Memperpanjang Barisan Tim Medis Humanis Tzu Chi
Jurnalis : Eka Suci R (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Eka Suci R (Tzu Chi Surabaya)Tzu Chi Surabaya menggelar Sosialisasi TIMA di Kantor Tzu Chi Surabaya yang diikuti oleh 27 peserta terdiri dari dokter umum/spesialis, perawat, apoteker, dan juga relawan Tzu Chi.
Tim Medis Tzu Chi (TIMA) Surabaya menggelar Sosialisasi TIMA di Kantor Tzu Chi Surabaya, Minggu 27 Oktober 2019. Sosialisasi ini diikuti sebanyak 27 peserta terdiri dari dokter umum dan spesialis, perawat, apoteker, serta relawan Tzu Chi. Tenaga medis dan paramedis tersebut adalah relawan baru maupun relawan yang seringkali mengikuti bakti sosial kesehatan yang diselenggarakan Tzu Chi Surabaya.
TIMA (Tzu Chi International Medical Association) di Indonesia diresmikan di Jakarta pada 10 November 2002, TIMA merupakan perkumpulan medis dan paramedis yang juga memiliki visi misi kemanusiaan. Mereka semua terjun langsung untuk memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan dalam baksos kesehatan. Sama seperti relawan Tzu Chi lainnya, TIMA melakukan pekerjaan ini secara sukarela dan tanpa pamrih.
Mengingat begitu pentingnya kesehatan dalam kehidupan, TIMA Surabaya akhirnya mengadakan Sosialisai yang bertajuk Mengenal Barisan Relawan Medis Humanis. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan peran TIMA dalam menjalankan visi misi kesehatan dan kemanusiaan di Tzu Chi.
Acara dimulai dengan pengenalan Tzu Chi dan kiprah barisan TIMA indonesia yang disampaikan oleh drg. Delidanti.
Hadir sebagai narasumber adalah drg. Linda Verniati, Sp.Ort, Koordinator Kegiatan Sosialisasi TIMA Indonesia, drg. Delidanti, dr. Moses Bernard Homenta. Selain itu kegiatan ini juga mengajak seluruh peserta untuk bergabung dengan TIMA Surabaya. Sosialisasi kali ini bertujuan agar peserta memahami betul tentang TIMA dan juga filosofi Tzu Chi. Selain harus mengikuti bakti sosial terlebih dahulu, setiap calon anggota TIMA harus mengikuti pelatihan relawan.
Menularkan Budaya Humanis
Acara dimulai dengan pengenalan
Tzu Chi dan kiprah barisan TIMA indonesia yang disampaikan oleh drg. Delidanti.
Dalam sosialisasi ini, drg. Edwin Siswantoro selaku Ketua TIMA Surabaya juga bercerita
jejak cinta kasih TIMA di Surabaya. Tak ketinggalan, ia juga mengapresiasi
insan Tzu Chi yang turut menjalankan misi kesehatan yang dengan rutin
mengadakan baksos yang selalu melibatkan tenaga medis dan paramedis serta
relawan setempat.
Penyampaian presentasi drg. Linda tentang budaya humanis dan tugas kemanusiaan rasanya membangkitkan semangat Lilis salah satu peserta untuk turut bersumbangsih bersama barisan relawan medis Tzu Chi Surabaya. Selain itu ilmu yang didapat dalam kegiatan ini bisa ia aplikasikan dengan keluarga dan kerabatnya.
Sharing dr. Moses mengenai Sukacita Tergabung dalam Barisan Relawan Medis Humanis, ia mengingatkan agar nantinya harus bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan sukacita, penuh welas asih, dan tetap menghargai orang yang diobati.
“Saya baru berkesempatan untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi pada hari ini. Sikap acuh, saya rasa masih banyak di sekitar saya, di rumah, rekan kerja, jadi budaya humanis yang sudah dijelaskan pada hari ini bisa diterapkan sedikit-sedikit lah agar bisa lebih baik lagi,” ujarnya.
Dokter Linda Verniati menilai bahwa Tzu Chi Surabaya sudah mulai menunjukkan kemajuan daripada tahun-tahun sebelumnya. “Tima Surabaya sudah mulai menunjukkan kemajuan yang lumayan, mulai satu langkah lebih maju, terbukti dari baksosnya yang jumlahnya makin besar artinya sudah bisa lebih banyak mendatangkan tenaga medis dari luar, namun saya melihat beberapa juga yang masih belum mengenal Tzu Chi,” tuturnya.
Hati yang Mantap
Pada kesempatan tersebut dr. Moses juga memberikan sharing mengenai Sukacita Tergabung Dalam Dalam Barisan Relawan Medis Humanis. Kepada
semua tim medis yang tergabung dalam TIMA ia mengingatkan agar nantinya harus
bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan sukacita, penuh
welas asih, dan tetap menghargai orang yang diobati.
Sharing dari pemateri membangkitkan semangat Lilis salah satu peserta untuk turut bersumbangsih bersama barisan relawan medis Tzu Chi Surabaya.
“Di setiap sosialisasi saya berharap semakin banyak tenaga medis yang paham bahwa kita memiliki kewajiban untuk menolong dan memberikan perhatian juga cinta, agar pasien yang dilayani dapat sembuh dari penyakit fisik maupun mental,” ujar dokter yang baru saja dilantik menjadi relawan komite ini.
Sharing lainnya disampaikan oleh dr. Anastasya yang juga baru saja dilantik sebagai anggota TIMA. Awalnya ia juga relawan biasa yang ikut bersumbangsih saat Tzu Chi mengadakan baksos. Ia belajar dan banyak berubah menjadi lebih teratur berkat pembelajaran saat sosialisasi maupun saat training TIMA di Taiwan.
“Di sini kita dididik untuk menghargai satu sama lain, untuk teratur, diajari untuk bervegetaris, bangun pagi, itu sebenarnya bertolak belakang dengan kehidupan saya. Tapi selama 10 hari saya mengikuti training TIMA di Taiwan saya hanya makan sayur dan juga buah tidak terasa. Saya enjoy aja setelah itu. Saat pulang saya pikir saya harus melanjutkan lagi, sampai tidak terasa bahwa 1,5 bulan dan saya mulai merasakan manfaatnya. Begitu pulang saya merasa lahir kembali seperti yang dikatakan dr. Moses, saya merasa lebih sabar, lebih memperhatikan semua pasien membutuhkan sentuhan,” ujar dokter yang kerap dipanggil dr. Anas ini.
Dokter Anastasya turut bercerita tentang kisahnya saat dilantik menjadi anggota TIMA dan juga kisah inspiratifnya menjadi seorang vegetarian.
Pada kesempatan itu pula, paramedis dan juga tim TIMA menampilkan isyarat tangan Tiga Tiada, dengan kompak mereka memberikan penampilan yang terbaik. Tidak ketinggalan perwakilan relawan komite, Becky dan juga Purwanto memberikan peragaan isyarat tangan Xin Deng.
Rasa syukur disampaikan oleh Becky untuk para peserta juga pemateri yang jauh datang dari Jakarta. “Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menjalin jodoh baik dengan TIMA untuk memperpanjang barisan TIMA Surabaya. Mudah-mudahan dengan apa yang disampaikan hari ini, shixiong shijie bisa tahu lebih dalam. Tidak hanya saya ikut Tzu Chi, saya ikut baksos, tapi begitu ditanya Tzu Chi itu apa, TIMA itu apa, tidak ngerti. Jadi mudah-mudahan bisa mengajak lebih banyak orang untuk memperbanyak barisan TIMA, sudah waktunya kita bersatu hati bekerja sama dengan harmonis untuk menjalankan misi Tzu Chi. Jia you, semangat,” tutup Becky.
Dalam sosialisasi kali ini besar harapan untuk peserta yang sudah datang, TIMA ini adalah sebuah ladang berkah, untuk itu semoga semakin banyak tenaga medis yang mau ikut menanam benih di ladang berkah ini.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Memperpanjang Barisan Tim Medis Humanis Tzu Chi
05 November 2019Mengingat begitu pentingnya kesehatan dalam kehidupan, TIMA Surabaya mengadakan Sosialisai yang bertajuk Mengenal Barisan Relawan Medis Humanis. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan peran TIMA dalam menjalankan visi misi kesehatan dan kemanusiaan di Tzu Chi.
Mantap Menjadi Relawan TIMA Indonesia
23 September 2019Pada pelatihan Calon Anggota TIMA Indonesia ini, 47 peserta dari berbagai profesi medis dikenalkan lebih dalam lagi beberapa hal dasar. Seperti visi misi Tzu Chi, tata krama Tzu Chi, serta budaya humanis Tzu Chi dan kegiatan-kegiatan TIMA Indonesia.
Menjalankan Misi Kemanusiaan Tzu Chi Bersama TIMA
08 November 2017Pada 5 November 2017, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung mengadakan acara sosialisasi Tzu Chi International Medical Association (TIMA) yang berlangsung di Lantai 2 Aula Jing Si Bandung, Jl Jend. Sudirman No. 628. Sosialisasi ini diikuti oleh 61 peserta yang terdiri dari relawan Tzu Chi, TIMA Bandung, Tzu Ching, dan calon TIMA Bandung.