Memupuk Kepedulian Terhadap Lingkungan Sejak Dini

Jurnalis : Clarissa Ruth, Fotografer : Clarissa Ruth

Murid-murid K3 (TK-B) Hope Academy mendengarkan materi tentang pelestarian lingkungan yang disampaikan oleh relawan Tzu Chi.

Saat ini, kondisi Bumi semakin mengkhawatirkan. Sampah plastik yang tidak terurai, pencemaran udara, pemanasan global, dan berkurangnya sumber daya alam menjadi tantangan besar bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Jika kita tidak mulai peduli dan bertindak, dampak buruknya akan semakin dirasakan oleh anak cucu kita. Oleh karena itu, menanamkan kepedulian terhadap lingkungan sejak usia dini menjadi langkah penting dalam menjaga Bumi agar tetap layak dihuni.

Salah satu cara untuk membangun kesadaran tersebut adalah melalui edukasi dan praktik langsung di lapangan. Inilah yang dilakukan oleh 46 orang murid-murid K3 (TK B) dari Hope Academy (Sekolah Pelita Harapan) pada tanggal 7 Maret 2025. Mereka mengunjungi Depo Pelestarian yang berada di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng untuk belajar lebih dalam tentang kepedulian terhadap lingkungan dan menerapkan konsep Rethink, Reduce, Reuse Repair, Recycle.

Dalam kunjungan ini, anak-anak mendapatkan penjelasan mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan bagaimana cara melakukannya. Meski masih berusia 5-6 tahun, mereka menunjukkan semangat dan antusiasme tinggi. Saat sesi tanya jawab, mereka dapat menjawab dengan benar dan menunjukkan pemahaman yang baik tentang cara menjaga lingkungan. Hal ini menjadi bukti bahwa anak-anak pada usia dini pun bisa memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi jika diberikan edukasi yang tepat. 

Selain memberikan penjelasan dan menonton video tentang lingkungan Tasih Aya Andryan juga memberikan pertanyaan kepada murid-murid Hope Academy dan dengan antusias mereka menjawab dengan jawaban yang benar. Aya juga menyiapkan hadiah kecil untuk mereka yang bisa jawab, yang juga berasal dari barang daur ulang.

Murid-murid yang berusia 5-6 tahun ini diajak langsung ke Depo Pelestarian Lingkungan di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng untuk praktik langsung memilih kertas, mereka sangat semangat.

“Kami jelaskan bagaimana cara melindungi Bumi, lalu mengenai global warming, supaya mereka mengerti dan ada rasa aware (takut) kalau tidak melakukan pelestarian Lingkungan,” kata Tasih Aya Andryan relawan Tzu Chi He Qi Barat 1, yang membawakan materi pelestarian lingkungan. Tak ketinggalan, ia juga menjelaskan efek negatif jika tidak peduli terhadap Bumi yang sudah semakin rusak dan cuaca yang semakin ekstrem. Meskipun membutuhkan kesabaran ekstra dalam mengajarkan hal tersebut, anak-anak tersebut sangat antusias untuk belajar dan mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan.

Selain mendengarkan materi, anak-anak juga mendapatkan kesempatan untuk praktik langsung. Mereka diajarkan bagaimana memilah sampah, terutama botol dan kertas. Dengan penuh semangat, mereka mencoba memilah sampah sesuai kategori yang telah diajarkan. Senyum dan kegembiraan terlihat di wajah mereka saat mereka melakukan kegiatan ini, menunjukkan bahwa belajar peduli lingkungan bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan.

Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan peduli lingkungan sejak dini kepada anak-anak. Sebelumya di sekolah mereka sudah mulai dikenalkan tentang pelestarian lingkungan dan juga diadakan beberapa aktifitas, seperti membuat prakarya dari sampah daur ulang, mereka juga sudah diajarkan untuk membawa botol minum dan tempat makan sendiri dan diajarkan untuk reuse pakaian atau barang yang masing bisa digunakan.

Mereka juga diajrkan cara memililah botol, memisahkan plastik kemasan dari botolnya lalu meremukkan botolnya, pengalaman ini membuat mereka senang.

Kathleen Cucio Peret guru yang berasal dari Filipina ini juga sangat semangat mempelajari reduce, reuse, recycle di Depo PL Cengkareng. Ini pengalaman pertama untuknya dan juga murid-murid dan ia yakin kegiatan ini akan membawa pengaruh baik untuk murid-murid TK-B Hope Academy (Seklah Pelita Harapan).

“Anak-anak memang lagi belajar tentang reduce, reuse, recycle, jadi sebenarnya ini sudah memasuki minggu-mingu terakhir pembelajaran. Jadi kami memilih untuk berkunjung ke depo pelesetarian lingkungan Tzu Chi, karena kami mau mereka melihat dan mendengarkan langsung sebenarnya lingkungan kita sekotor apa, dan agar mereka bisa menyaksikan juga kenyataannya banyak orang-orang yang peduli sama Bumi ini jadi bisa menjadi motivasi juga untuk mereka bisa melakukan hal itu juga. Mereka juga terlihat happy dan sangat excited mendapat ilmu yang baru,” Jelas Eunice Ariellathea guru K3 (TK-B) Hope Academy.

Harapannya, mereka tidak hanya memahami konsepnya, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Kepedulian terhadap lingkungan tidak cukup hanya dalam bentuk kata-kata, tetapi juga harus diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik, serta mendaur ulang barang yang masih bisa digunakan. 

“Kunjungan ke Depo Pelestarian Tzu Chi ini sangat membantu anak-anak, guru, dan saya pribadi untuk belajar dan lebih memahami cara menjaga lingkungan. Terlihat jelas bahwa mereka sangat menikmati kegiatan di depo ini, seperti memilah botol dan kertas. Kami berharap murid-murid dapat mempraktikkan aksi pelestarian lingkungan, terutama reduce, reuse, recycle, setelah mendapatkan banyak ilmu dari Tzu Chi, dan mereka bisa melakukannya baik di rumah maupun di sekolah," harap Kathleen Cucio Peret, guru K3 (TK-B) Hope Academy asal Filipina.

Sebagai koordinasi kegiatan Eunice Ariellathea mengaku dari kunjungan ke Depo PL Tzu Chi ini bisa memberikan semangat murid-murid untuk lebih menyanyi Bumi, dan lebih tahu tentang pelestarian lingkungan sejak dini.

Di akhir kegiatan 46 orang murid, 10 guru serta, relawan Tzu Chi berfoto bersama. Relawan berharap apa yang sudah dijelaskan kepada anak-anak bisa di praktikkan juga di sekolah dan di rumah. Sehingga semakin banyak lagi pelaku pelesatarian lingkungan sehingga Bumi kita kembali sehat.

Dengan adanya pengalaman langsung seperti ini, anak-anak akan lebih mudah memahami pentingnya menjaga lingkungan. Mereka diharapkan bisa menjadi agen perubahan kecil yang menularkan kebiasaan baik ini kepada teman-teman, keluarga, dan lingkungan sekitar mereka. Jika semakin banyak orang memiliki kepedulian yang sama, maka langkah kecil ini bisa memberikan dampak besar bagi Bumi yang lebih sehat dan lestari.

Melalui kegiatan seperti ini, kita bisa melihat bahwa menanamkan kesadaran lingkungan bisa dimulai dari usia berapa pun. Dengan bimbingan dan contoh yang baik dari orang dewasa, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang peduli terhadap alam dan lingkungan. Jika kita semua bergerak bersama, menjaga Bumi bukan lagi sekadar impian, tetapi sebuah kenyataan yang bisa kita wujudkan.

“Kami sangat berterima kasih sekali kepada Tzu Chi dan relawan-relawan yang sudah memberi kami kesempatan kami untuk berkunjungan dan mempelajari banyak hal tentang pelestarian lingkungan. Kami yakin murid-murid juga senang belajar hal baru dan membatu mereka lebih memperhatikan lingkungan. Untuk itu kami sangat bersyukur dan bahagia sekali,” ungkap Kathleen Cucio Peret dengan senyuman.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Menjalankan Misi Amal dan Pelestarian Lingkungan

Menjalankan Misi Amal dan Pelestarian Lingkungan

15 November 2013 Dalam kegiatan ini relawan akan membagikan celengan bambu kepada para penghuni yang ingin menabung kebajikan dan mengajak para penghuni berpatisipasi mengumpulkan barang daur ulang seperti  koran bekas,  botol platik/kaca,  kaleng minuman, dus bekas, dan lain-lain.
Lingkungan Kita, Tanggung Jawab Bersama

Lingkungan Kita, Tanggung Jawab Bersama

12 Februari 2019

Ada 74 ibu-ibu kader PKK dari 8 RW di Kelurahan Taman Sari yang berkumpul di Kantor Lurah, Jl. Mangga Besar IV. Mereka tengah mendengarkan relawan Tzu Chi He Qi Pusat bercerita mengenai pelestarian lingkungan. Antusias para ibu ini bisa dibilang sangat tinggi walaupun kondisi ruangan lumayan pengap.

Pelestarian Lingkungan: Konsistensi yang Menginspirasi

Pelestarian Lingkungan: Konsistensi yang Menginspirasi

26 Juni 2015
Keharmonisan juga terjalin antara relawan satu dengan yang lainnya. Para relawan juga senantiasa menyemangati satu sama lain agar tetap memegang teguh tekad untuk bersumbangsih.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -