Minggu, 17 Oktober 2010, bertempat Aula RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan pelantikan relawan abu putih menjadi relawan biru putih. Dengan dilantiknya para relawan biru putih ini berarti tanggung jawab mereka semakin besar dalam mengamalkan visi dan misi Tzu Chi. Pelantikan relawan biru putih dihadiri kurang lebih sebesar 400 relawan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain dari Jakarta, Bandung, Medan serta yang paling jauh berasal dari Timur Indonesia, yaitu Papua sebanyak 19 orang relawan. Seluruh peserta dari berbagai kota dipisah dan disebar dalam tiap kelompok yang berbeda agar para relawan dapat saling mengenal dan mengakrabkan diri. Pemberian hormat kepada Master Cheng Yen— pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi – memulai acara hari itu. Para peserta mengucapkan janji 10 sila Tzu Chi, yatu tidak membunuh, mencuri, berbuat asusila, berbohong, minum minuman beralkohol, merokok, narkoba, pinang, berjudi (berspekulasi), mematuhi peraturan lalu lintas, berbakti kepada orang tua, dan menjaga sikap serta tidak berpolitik. Semua itu adalah sila Tzu Chi yang harus ditaati. Di harapkan dengan diucapkannya janji 10 sila Tzu Chi ini, para relawan lebih bisa menampilkan budaya humanis dan hati yang jernih serta menyayangi diri sendiri. Master Cheng Yen berkata, “Hati manusia yang suci dan jernih akan menciptakan dunia yang harmonis, aman dan tentram, karena segalanya dapat teratasi dengan baik dan sempurna.” Keterangan : - Meditasi berjalan atau pradaksina dilakukan untuk menenangkan diri para peserta sebelum memulai pelatihan. (kiri)
- Dengan bersemangat relawan melakukan gerakan isyarat tangan agar para relawan yang telah duduk selama setengah hari, dapat kembali bugar. (kanan)
Mewariskan Ajarang Jing Si Dalam pelantikan kali ini, para relawan biru putih mendapatkan banyak pencerahan dari para relawan senior di Tzu Chi, salah satunya adalah Lulu Shijie yang membawakan misi amal. Menurut Lulu, dalam menjalankan misi amal ada hal penting yang harus dimiliki oleh setiap insan Tzu Chi, yaitu ketulusan hati. Memasuki pembabaran ajaran Jing Si, Sudarno yang juga menjadi pembawa acara pelantikan ini menjelaskan tujuan sebenarnya alasan adanya Jing Si Books & Café. “Master Cheng Yen menginginkan adanya pewarisan ajaran agar para muridnya dapat terus mempelajarinya. Jing Si Books & Café juga dibuat sebagai sarana berkumpulnya para relawan Tzu Chi,” kata Sudarno. Multimedia yang mulai digunakan dalam pelatihan pun memenuhi ruangan tersebut. Diputarlah 2 video pelatihan dari 2 negara yang berbeda agar memantapkan konsep pelatihan yang dikembangkan. Pertama merupakan video pelatihan dari negara Taiwan yang berdasarkan ceramah-ceramah Master Cheng Yen. Selama 1 jam, duduk dengan tegak seperti lonceng, para relawan mendengar dengan cermat apa yang dikatakan oleh Master Cheng Yen. Video berikutnya berasal dari tim pelatihan yang dipimpin Suriadi dan dirampungkan oleh para relawan 3 in 1 He Qi Utara. Video ini menceritakan adanya seorang relawan baru yang belum tahu peraturan-peraturan di Tzu Chi, lalu dengan sabar para relawan senior membimbingnya. Yang dibahas dalam video ini adalah tata cara berpakaian dan tata cara makan. Hal ini dilakukan agar para relawan yang akan dilantik menjadi relawan biru putih dapat lebih berkomitmen dan membawa nama baik Tzu Chi, karena keindahan individu dapat membentuk keindahan kelompok. “One First Step”, itulah tema pelatihan yang dibawakan oleh Lim Ji Shou, relawan Tzu Chi asal Malaysia. Berkaca pada sejarah awal mula berdirinya yayasan dengan cinta kasih universal ini, Lim Ji Shou menerangkan bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi dimulai dari suatu langkah kecil Master Cheng Yen 44 tahun silam. Lim Ji Shou mengajak para relawan untuk membuat suatu langkah awal dalam perjalanan menjadi insan Tzu Chi yang berbudaya humanis dan berkomitmen. Keterangan : - Gerakan isyarat tangan yang dibawakan oleh relawan dari He Qi utara dan diikuti oleh para peserta pelatihan. (kiri).
- Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei menyematkan kartu relawan kepada peserta yang baru dilantik menjadi relawan biru putih. (kanan)
Komitmen di Jalan Tzu Chi Like Hermansyah, Ketua He Qi Utara, hadir dengan presentasi yang menarik tentang budaya kemanusiaan. Dalam menyebarluaskan cinta kasih universal, Tzu Chi memiliki media: cetak dan elektronik. Di media cetak terdapat buletin dan majalah Tzu Chi, sedangkan di elektronik hadir DAAI TV Indonesia. Like menerangkan bahwa dengan menonton DAAI TV, para relawan akan mendapat banyak manfaat yang baik. Like pun mengajak para relawan untuk menjadi “Sahabat DAAI” untuk membantu menunjang keberadaan stasiun TV ini. Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi, Sugianto Kusuma mengajak para relawan untuk memelihara dan turut menjaga kebersihan bangunan Aula Jing Si jika gedung tersebut sudah rampung pembangunannya. Memasuki sesi sharing, ada banyak relawan berbagai kota yang maju ke atas panggung dan bercerita banyak hal. Ada seorang Gan En Hu (penerima bantuan) yang hari itu juga dilantik menjadi relawan biru putih. Pelantikan dilakukan oleh Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan pemberian kartu identitas relawan dan hadiah berupa DVD Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak. “Saya senang sekali dapat berkomitmen di jalan Master Cheng Yen. Master Cheng Yen sangat menyentuh hati saya,” ujar Nadya Iva, salah satu relawan yang dilantik hari itu. |