Para relawan menyanyikan lagu Imlek sembari maskot Dewa Rezeki membagikan permen-permen dan angpao kepada seluruh peserta acara.
Tahun Baru Imlek semakin dekat, suasana di Tanjung Balai Karimun juga semakin meriah. Lagu-lagu Imlek mulai terdengar, lampion-lampion merah mulai digantung. Sebagian besar masyarakat Tionghoa tampak sibuk bersih-bersih rumah. Begitu juga di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, para relawan, apapun latar belakang suku maupun agamanya, semua turut serta mempersiapkan Gathering Imlek dengan kompak.
Gathering Imlek yang diadakan pada Minggu, 28 Januari 2024 ini ditujukan kepada para penerima bantuan Tzu Chi yang merayakan Imlek. Jauh hari, relawan mengemas paket-paket Imlek yang berisi sembako, angpao, kue kering, permen, makanan ringan, minuman manis, dan huat kueh (kue kemakmuran). Semua komponen yang ada di dalam paket bantuan, penuh dengan filosofi Imlek.
“Yang disediakan dalam paket itu dengan pertimbangan agar bisa meringankan sekaligus sebagai doa untuk membawa kebaikan untuk gan en hu (penerima bantuan). Misalnya huat kueh, diharapkan tahun ini membawa kemakmuran, kemudian permen, diharapkan tahun ini terasa manis, penuh senyum,” jelas Netty, koordinator bidang amal Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.
Sebanyak 13 keluarga penerima bantuan dan 55 relawan hadir dalam Gathering Imlek ini. Lentera kehidupan sudah menjadi keharusan dalam tiap acara, wejangan dari Master Cheng Yen diharapkan dapat menjernihkan hati dan melepas risau dalam hati para hadirin. Siswa-siswi kelas budi pekerti Xiao Tai Yang mempersembahkan tarian Imlek yang penuh semangat. Tak lupa juga ada maskot Dewa Rezeki yang imut, membagikan permen dan angpao bagi tiap peserta acara.
Netty, relawan koordinator bidang amal berfoto bersama dengan siswa-siswi kelas budi pekerti Xiao Tai Yang yang akan menampilkan tarian Imlek.
Video kilas balik Tzu Chi Tanjung Balai Karimun tahun 2024 diputar, dilanjutkan dengan para relawan menyanyi lagu Imlek bersama-sama. Beberapa penerima bantuan juga diajak untuk sharing kesannya mengikuti acara ini. Setelah paket Imlek dibagikan, acara ditutup dengan doa dan foto bersama.
Dalam aula kantor yang dihiasi warna merah dan emas, suara tawa dan riuh rendah tak kunjung usai. Tiap senyuman yang terukir di wajah tampak begitu tulus, menggambarkan kebahagiaan mendalam, tak ada tanda menyesal sedikit pun menghadiri acara ini.
Berdamai dengan Keadaan, Membuka Pintu Hati
Ridho (19) seorang penerima bantuan Tzu Chi mengutarakan perasaannya tentang acara ini. Acara ini terasa begitu hangat, sepertinya berhasil mengisi kekosongan dalam hatinya. Ternyata ini kebersamaan yang dirasakan orang-orang ketika Imlek. “Sangat terasa kebersamaannya, saya jarang merasakan Imlek, baru hari inilah saya merasakan Imlek, dan pada tahun ini, angpao pertama saya dapatkan di sini (di Tzu Chi),” ucap Ridho.
Ridho berbagi kesan baiknya tentang Gathering Imlek dalam sesi sharing.
Jalinan jodoh Ridho dengan Tzu Chi berawal dari sang Ibu yang memperjuangkan agar anak-anaknya dapat mendapat pendidikan yang baik, namun faktor ekonomi menjadi penghalang. Tzu Chi membantu biaya pendidikan Ridho dan kakaknya sejak duduk di bangku sekolah dasar. “Tzu Chi juga pernah membantu pengobatan mama saya saat beliau ada batu ginjal, Tzu Chi membantu biaya operasi mama saya. Sampai saat ini Tzu Chi juga membantu keluarga saya sewa rumah,” lanjut Ridho.
Sebelumnya Ridho pernah menghadiri acara Tzu Chi, namun Ridho memilih untuk berdiam diri, merasa minder karena kondisi ekonomi keluarganya. Namun, semakin beranjak dewasa, Ridho menjadi pribadi yang berjiwa sosial tinggi, ia telah berdamai dengan keadaan. “Lama-lama saya menghilangkan rasa minder saya karena untuk (bersumbangsih) di bidang amal kenapa nggak, karna kita tidak tahu kapan kita akan pergi jadi saya menggenggam kesempatan kali ini untuk datang ke Tzu Chi.”
Gathering Imlek tahun ini menggetarkan hati Ridho, ia terdorong untuk mengikuti kegiatan-kegiatan Tzu Chi kedepannya sebagai relawan. Walaupun kini duduk di bangku kelas 3 SMA dan telah mendapatkan tawaran kerja di Tanjung Pinang, ia berharap dapat menggenggam kesempatan yang ada. Kelak apabila jalinan jodoh sudah matang, Ridho akan bergabung dengan Tzu Chi di Tanjung Pinang.
Gigih dan Ikhlas Menghadapi Tantangan
Edi Susanto (23) sebelumnya adalah penerima bantuan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Ayahnya menderita stroke sejak lama dan ibunya sudah tiada. Setiap pagi Edi memasak untuk sang ayah dan dirinya sendiri sebelum berangkat kerja. Edi bekerja dari pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Sepulang kerja, ia menyiapkan makan malam dan memandikan sang ayah. Setiap hari dilalui seperti itu tanpa mengeluh, bahkan di hari Minggu, Edi pun harus bekerja setengah hari, kadang juga sehari penuh.
Edi Susanto, menyapa dan mengucap salam kepada para peserta Gathering Imlek dalam sesi sharing.
Di tengah kesibukannya, Edi menyempatkan diri agar dapat mengikuti kegiatan ini. Walaupun bagi penerima bantuan yang tidak dapat hadir, paket Imlek akan tetap diantar ke rumah oleh relawan. “Sangat senang, apalagi diundang ini saya kira tidak bisa datang ternyata bisa, hanya saja tadi perlu menyelesaikan kerjaan di rumah,” jelas Edi sambil tersenyum lebar.
Harapan Baru untuk Tahun Baru
“Semoga bantuan yang kami berikan benar-benar bisa meringankan mereka (penerima bantuan). Senang melihat ada yang punya keinginan menjadi relawan, berarti kita ada di hati dan pikiran mereka, bahwa selama ini kita tidak putus asa dan tetap memperjuangkan mereka,” ucap Netty.
“Saya harap keadaan mereka bisa makin baik, tidak merasa rendah diri, dan kita dapat selalu memberikan saran yang tepat lalu mereka bisa melakukannya untuk memperbaiki kondisi mereka. Karena sebagian besar gan en hu kita tidak bersekolah, jadi tidak tahu cara mengelola uang dan hidup mereka. Jadi itu tujuan dari kunjungan kasih setiap bulan, tak hanya memberi bantuan barang, tetapi juga menunjukkan cara agar mereka bisa lepas (dari kemiskinan),” lanjut Netty, mengutarakan harapannya mengenai para penerima bantuan.
Para relawan menyerahkan paket kepada penerima bantuan sambil berpose ria dan foto bersama dengan latar dekorasi bernuansa Imlek.
Naga dalam mitologi Tiongkok memiliki serangkaian filosofi yang positif. Beberapa di antaranya adalah keberanian dan kegigihan. Siapapun pasti mengharapkan hidup yang bebas dari kesulitan dan masalah, namun itu mustahil. Semoga tahun Naga ini, kita diberkati dengan keberanian dan kegigihan dalam menerjang tantangan.
Editor: Khusnul Khotimah