Mempraktikkan Budaya Humanis Tzu Chi dalam Kegiatan Donor Darah
Jurnalis : Augustina (Tzu Chi Medan) , Fotografer : Lukman (Tzu Chi Medan)
Relawan menemani donor dalam kegiatan yang digelar Tzu Chi Medan, Minggu, 15 Oktober 2017.
Demi membantu menambah persediaan darah yang masih kurang di Kota Medan, Tzu Chi Medan bekerja sama dengan Unit Transfusi Darah (UTD) Adam Malik mengadakan donor darah, Minggu 15 Oktober 2017. Donor darah selain bisa menolong orang lain, juga bermanfaat bagi kesehatan kita sendiri. Sel darah merah yang hilang akan digantikan dengan pembentukan sel darah baru sehingga tubuh menjadi lebih sehat.
Dengan melakukan donor darah, seseorang juga berkesempatan memeriksakan kesehatannya karena sebelumnya calon donor akan diperiksa terlebih dahulu tekanan darahnya dan hemoglobin (HB). Darah yang diterima rumah sakit akan diperiksa di laboratorium untuk pengujian sifilis, HIV, hepatitis dan penyakit lainnya sebelum ditransfusi ke penerima. Apabila dalam darah ditemukan sesuatu maka pihak rumah sakit akan menghubungi donor secara pribadi.
Berawal dari Agustus 2016, terjalin jodoh baik antara Yayasan Buddha Tzu Chi Medan dengan Yayasan Perguruan Sutomo 1. Ini merupakan ketiga kalinya sekolah mendukung kegiatan bakti sosial donor darah dengan menyediakan sarana dan prasarana, bahkan membuat spanduk donor darah yang ditempelkan di depan sekolah.
“Kami senang diberi kesempatan untuk menyumbangkan walaupun hanya sekedar tempat dan memberikan brosur kepada murid-murid. Harapan kami, kerjasama ini bisa berkesinambungan dan suatu saat bisa belajar daur ulang atau mengunjungi depo daur ulang Tzu Chi,” ungkap Christina S. Tjukrono, SP selaku Kepala Sekolah PG-TK Sutomo 1.
Dokter memeriksa tekanan darah para donor.
Relawan menjelaskan clausal data-data yang terdapat dalam formulir yang harus diisi oleh pendonor.
Dalam berkegiatan, relawan Tzu Chi selalu mempraktikkan budaya humanis dalam segala tindak tanduknya. Demikian juga dengan donor darah kali ini. Gan en (bersyukur), Zun Zhong (menghormati), Ai (cinta kasih) yang diwujudkan dengan melayani setulus hati dan selalu tersenyum pada setiap orang. Para donor pun dapat merasakan suasana kehangatan dan kekeluargaan.
“Saya sangat senang donor darah di Tzu Chi karena pelaksanaannya teratur, orangnya juga ramah,” ujar Helen, Kepala SD Sutomo 1 yang telah mengikuti donor darah di Sekolah Sutomo 1 untuk kedua kalinya.
Supaya para donor merasa nyaman saat mendonorkan darah tanpa mengkhawatirkan anaknya, relawan menyediakan tempat penitipan anak dengan dijaga oleh beberapa relawan. Di sana anak-anak bisa memilih untuk belajar menggambar, mewarnai, bahasa isyarat dan lainnya.
“Begitu masuk saya terkejut karena suasananya berbeda dengan donor darah yang biasa saya datangi,” aku Agusrina yang telah 60 kali mendonorkan darahnya. Ibu Inah datang bersama cucu yang dititipkan di kids corner.
Agusrina (kiri) yang telah 60 kali mendonorkan
darahnya senang dengan adanya kids corner sehingga ia dapat dengan tenang mendonorkan darahnya.
Relawan yang bertugas di tempat penitipan anak mengajari anak-anak melipat dan mewarnai.
Sementara itu dari 271 pendaftar, diperoleh 238 kantong darah dengan rincian 58 kantong golongan darah A, 70 kantong B, 19 kantong AB dan 91 kantong darah O. Sedangkan ahli medis yang membantu terdiri dari 8 orang dokter dan 17 perawat.
“Tujuan kita melakukan donor darah hari ini adalah memfasilitasi orang baik yang punya niat mendonorkan darahnya untuk yang membutuhkan dan mengenalkan budaya humanis Tzu Chi kepada masyarakat,” ujar Budi Dharmawan sebagai koordinator umum untuk kegiatan hari ini. Budi Dharmawan juga menyampaikan banyak-banyak Gan En atau terima kasih kepada para pendonor yang telah menyumbangkan darahnya.
Bisa membantu sesama manusia adalah merupakan berkah. Mengutip kata perenungan Master Cheng Yen, Berkah adalah perasaan sukacita yang diperoleh dari bersumbangsih.
Editor: Khusnul Khotimah