Mempraktikkan Jalan Kebajikan dengan Tulus

Jurnalis : Joliana (He Qi Barat), Fotografer : Joliana (He Qi Barat)

24 Januari 2015, kegiatan menghirup harumnya Dharma (Xun Fa Xiang) dari jam 06.00-07.30 dihadiri oleh 15 orang  dengan Baruna SW sebagai kordinator acara.

Dalam ceramahnya setiap hari, Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi selalu mengimbau relawan untuk selalu mendengarkan dharma dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.  Seluruh relawan Tzu Chi di dunia pun serentak mendengarkan dan menjalankan imbauan beliau. Seperti di Indonesia, tepatnya di Kota Jakarta bagian barat. Relawan Tzu Chi Komunitas Duri Kosambi kerap melakukan kegiatan xun fa xiang.  Seperti misalnya Sabtu, 24 Januari 2015, kegiatan menghirup harumnya Dharma (Xun Fa Xiang) dari jam 06.00-07.30 dihadiri oleh 15 orang  dengan Baruna SW sebagai kordinator acara.

Dalam ceramahnya, Master Cheng Yen menceritakan sebuah kisah di jaman Buddha hidup. Dikisahkan pada jaman Buddha, ada seorang raja yang memerintahkan bawahannya untuk berburu rusa setiap hari agar dia dapat menyantap masakan daging rusa yang lezat. Sehingga kehidupan di dalam hutan dipenuhi rasa takut sehingga raja rusa yang mengetahui hal ini menghadap raja dan membuat kesepakatan dengan sang raja bahwa raja rusa setiap hari akan mengutus seekor rusa untuk datang mengantar nyawa ke dapur istana. Ini berlangsung beberapa lama. Walau setiap hari ada rusa yang mengantar nyawa, namun kehidupan di hutan menjadi lebih damai dan tenang. 

Namun suatu hari, tibalah giliran seekor rusa yang sedang hamil untuk menghadap. Ia memohon kepada raja rusa, untuk memberikan nya waktu hingga dia melahirkan bayi rusa yang ada dikandungannya. Karena tidak ada yang mau menggantikannya maka raja rusa memutuskan untuk menggantikannya mati lebih awal. Mempertahankan nyawa sehari berarti hidup sehari lebih lama.

Seusai mendengarkan ceramah, setiap peserta memberikan sharing mengenai apa yang ia rasakan setelah mendengarkan ceramah.

Sang raja mengetahui raja rusa yang datang merasa heran lalu raja rusa menjelaskan bahwa saat ini adalah giliran rusa yang sedang hamil dan meminta untuk menunda sampai dia melahirkan sementara rusa lain ingin hidup lebih lama sehari lagi. “Siapa yang tak ingin dapat hidup satu hari lebih lama ?”.  “Setiap mahluk berharap dapat memperpanjang masa hidupnya. Tidak ada satupun mahluk hidup yang bersedia mati lebih awal”. Pergumulan antara hidup dan mati adalah hal yang membawa banyak penderitaan. Raja sangat terharu mendengarnya lalu memerintahkan untuk tidak boleh membunuh,  semua orang harus melindungi semua hewan di hutan.

Setelah mendengarkan cerita yang telah dibabarkan dalam lentera kehidupan di Xun Fa Xiang kali ini.  Para hadirin sungguh merasakan manfaatnya. Seperti salah seorang relawan daur ulang Aping, berpendapat bahwa sangat baik untuk bervegetarian, selain welas asih hidup juga jadi lebih sehat, menjalankan sesuatu dengan tulus dan tidak ada kemelekatan. Demikian Meity, hal yang didapatkannya adalah, “Kita harus melakukan sesuatu jangan mengharapkan sesuatu, harus tulus dan iklas serta senantiasa bersyukur”.

Lain halnya dengan Hendra setelah mendengar cerita tentang raja rusa yang baik dan bijaksana, ia merasa ini merupakan contoh teladan sebagai seorang pemimpin yang rela berkorban untuk rakyatnya.

Mendengarkan cerita di atas, terkadang terbersit dalam pikiran bahwa kita yang terlahir di alam manusia sangat lah beruntung karena memiliki kesempatan untuk  mendengarkan dharma. Dimana dharma merupakan rem dalam kita bertindak, bertutur kata dan berpikir. Setiap saat kita keluar jalur segera kembali ke jalur yang benar. Bahkan kita sudah berbuat baikpun harus segera jangan melekat dan jangan diperhitungkan, yang bisa memunculkan sifat kesombongan noda batin. Sungguh sulit terlahir sebagai manusia karena itu kita harus menjaga hati, pikiran, ucapan dan perbuatan kita.

Ajaran Buddha sangat sederhana kita hanya perlu menghilangkan tiga racun batin berupa keserakahan, kebencian dan kebodohan dengan demikian kita tentu akan menemukan kembali sifat hakiki yang jernih.

~ Kata perenungan Master Cheng Yen ~


Artikel Terkait

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -