara berakhir.
Sosialisasi kali ini juga dihadiri oleh tiga ibu rumah tangga dari Tiongkok. Mereka menggenggam dan memanfaatkan waktu yang tersedia untuk dapat bersumbangsih dan berguna bagi banyak orang. Beberapa relawan Tzu Chi yang fasih berbahasa Mandarin dengan sigap membantu menjadi penerjemah, sehingga mereka tetap bisa memahami maksud dari presentasi sosialisasi kali ini. Setelah mendengarkan terjemahan dari presentasi yang dibawakan Aina, mereka begitu terkesan dan turut mendaftarkan diri untuk dapat menjadi bagian dari barisan relawan Tzu Chi.
Acara ini ditutup dengan isyarat tangan Satu Keluarga, di mana seluruh peserta yang hadir diajak ikut serta mempraktikkan isyarat tangan tersebut. Hal ini jugalah yang terserap ke dalam batin masing-masing peserta kegiatan Sosialisasi Relawan Baru, bahwa sekalipun berasal dari negara, suku, ras dan agama yang berbeda, kita semua memiliki cinta kasih yang dapat dikembangkan secara bersama-sama di Tzu Chi.
Editor: Metta Wulandari