Memupuk Berkah di Bulan 7 (Imlek)
Jurnalis : Meiliana, Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Hoon Tai Peng (Tzu Chi PekanBaru)
|
| ||
Pada sembahyang bulan tujuh dilakukan pembakaran kertas sembahyang secara besar-besaran dan menyajikan sajian yang berasal dari makhluk hidup seperti daging babi, ikan, dan ayam yang bahkan disajikan dalam wujud utuh. Semua pembakaran kertas dan sesajian ini dikirimkan untuk arwah para leluhur agar terbebas dari penderitaan. Kertas sembahyang diyakini bisa menjadi “alat tukar atau uang.” Apakah sungguh bisa menyelamatkan mereka dari alam penderitaan? Dalam ajaran Buddha, penderitaan yang dialami adalah buah dari karma buruk yang dilakukan pada kehidupan masa lampau. Dan untuk dapat mengurangi karma buruk tersebut dengan melakukan lebih banyak kebajikan. Kita bisa membantu menyelamatkan arwah leluhur di alam penderitaan dengan melakukan pelimpahan jasa (Melakukan kebajikan atas nama leluhur yang sering dikenal dengan istilah Pattidana atau Ullambana). Hal ini dilakukan untuk mendoakan leluhur dan sanak keluarga yang telah meninggal dunia agar terlahir di alam yang lebih bahagia.
Keterangan :
Masih ingatkah dengan kisah Maudgalyayana murid Buddha yang menyelamatkan ibunya?Maudgalyayana yang menggunakan kemampuan batinnya untuk melihat alam-alam lain selain alam manusia dan mendapati ibunya terlahir di alam Setan Kelaparan. Ibunya terlihat begitu kurus dan tanpa busana. Maudgalyayana berusaha menolong ibunya. Beliau mencoba memberikan makanan dan minuman namun segala pemberiannya justru menambah penderitaan ibunya. Akhirnya beliau menghadap Buddha dan menanyakan kegagalan yang dilakukan untuk menolong ibunya. Buddha menjelaskan bahwa bila akan menolong makhluk di alam menderita hendaknya orang melakukannya dengan cara pelimpahan jasa. Pelimpahan jasa adalah melakukan perbuatan baik atas nama orang yang telah meninggal. Atas saran Buddha, beliau kemudian memberikan persembahan jubah dan makanan kepada para Bhiksu Sangha atas nama ibunya. Dan setelah itu dengan kekuatan batinnya Maudgalyayana melihat ibunya sudah terlahir di alam yang lebih baik. Dalam upaya mengurai kekeliruan akan tradisi tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi Pekanbaru secara rutin mengadakan acara doa bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah, dengan sebuah hati yang bersih dan niat yang tulus menanamkan berkah bagi diri sendiri, seluruh dunia dan semua makhluk, merubah permohonan berwujud menjadi semerbak batin yang jernih. Menyebarkan cinta kasih kepada semua mahkluk dengan bervegetaris, bersama-sama menerapkan pelestarian lingkungan dengan tindakan nyata. Dan terus memberikan respon untuk ikut bervegetaris, serta mengubah dana untuk pembelian sesajen dan kertas sembahyang menjadi dana sumbangan amal yang akan memberikan manfaat tak terhingga bagi mereka yang membutuhkan. Kegiatan ini dihadiri oleh murid-murid kelas budi pekerti beserta orangtua dan tamu undangan. Kegiatan dibagi menjadi 2 sesi (sesi pertama jam 10.30 – 12.00 dan sesi kedua jam 13.30 – 16.00). Dalam kesempatan ini dipaparkan berbagai himbauan untuk tidak melakukan budaya membakar kertas sembahyang dan manfaat bervegetaris. Dana untuk pembakaran kertas dapat dialihkan untuk membantu orang lain dan melimpahkan jasa kebajikan tersebut buat leluhur. Mengembangkan cinta kasih kepada makhluk lain dan menyelamatkan bumi dengan pola hidup bervegetaris. Dan diakhir acara, peserta berkesempatan mencicipi makanan vegetarian yang lezat dari segi rasa dan gizinya. Semoga kita semua dapat tercerahkan dan kembali ke konsep kebenaran yang hakiki agar dapat membebaskan semua makhluk dari penderitaan dan karma buruk. |
| ||
Artikel Terkait
Berbagi Kasih Melalui Beras Cinta Kasih
02 Oktober 2014Di kota besar seperti Bandung saja jumlah warga kurang mampu masih terbilang banyak. Kekurangan yang dirasakan oleh warga kurang mampu ini yang menjadi perhatian Yayasan Buddha Tzu Chi. Maka, pada tanggal 28 September 2014, Tzu Chi Bandung membagikan beras cinta kasih bagi warga kurang mampu.