Para peserta Pelatihan Abu Putih IV bergembira bersama menyambut pelatihan relawan Abu Putih terakhir. Momen ini juga menambah keakraban sesama peserta pelatihan.
Rangkaian Pelatihan Relawan Abu Putih ditutup dengan Pelatihan Abu Putih IV, komunitas He Qi Pusat melaksanakannya Minggu 13 Agustus 2023 di Guo Yi Ting, Tzu Chi Center. Pelatihan yang diikuti oleh 100 relawan dan 85 panitia itu mengambil tema Memupuk berkah dan kebijaksanaan.
Materi yang dihadirkan meliputi 10 Sila Tzu Chi yang dibawakan oleh Teddy, Misi Budaya Humanis oleh Marlina, Misi Kesehatan oleh dr. Linda, dan ditutup dengan Gema Cinta Kasih Tzu Chi oleh Johan Effendi.
Peserta menyimak materi yang dibawakan narasumber sebagai bekal kelak di lapangan. Mereka didampingi para mentor menerima materi pengajaran di pelatihan hari ini.
Menumbuhkan segala akar kebajikan, mempertahankan perbuatan baik dan mencegah kejahatan, itulah pentingnya peranan 10 sila Tzu Chi yang menjadi salah satu sistem dalam pelayanan cinta kasih Tzu Chi. Adapun 10 sila tersebut adalah: (1) tidak membunuh, (2) tidak mencuri, (3) tidak berbuat asusila, (4) tidak berbohong, (5) tidak minum minuman beralkohol, (6) tidak merokok, menggunakan alkohol dan makan buah pinang, (7) tidak berjudi dan berspekulasi, (8) berbakti kepada orang tua, menjaga sikap dan berkelakuan dalam berbicara, (9) mematuhi peraturan lalu lintas, serta (10) tidak berpolitik dan tidak ikut berdemonstrasi.
Teddy menuturkan bahwa dari 10 Sila tersebut, sesungguhnya Master Cheng Yen berharap setiap insan yang berjalan di Jalan Tzu Chi mematuhinya sehingga kebijaksanaan setiap relawan pun semakin bertambah. “Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, ‘Sila menjaga hati tidak mudah tergoda, konsentrasi menjaga ketenangan saat menghadapi bahaya, kebijaksanaan mampu menggerakkan hati untuk beradaptasi dengan keadaan’,” imbuh Teddy.
Teddy membawakan materi 10 sila Tzu Chi, menjelaskan apa saja 10 Sila dan peranan dalam relawan berkegiatan
Melalui Tekad, Kendala Mampu Terlewati
Pelatihan hari ini menginspirasi seluruh peserta, salah satunya Sukhayanto (33) yang merupakan relawan dari Cikarang. Ia bergabung dengan barisan relawan sejak tahun 2020 dan banyak mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan hingga donor darah. Semangatnya semakin bertambah setiap harinya. “Saya mengenal Tzu Chi dari kakak saya yang telah terlebih dahulu menjadi relawan. Saya senang dapat membantu sesama, saya akan terus menjadi barisan Tzu Chi,” tekad Anto, panggilan akrabnya.
Sukhayanto relawan Tzu Chi asal Cikarang, bertekad selalu membantu sesama di Jalan Tzu Chi.
Seperti Anto yang karena ada tekad, waktu dan jarak bukan menjadi kendala. Begitu juga Ria Ernawati relawan dari Bogor. Pukul 03.00 subuh, ia sudah naik kereta pertama dari Bogor untuk dapat mengikuti pelatihan hari ini.
“Saya menjadi relawan hanya berdasarkan tekad ingin membantu lebih banyak orang, saya bahagia dan nyaman,” ungkap Ria. “Tzu Chi kan organisasi kemanusiaan yang universal. Di sini tidak memandang suku, agama dan ras, itulah yang membuat saya semakin bersemangat dan yakin menjadi relawan Tzu Chi,” lanjutnya.
Ria pun merasa langsung bisa berbaur dengan seluruh relawan karena menerima bimbingan dan berbagai bantuan sehingga ia lebih mudah berkegiatan. Ia pun mengaku tak sabar menanti kegiatan-kegiatan yang ke depan akan banyak berlangsung. “Semoga nanti saya tidak hanya bisa membantu di kegitan donor darah, tapi juga mendapat kesempatan membantu di kegiatan lainnya terutama yang berhubungan dengan pemerhati kesehatan,” ujarnya senang.
Ria Ernawati relawan Tzu Chi asal Bogor, sejak pukul 3 pagi sudah naik kereta pertama agar tidak terlambat mengikuti pelatihan.
Mendengar tekad para relawan yang luar biasa semangat, Johan Effendi ketua He Qi Pusat menutup pelatihan itu dengan satu pesan: "Di dalam setiap kegiatan terkadang timbul kesalahpahaman, maka kita harus senantiasa berlatih diri, lapang dada, penuh keramahan dan sopan santun, sehingga bisa menghargai satu sama lain.”
Johan juga menambahkan bahwa, jangan sampai sedikit kesalahpahaman menghapus tekad masing-masing relawan untuk berbuat lebih banyak kebajikan dan membagi berkah. “Jadi semoga waktu kita di sini hari ini tidaklah sia-sia. Semoga semua materi yang disampaikan bisa menjadi bekal kelak ketika bersosialisasi di masyarakat,” tutupnya.
Editor: Metta Wulandari