Memulai Lembaran Baru

Jurnalis : Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Susanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

doc tzu chi

Param memulai hidup barunya dengan membersihkan diri di laut untuk menghilangkan dan melupakan masa lalunya yang buruk.

Masa lalu memang merupakan bagian dari kehidupan seseorang. Setiap orang memiliki masa lalu entah buruk maupun baik. Masa lalu yang buruk seringkali menghantui langkah seseorang untuk melangkah maju. Yang harus dilakukan ketika memiliki masa lalu yang buruk, berusahalah untuk memiliki semangat tinggi meraih kehidupan masa depan yang lebih baik, jangan sampai masa lalu yang buruk terulang kembali.

Sabtu, 22 April 2017, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun menjemput salah satu narapidana yang selama ini aktif mengikuti setiap pembinaan yang dilakukan oleh Tzu Chi. Narapidana yang bernama Yuddi dan akrab disapa dengan panggilan Param, akan bebas pada hari itu. Sebanyak enam relawan Tzu Chi ikut serta menjemput Param.

Jauh-jauh hari sebelumnya, Param sudah memberitahukan kepada relawan Tzu Chi tentang kebebasannya yang akan Ia peroleh sebentar lagi. Mendengar Param sudah mau dibebaskan, relawan Tzu Chi berinisiatif untuk menjemput Param. Setelah memenuhi syarat, Param pun melangkahkan kakinya keluar dari Rutan Karimun Kelas II B untuk memulai hidup baru dan menghirup udara bebas yang selama ini ia impikan.

Kehidupan barupun dimulai dengan membersihkan diri di laut untuk menghilangkan dan melupakan masa lalunya yang buruk. Para relawan Tzu Chi juga membawa Param ke Yayasan Buddha Tzu Chi kantor penghubung Tanjung Balai Karimun untuk memberikannya semangat. Para relawan Tzu Chi mengajak Param untuk berdoa dan memberikannya kue sebagai penyemangat untuknya. Saat berdoa, Param meneteskan air matanya. Ia lalu menyampaikan tekadnya untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi.

“Hati saya, niat saya ingin bergabung dengan Tzu Chi. Melihat pengorbanan para relawan Tzu Chi merangkul kami dan orang-orang susah itu membuat saya bertekad mau bergabung dengan Tzu Chi,” ujar Param.

Selesai mengurus semua persyaratan, Param pun dinyatakan bebas dari Rutan Karimun pada tanggal 22 April 2017.


Para Staf Rutan Karimun memberikan arahan kepada Param agar tak mengulangi kesalahannya lagi.

Air mata Param menetes lagi saat relawan mengantarkannya pulang ke rumah untuk bertemu keluarganya, khususnya sang ibu.  Walaupun berbuat salah dan membuat hati orangtua sakit, tiada orangtua di dunia ini yang membiarkan anaknya makin terpuruk saat anaknya kehilangan arah. Saat tiba di rumah, Ia pun menangis dan memohon ampun juga maaf terhadap ibundanya dengan membersihkan kaki orang tuanya dengan air dalam baskom dan merangkul ke dua kaki ibundanya dengan erat. Saat masuk ke dalam rumah pun Param masih menangis karena memberikan minum kepada ibunda tercintanya.

Seperti kata perenungan Master Cheng Yen yang mengatakan, “Hati manusia yang suci akan menciptakan dunia yang harmonis, aman dan tenteram karena segalanya akan teratasi dengan baik dan sempurna.” Dengan meresapi dan menjalankan kata perenungan ini maka dunia ini akan harmonis, aman dan tenteram. Sementara itu orang yang hanya menyesali apa yang terjadi tidak akan mampu bangkit untuk mencapai masa depan yang lebih baik. setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -