Memperpanjang Usia Bumi

Jurnalis : Himawan Susanto , Fotografer : Himawan Susanto
 
foto

* Di bawah terik matahari, staf dan karyawan DAAI TV memotong plastik-plastik yang menempel dalam botol-botol minuman yang akan didaur ulang.

“Bumi ini seperti ibu kita karena semua yang kita butuhkan berasal darinya. Makanan, minuman, dan udara yang kita dapatkan semua berasal dari bumi,” tutur Posan Shixiong saat menjelaskan isi sebuah poster pelestarian lingkungan kepada 5 kelompok karyawan dan staf DAAI TV. Sabtu pagi, 25 April 2009, 50 staf dan karyawan DAAI TV berkumpul di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Dengan mengenakan seragam lapangan, mereka bersiap untuk melakukan pemilahan sampah di depo daur ulang Tzu Chi Cengkareng.

“Manusia terus-menerus merusak dan mengeksploitasi bumi. Bumi pun semakin panas. Saat bumi menggigil, saking kerasnya gedung-gedung pun runtuh. Saat bumi sakit, ia pun batuk-batuk mengeluarkan lahar yang panas. Dan saat bumi sedang kepanasan, ia pun menangis dan menimbulkan banjir,” lanjut Posan menggambarkan kondisi bumi yang saat ini sedang sakit. Sebelumnya, Posan juga memeragakan tata cara membuat sabun deterjen dari minyak jelantah (minyak sisa menggoreng) yang dicampurkan dengan soda api kepada para staf dan karyawan DAAI TV. Minyak jelantah rumah tangga yang tadinya terbuang percuma sekarang dapat kembali diolah menjadi barang lain yang berguna dan bermanfaat.

Hong Tjhin, CEO DAAI TV Indonesia yang datang dan membuka kegiatan daur ulang ini mengatakan DAAI TV sudah mencoba untuk menjadikan tontonannya sebagai inspirasi bagi penonton. “Karena itu kini saatnya bagi kita untuk praktek langsung melestarikan lingkungan,” tuturnya. Staf dan karyawan DAAI TV pun kemudian dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok tulip menangani sampah kertas, kelompok sakura menangani sortir barang daur ulang, kelompok mawar menangani sampah plastik, kelompok anggrek menangani sampah botol, dan kelompok teratai menangani sampah logam.

foto  foto

Ket : - Staf dan karyawan DAAI TV Indonesia sedang memperhatikan tata cara membuat sabun dari bahan minyak
           jelantah yang dipertunjukkan oleh 2 relawan Tzu Chi Indonesia. (kiri)
         - Jika sehari-hari stff dan karyawan DAAI TV senantiasa bergumul dengan informasi dan berita, hari itu mereka
           menggulungkan lengan baju memilah sampah dan melakukan pelestarian lingkungan untuk
           menyelamatkan bumi. (kanan)

Mereka pun bersiap mengenakan sarung tangan dan masker pelindung. Sambil berbaris tertib mereka berjalan menuju ke depo daur ulang yang terletak di bagian belakang kompleks Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Di sana, mereka segera berpencar menuju lokasi yang telah ditunjukkan sebelumnya. Bayangan depo daur ulang yang kotor dan bau yang ada di benak mereka sebelumnya langung sirna saat melihat sendiri kondisi depo. Walau sampah yang belum didaur ulang terlihat menggunung namun semua sampah itu relatif bersih. Tidak seperti sampah yang biasanya bertumpuk di tempat penampungan sampah sementara pada umumnya. “(Saya) belum pernah (ikut kegiatan seperti ini). Rasanya seru juga karena juga bisa membantu Tzu Chi. Asyik juga kalau bisa diadakan 3 bulan sekali,” tutur Merry, salah satu staf keuangan DAAI TV yang baru pertama kalinya mengikuti pemilahan sampah daur ulang.

Selain melakukan pemilahan sampah, panitia acara juga menyelenggarakan peragaan busana dan pertunjukan musik. “Selama ini kita meliput tentang daur ulang namun belum pernah terjun langsung ke lapangan. Karena itu kita mengadakan acara ini. Acara dikemas dengan menarik agar tidak boring dan bisa menikmati daur ulang,” ujar Ilham, salah satu karyawan DAAI TV yang menjadi panitia acara. Ia juga menambahkan acara ini adalah permulaan untuk lebih mengenal daur ulang. Direncanakan program ini akan menjadi program 3 bulanan dan semoga dapat diikuti oleh semua staf dan karyawan DAAI TV. Saat wawancara, Ilham juga menambahkan bahwa acara ini dibuat lebih santai dan enjoy. Menanamkan terlebih dahulu rasa suka setelah itu dilakukan pendalaman. “Harapannya, setelah mereka mengenal dan mengetahui daur ulang, mereka akan menyebarkannya kepada keluarga dan lingkungan di mana mereka tinggal. Ke depan kita berharap DAAI TV dapat menjadi leader dalam pelestarian lingkungan,” tutur Ilham berharap.

foto  foto

Ket : - Aldi, seorang jurnalis DAAI TV Indonesia sedang mempertunjukkan sebuah tas yang terbuat dari sisa-sisa
           CD cakram yang tak terpakai. (kiri)
         - Yane dengan serius dan antusias memilah sampah yang menggunung di dalam depo ruangan depo
           daur ulang Tzu Chi Cengkareng. (kanan)

Saat peragaan busana, dipamerkan berbagai macam bentuk barang yang tadinya tidak terpakai lagi menjadi barang yang dapat digunakan kembali. Bekas-bekas piring cakram yang tidak terpakai lagi, ternyata jika disatukan dan dirangkai dapat diubah menjadi sebuah tas yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bekas kaleng cat, dengan sedikit kreativitas dapat diubah menjadi tempat sampah yang cantik dan indah. Usai peragaan busana, Sesiung Ben yang personelnya terdiri para staf dan karyawan DAAI TV pun mempertunjukkan kebolehan mereka dalam bermusik. Dengan melantunkan lagu-lagu Tzu Chi, di antaranya Cinta Kasih Universal Mencerahkan Dunia, Senyuman Terindah, dan Satu Keluarga, mereka menghibur penonton yang ada. Lagu yang dilantunkan pun memiliki aransemen yang berbeda, namun tetap tidak menyimpang dari nilai-nilai Tzu Chi. Acara pun diakhiri dengan kuis yang hadiahnya adalah barang-barang yang dipamerkan dalam peragaan busana. Memperpanjang usia bumi, rumah bersama kita dapat dilakukan dengan memperbanyak tangan-tangan pelestarian lingkungan, salah satunya melalui kegiatan yang dilakukan oleh staf dan karyawan DAAI TV. Mengubah sampah menjadi emas, mengubah emas menjadi cinta kasih.

 

Artikel Terkait

Posko Kesehatan yang Menenteramkan

Posko Kesehatan yang Menenteramkan

03 Februari 2014 Banjir yang kembali melanda Jakarta pada bulan Januari ini cukup memberikan dampak buruk yang tidak sedikit, salah satu contohnya adalah banyak timbulnya wabah penyakit.
Penantian itu Usai Sudah

Penantian itu Usai Sudah

30 November 2008 Saat itu tahun 2006, dan lama-kelamaan penglihatan matanya makin berkurang. Maka ia pun lalu bilang ke kakaknya tentang kondisi matanya. Oleh kakaknya dibilang, ya udah nanti kita periksa. Satu hari, oleh kakak dan keponakannya mengajak Hioe Tjien-nyan berobat ke sebuah rumah sakit di Jakarta. Di sana, oleh dokter ia dikatakan menderita katarak, dan jika ingin cepat sembuh harus lekas dioperasi.
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -