Memupuk Kesadaran Melestarikan lingkungan

Jurnalis : Augustina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lukman (Tzu Chi Medan)

Alice, relawan Tzu Chi Medan memandu dan menjelaskan kepada siswa Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko tentang label yang berada di botol plastik yang harus dibuang karena tidak bisa di daur ulang.

Berawal  telepon seorang guru Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko bernama Anna kepada Lily, relawan Tzu Chi Medan yang menyatakan ingin melakukan kunjungan untuk mengenal lebih lanjut mengenai Tzu Chi dan Misi Pelestarian Lingkungan. Maka pada Minggu, 19 Februari 2017 Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko yang beralamat di jl. Sentosa Lama No. 21 C, Medan mengadakan kunjungan ke Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning Tzu Chi Medan. Tujuan dari kunjungan yang dilakukan sekolah dibawah naungan Ehipassiko Foundation ini untuk memberikan wawasan baru kepada murid-murid sekolah minggu terutama tentang lingkungan hidup dan bagaimana caranya menjaga bumi.

Lina Kosnen, relawan Tzu Chi Medan dengan ramah menyambut peserta kunjungan dari Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko. Kemudian Irwanto Chandra melanjutkannya dengan  memperkenalkan apa itu Tzu Chi, misi-misi Tzu Chi, dan juga Delapan Jejak Langkah Tzu Chi dimana pada poin ke-6 terdapat penjelasan tentang Misi Pelestarian Lingkungan. Murid-murid Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko sangat tenang dan serius mendengarkan penjelasan dan antusias saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Irwanto. 

Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning Tzu Chi Medan.

Saat Irwanto menjelaskan mengenai konsep 5R Pelestarian Lingkungan Tzu Chi (Rethink, Reduce, Reuse, Repair dan Recycle) salah satu murid Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko menunjuk tangan saat relawan menjelaskan tentang Reduce yang artinya mengurangi penggunaan barang yang sekali pakai langsung dibuang. "Saya membawa sapu tangan, karena waktu berkeringat kertas tissue hanya bisa pake sekali dan langsung dibuang sedangkan kalau sapu tangan bisa digunakan berkali-kali," ungkap Braven Lawrence.

Setelah mendengarkan penjelasan dari para relawan, kemudian murid-murid dibawa ke tempat daur ulang untuk mendengarkan pengarahan dari relawan Misi Pelestarian Lingkungan, Yen Pao mengenai barang apa saja yang bisa dan tidak bisa didaur ulang. Setelah itu, murid-murid Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko dibagi dalam 2 kelompok, ada yang dibagian botol plastik,  dimana botol-botol yang sudah dipilah akan dikempiskan dan kelompok kedua yaitu memilah kertas.

Xi Fu Chi adalah sebuah toko kecil, dimana barang-barang yang sudah dipilah dan masih layak dipakai, akan dijual di Xi Fu Chi , hal ini dijelaskan oleh relawan Pelestarian Lingkungan, Pik Ing. Ia juga menambahkan, motto pelestarian lingkungan yaitu mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, cinta kasih berubah menjadi aliran jernih, dan aliran jernih mengitari Bumi,” ungkapnya. Relawan Komite dari Hu Ai Medan Selatan, Agnes Jauhari juga menjelaskan kepada peserta kunjungan dari Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko. "Uang hasil penjualan barang daur ulang di Xi Fu Chi digunakan untuk membantu dana operasional  DAAI TV,  karena stasiun tv ini adalah sarana menyebarkan cinta kasih, sedangkan DAAI TV sendiri tidak memungut dana dari iklan," tandas Agnes.  

Valencia, salah satu siswa yang menjadi peserta kunjungan menjawab pertanyaan Irwanto mengenai pengertian Pelestarian lingkungan.

Murid-murid Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko belajar mengempiskan botol-botol plastik dengan cara diinjak.

Valencia, salah seorang murid Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko mengatakan kesan-kesannya setelah mengunjungi Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning Tzu Chi Medan. "Saya sangat senang berkunjung ke Depo Pelestarian Lingkungan ini dan saya merasa kasihan serta sedih waktu menonton video mengenai kelaparan yang melanda Afrika , saya bertekad makan sesuai dengan kebutuhan dan tidak membuang-buang makanan."

Anna, guru Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko mengatakan maksud dari kunjungan murid-muridnya. "Tujuan mengunjungi depo daur ulang Tzu Chi adalah agar anak-anak menyadari pelestarian lingkungan, jadi mereka dibawa supaya bisa melihat langsung. Kedepannya di dalam program sekolah minggu, juga akan diisi dengan program pengajaran dengan mengambil tema pelestarian lingkungan," ungkapnya,

Koordinator acara kunjungan Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko, Dinarwaty merasa sangat senang. "Hari ini anak-anak begitu serius belajar tentang pelestarian lingkungan dan belajar tentang pemilahan barang daur ulang. Semoga sepulangnya dari sini anak-anak dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Dinarwaty.

Siswa Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko yang sudah memilah kertas juga belajar cara mengikatnya dengan Suniya, Pengurus Pelestarian lingkungan Hu Ai Medan Selatan.

Kunjungan dari Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko ini juga mengingatkan murid-murid tentang bumi kita sudah tidak sehat, empat unsur alam sudah tidak selaras yang menyebabkan bencana semakin sering terjadi. Untuk itu sangat diharapkan setiap insan bisa lebih memperhatikan  dan menjaga lingkungan dengan menerapkan metode 5R didalam kehidupan sehari-hari. Bumi bukan hanya milik manusia tapi merupakan milik semua makhluk, untuk itu alangkah baiknya jika sejak dini anak-anak di didik untuk sadar melestarikan lingkungan.

Editor : Arimami Suryo A


Artikel Terkait

Memupuk Kesadaran Melestarikan lingkungan

Memupuk Kesadaran Melestarikan lingkungan

24 Februari 2017

Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko mengadakan kunjungan ke Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning Tzu Chi Medan pada Minggu, 19 Februari 2017. Kunjungan ini merupakan pembelajaran bagi siswa-siswa Sekolah Minggu Buddhis Ehipassiko tentang bagaimana melestarikan lingkungan dan menyelamatkan bumi.

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -