Mempraktikkan Hati Buddha dan Tekad Guru dalam Berkegiatan

Jurnalis : Vinson Theodoric (Tzu Chi Medan), Fotografer : Vinson Theodoric, Kenji M. (Tzu Chi Medan)

Suasana pelatihan saat semua peserta mengikuti Xun Fa Xiang.

Tzu Chi Medan mengadakan pelatihan bagi sukarelawan yang baru bergabung ke dalam keluarga besar relawan Tzu Chi. Dengan pelatihan ini mereka dapat mengenal lebih dalam tentang visi dan misi Tzu Chi, sebagai pondasi untuk menyebarkan cinta kasih kepada masyarakat luas. Pelatihan ini biasanya diadakan empat kali dalam setahun, dan ini adalah pelatihan Abu Putih ke-4 yang dilaksanakan pada 22 September 2024 di Kantor Tzu Chi Medan, dan diikuti oleh 84 peserta, dengan 10 mentor dan 43 relawan sebagai panitia.

Pelatihan kali ini diawali dengan Xun Fa Xiang, mengajak relawan bersama-sama menghirup harumnya Dharma di pagi hari. Setelah itu memasuki materi yang dibawakan Januar berjudul Murid Idaman Master. Adapun kriteria murid idaman Master Cheng Yen yaitu yang pertama rendah hati dan mampu mengendalikan diri, bukannya beranggapan diri sendiri paling penting dan paling hebat. Kedua, mampu menjaga dan menyayangi diri sendiri dari segala perbuatan yang tidak baik, guna memupuk semerbak moral kebajikan diri sendiri. Ketiga, bebas dari cinta kasih individu dan kemelekatan, mampu memperlakukan setiap orang dengan pandangan setara.

Lalu keempat, lapang hati dan mampu mengendalikan emosi diri. Kelima, bersungguh hati dalam bekerja, tanpa berseteru dengan orang lain. Keenam, bertutur kata dan berperilaku sesuai dengan tata krama yang seharusnya. Ketujuh, memiliki pengetahuan dan moral kebajikan, serta tekad hati yang murni. Dan terakhir, berpegang pada prinsip pokok dan tidak berhitungan dalam urusan sepele.

Master Cheng Yen juga mengajarkan, bahwa semua relawan hendaknya membina dan melatih diri di Tzu Chi. Saat ada masalah, kita sebagai relawan harus ingat akan tekad awal sebelum masuk ke dalam barisan Tzu Chi.

Januar memaparkan tentang Murid Idaman Master Cheng Yen.

Juniaty (sedang memegang mic) menceritakan apa saja yang ia dapatkan pada saat menjalankan misi amal.

“Relawan yang mengikuti pelatihan Abu Putih ini saya harap bisa mempertahankan tekad awal mereka dan jika ketemu masalah di dalam membina diri, mereka sudah tahu apa yang akan dilakukaan untuk mengatasi masalah tersebut.” Ujar Januar.

Materi yang tak kalah penting yaitu Budaya Humanis atau Tata krama di Tzu Chi yang dibawakan oleh Jusni Lina. Disini relawan diajarkan cara memanggil relawan satu sama lain, juga tata krama saat makan.

Sementara talkshow kesan batin relawan di Misi Amal dibawakan oleh Widiyani sebagai moderator, juga Linda Juniaty, Lysandra dan Beby yang aktif di misi amal. Juniaty banyak mendapatkan ilmu karena turut dan langsung membantu meringankan penderitaan orang lain. “Saya juga belajar apa artinya bersyukur serta ketika saya melihat senyuman dan perubahan hidup penerima bantua Tzu Chi saya semakin bersemangat untuk terus melakukan dan menyebarkan cinta kasih ini ke masyarakat luas,” ucap Juniaty.

Julia Angelia banyak mendapatkan pelajaran berharga di pelatihan kali ini.

Julia Angelia (28) mengenal Tzu Chi melalui tanyangan drama kehidupan di DAAI TV. Kemudian ia mencari keberadaan Kantor Tzu Chi. Setelah menemukannya, kegiatan pertama kali yang ia ikuti adalah Tzu Ching Camp di Medan tahun 2022.

“Saya sangat tersentuh saat relawan Misi amal sharing akan kesan batin mereka selama menjalankan misi amal yang tidak membeda-bedakan, baik suku, agama dan ras. Apapun yang kita lakukan itu harus dimulai dengan hati dan tekad yang kuat karena kita di Tzu Chi ini sedang membina diri untuk menjadi Bodhisatwa. Harapan saya setelah mengikuti pelatihan ini bisa terus belajar untuk menjadi lebih bijaksana, melatih diri menjadi pribadi yang positif dan memiliki tekad untuk tetap berjalan di jalan Tzu Chi”, ujar Julia.

Adapun pada pengenalan tentang Tim Dokumentasi Tzu Chi, dijelaskan bahwa setiap misi dan kegiatan Tzu Chi harus didokumentasikan karena merupakan sejarah yang akan digunakan untuk generasi penerus. Karena itu diperlukan partisipasi relawan untuk menjadi mata dan telinga Master Cheng Yen yang bisa mencatat, dan merekam jejak cinta kasih Tzu Chi.

Suryati (seragam biru putih) menyampaikan kesan batin saat menjalankan misi kesehatan.

Lalu ada juga talkshow dengan relawan di misi kesehatan yang dibawakan oleh Widiyani sebagai moderator, Suryati, Dewi, dan dr. Heidy Tan dari TIMA Medan. Para relawan ini membagikan kisah perjalanan mereka saat menjalankan misi kesehatan. Suryati selalu merasa bahagia setelah selesai melakukan bakti sosial kesehatan, karena selalu mendapatkan energi positif dari banyak masyarakat yang terbantu.

Menjadi sosok bermanfaat bagi diri sendiri dan orang sekitar merupakan pembelajaran yang terus menerus dilakukan. Melalui pelatihan Abu Putih ini akan lahir cikal bakal relawan Tzu Chi yang siap meneruskan jejak cinta kasih ke lebih banyak tempat dan makhluk hidup lainnya.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan di Tzu Chi

Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan di Tzu Chi

06 April 2023

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih ke-2. Banyak materi yang sangat penting dan menarik dipaparkan pada pelatihan ini. 

Pelayanan Paliatif Meningkatkan Kualitas Hidup

Pelayanan Paliatif Meningkatkan Kualitas Hidup

21 Juni 2022

Melanjutkan tiga pelatihan sebelumnya, pelatihan paliatif yang keempat di Tzu Chi Hospital diadakan pada 17 Juni 2022. Pelatihan ini diikuti oleh 49 peserta yang terdiri dari relawan Tzu Chi dan perawat.

Benih Awal Tzu Chi Dari Kota Dumai Dan Pulau Rupat

Benih Awal Tzu Chi Dari Kota Dumai Dan Pulau Rupat

26 April 2021

Sebanyak 24 orang mengikuti pelatihan Relawan Abu Putih di Kantor Tzu Chi Pekanbaru, Minggu 18 April 2021. Tujuan pelatihan ini adalah agar para relawan lebih memahami filosofi dan semangat cinta kasih universal Tzu Chi.

Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -