Memulai Pelestarian Lingkungan dari Diri Sendiri Sejak Dini

Jurnalis : Dora (Tzu Ching), Fotografer : Linawati, Yusniaty (He Qi Utara)

Kunjungan Tzu Chi School Depo

Siswi mendengarkan bimbingan para relawan dengan seksama. Mereka diajak untuk menghargai sumber daya sejak dini.

Menggunakan kedua tangan yang sedang bertepuk tangan untuk melakukan kegiatan daur ulang untuk menyelamatkan bumi ini.”

 Kata Perenungan Master Cheng Yen.

Master Cheng Yen selalu menghimbau kita, para murid-muridnya, untuk melakukan pelestarian lingkungan. Salah satunya adalah dengan melakukan pemilahan sampah untuk didaur ulang. Mengenggam setiap kesempatan untuk berbuat kebajikan, para relawan komunitas dari Hu Ai Pantai Indah Kapuk menjalin jodoh baik dengan Tzu Chi School Indonesia untuk bersama-sama menanamkan nilai-nilai cinta bumi dan lingkungan sejak dini kepada para siswa-siswinya.

Selama dua hari, pada tanggal 10 dan 11 Maret 2015, siswa-siswi Tzu Chi School berkesempatan menggarap ladang berkah dengan melakukan pelestarian lingkungan. Mereka didampingi oleh para guru beserta DAAI Mama (sebutan untuk relawan pendidikan) untuk melakukan kegiatan pelestarian lingkungan yang bertempat di Depo Daur Ulang Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Saat berada di depo, siswa-siswi disambut dan dibimbing oleh 27 relawan komunitas Hu Ai Pantai Indah Kapuk.

Kunjungan Tzu Chi School Depo

Sebelum pemilahan, para relawan menjelaskan mengenai jenis barang yang dapat didaur ulang kepada para siswa.

Kunjungan ini berawal dari jalinan jodoh baik antara relawan komunitas yang sekaligus berperan sebagai guru Budaya Humanis, Yuli Natalia dan guru  Tzu Chi School, Jennifer. Menurut Jennifer, kegiatan daur ulang ini merupakan salah satu misi terpenting Tzu Chi. Oleh karena itu, menurutnya, kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk mengajar siswa-siswi untuk belajar memelihara kebersihan sejak dini dan dimulai dari diri sendiri.

“Kita semua, relawan bukan cuma pergi ke depo lakukan pemilahan sampah aja ya. Kita juga harusnya dari diri sendiri sadar bisa melakukan sesuatu untuk bumi kita,” tambah Yuli Natalia.

Kunjungan Tzu Chi School Depo

Melalui contoh dari para relawan, siswa-siswi akan lebih mudah mengerti cara pemilahan barang daur ulang.

Untuk memudahkan siswa-siswi dalam pembelajaran dan pemilihan barang daur ulang maka kegiatan ini dibagi menjadi lima sesi yaitu sesi dismantling bottle, classifying plastic bags, cutting paper, watching the video, dan classifying iron aluminium cans. Setiap sesi didampingi oleh satu hingga empat relawan komunitas. Sekitar 200 siswa yang duduk di kelas 4 sekolah dasar Tzu Chi School diajak untuk belajar memilah serta menyusun “emas” (barang daur ulang) sesuai dengan kategorinya. DAAI Mama beserta guru-guru juga turut membantu dalam pemilahan ini.

Kunjungan Tzu Chi School Depo

Siswa-siswi diajak langsung mempraktikkan pemilahan barang daur ulang. Aoniya Colynn (tengah) mengatakan bahwa dia akan terus menggarap ladang berkah ini.

Jennifer mengaku akan mengajak lebih banyak siswa dari berbagai kelas untuk bersama menggarap ladang berkah ini.  Salah satu murid kelas P4 Grateful yang turut dalam kegiatan ini, Aoniya Colynn, mengungkapkan ketertarikannya dalam kegiatan ini terutama pada section dismantling bottle. Hal ini karena pada sesi tersebut ia dan teman-temannya dapat belajar bagaimana cara memisahkan material pada sebuah botol. Ia juga mengatakan bahwa semua barang daur ulang tersebut sangat bersih dan bagus, sehingga ia berharap dapat kembali lagi untuk menggali ladang berkah sebanyak-banyaknya. Para guru, siswa, dan relawan berharap kegiatan ini dapat diadakan secara rutin dan berkesinambungan.


Artikel Terkait

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -