Memulai Langkah Pertama
Jurnalis : Sufenny (He Qi Utara 1), Fotografer : Alice, Sufenny (He Qi Utara 1)Sebanyak 96 peserta dan 51 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 mengikuti Training Abu Putih pertama pada Minggu, 4 Desember 2016.
Minggu, 4 Desember 2016 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 mengadakan Training Abu Putih pertama yang diikuti oleh 96 peserta dan 51 relawan yang membantu terlaksananya kegiatan. He Qi Utara 1 terbentuk pada awal Januari 2016 sehingga relawan fungsionalis mulai kembali belajar bersama dari awal. Yuli Natalia, Ketua He Qi Utara 1 berkata bahwa dalam hidup setiap orang pasti ada langkah pertama dan pelatihan kali ini pun merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh He Qi Utara 1. Yuli merasa senang karena dirinya dan relawan lainnya diberi kesempatan untuk kembali belajar. “Kita belajar dari lingkup keci sebagai pondasi awal sehingga jika ada kesalahan maupun kekurangan akan lebih mudah terlihat dan bisa diperbaiki. Harapan saya, kita bisa melakukannya dengan baik,” tutur Yuli.
Pada saat training, Mei Hui, relawan Tzu Chi sekaligus pengisi materi menayangkan sebuah video yang bercerita tentang celengan. Dalam video tersebut diceritakan bahwa banyak orang yang menyisihkan uangnya untuk dimasukkan ke dalam celengan yang terletak di satu meja kasir. Beberapa dari mereka yang memasukkan uang mengatakan bahwa tidak ada hal yang mendasari mengapa mereka memasukkan uangnya, “Lakukan saja,” tuturnya. Sebagian lagi mengatakan bahwa mereka tergerak untuk turut menyisihkan uang karena tak sampai hati ketika mengingat bagaimana susahnya ketika ada anggota keluarganya yang tengah sakit dan butuh pengobatan namun mereka kesulitan berobat.
Usai memasukkan donasi ke celengan, kasir mengatakan kepada para donatur bahwa ‘ada yang ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka’ sambil memperlihatkan tayangan video yang berisi orang-orang yang membutuhkan dana tersebut. Di sana lalu terlihat keharuan si pemberi dana. Melihat tayangan tersebut, sebagian peserta training juga ikut terharu dan menyeka air mata.
Relawan Komite berbagi pengalaman di kegiatan training.
Peserta training mendengarkan materi training dengan sesama.
Sesi lanjutan diisi oleh Hok Lay yang membawakan talk show tentang Misi Amal, Kebahagiaan dalam Memberi dan Berbagi. Di sesi tersebut ada Yessie, Lily Thang, dan Puspa yang berbagi tentang pengalaman mereka ketika mengunjungi ke penerima bantuan.
Dalam setiap kunjungan, relawan selalu memperhatikan kondisi penerima bantuan secara seksama seperti yang dilakukan Yessie yang bercerita mengenai satu penerima bantuan bernama Darman dan anaknya, Misba. Tak jarang dalam setiap kegiatan kunjungan, membuat waktu relawan tersita. Namun Yessie menuturkan bahwa sebagai relawan harus pintar juga mengatur waktu sehingga keluarga tidak mengeluh, “Jam 5 pagi berangkat ke sana tidak akan mengganggu waktu saya untuk suami dan anak-anak. Mereka malah mendukung karena merasakan perubahan baik di keluarga.”
Hal-hal kecil yang dilakukan relawan bahkan tidak jarang mendapatkan apresiasi dari mereka yang melihatnya secara langsung, seperti RW di lingkungan Darman yang terharu dengan apa yang dilakukan Yessie. “Ibu RW bilang kalau dia terharu dan ingin juga jadi relawan Tzu Chi,” tutur Yessie. Ia pun berpesan bahwa, “Saat kita memberi kesabaran kepada orang lain, kita belum tentu mendapat respect, oleh karena itu terhadap keluarga ataupun orang yang sudah kita kenal, kita harus dua kali lipat lebih sabar. Karena jika terhadap orang lain kita bisa bersabar, maka terhadap orang yang kita kasihi, harus bisa lebih bersabar lagi.”